Dark Side
.
.
.
.
.
Typo adalah keindahan yang haqiqi
.
.
.Tokyo, ibukota dari negara Jepang, sebuah kota yang menjadi pusat dari segala hal, seperti perdagangan atau hal penting lainnya ada termasuk pemerintahan negara itu sendiri.
"Aku bertaruh kau baru saja kalah main Pachinko"
Terlihat di sebuah jalan distrik Shinjuku, dua orang pemuda atau pria mungkin, tengah berjalan beriringan menuju rumah mereka ketika waktu menunjukan pukul 11 malam.
"Hari ini aku tak main Pachinko, Zura" Pria berambut perak itu menggeleng, tangan kanannya sibuk menggenggam kotak karton susu strawberry. Sedangkan itu si pelaku penanyaan terlihat kesal.
"Zura janai, Katsura da. Lalu kau habis darimana? Kenapa wajahmu terlihat masam?" Si pemilik nama Zu-Katsura mulai memberikan pertanyaan beruntun pada si rambut perak.
"Dari smile club"
'buk!'
"Ahk! Apa yang lakukan brengsek, kenapa tiba-tiba memukul kepala berhargaku? Kau mau membuat Gintoki yang pintar ini menjadi bodoh ha?" Si pemilik nama Gintoki mengusap kepalanya sayang, walau terlihat seperti banci, pukulan Katsura cukup keras hingga membuatnya takut jika otak jeniusnya tiba-tiba bergeser.
"Kau memang sudah bodoh, bodoh" Maki pria berambut panjang itu, ia sedikit kesal juga, dan kenapa ia jadi kesal? Ah lupakan saja. Beruntung Gintoki tidak sampai mabuk, kalau tidak ia yang pasti repot.
"Jangan mengajarkan kata bodoh dua kali, bodoh. Dan ngomong ngomong kau darimana Zura?"
"Zura janai, Katsura da" Gintoki tak peduli dengan protesan Katsura, jadi masa bodo.
"Aku baru saja selesai bekerja" Gintoki yang mendengar jawaban sahabatnya hanya bergumam asal, manik sewarna darahnya melirik penampilan Katsura yang sendari awal kurang ia perhatikan.
Katsura Kotarou, berumur 25 tahun, bekerja di pemerintahan bagian perdagangan luar negeri di usia muda. itu yang orang lihat dari teman semasa kecilnya, padahal pekerjaan aslinya bukan itu.
Gintoki menghela nafasnya pelan, ketika ia menatap kearah depan ia bisa melihat bangunan berlantai 2 yang di huni olehnya, juga beberapa orang lainnya.
°•••°
"Tadaima"
Tak ada sahutan, itu sudah biasa sebenarnya karna penghuni lain dari rumah ini biasa pulang paling larut dari keduanya.
"Okaeri" namun sepertinya pemikiran mereka salah karena orang itu sudah berada di rumah lebih awal, dan berada di dapur, di dapur.
Di dapur...
"Takasugiiii" Katsura panik, tentu saja. Siapa yang tak panik jika kau sendiri melihat tempat tercintamu terlihat berantakan, seperti kapal pecah.
Dengan botol plastik kecil yang tengah kosong, Yakult.
"Apa? Aku membuatkan kalian Nabe" Ujar pria berambut ungu gelap itu, memperlihatkan sepanci Nabe, dengan kuah Yakult.
Gintoki yang melihat itu mengernyit, lebih kearah jijik sebenarnya. "Kimochi warui", Takasugi sebenarnya mendengar apa yang di katakan Gintoki namun ia tak peduli.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dark Side
FanficTak pernah terbayangkan jika dunia yang terlihat damai ini ternyata menyimpan banyak misteri. termasuk bagaimana pembunuhan di setiap sudut kota Tokyo terjadi.