...

12 5 0
                                    

Jungkook

Banyak orang berkata bahwa Cinta pandangan pertama itu adalah khayalan. Sejujurnya aku pun belum pernah menemukannya. Karena para gadis hanya berniat pada uangku saja. Namun kali ini aku mengalaminya. Bak dalam Anime Movie Kimi no Na Wa, dimana lonceng akan berbunyi jika kau bertemu pasanganmu.

Dan benar saja ketika aku hendak kembali ke mobilku karena melupakan sesuatu, aku mendengarnya. Bunyi lonceng itu. Tepat ketika aku lewat didepan sebuah klub malam, seorang gadis yang berjalan berlawanan arah denganku sontak menabrakku. Seiring dengan itu aku langsung mendengar bunyi gemerincing yang membuatku reflek menangkapnya sebelum ia terjatuh.

Gadis itu menatapku dengan terkejut. Tampak dari matanya yang ngomong-ngomong sangat indah. Ia memiliki manik mata berwarna hitam legam yang sangat jarang dimiliki orang kebanyakan. So Gorgeous....

Bahkan aku dapat merasakan kondisi tubuh yang sehat dari pinggang rampingnya. Dia tidak kurus tapi juga tidak gemuk, sangat ideal dan sehat. Wajahnya tampak polos tanpa sentuhan make up apapun. Bibir merahnya yang kecil tampak kontras dengan warna kulitnya. Gadis ini sangat menarik

"ehk..." kesadarannya mengejutkanku. Jujur sebagian besar diriku menyesal melepaskannya. Meski aku tidak tau apa yang akan kulakukan jika melanjutkannya.

"maaf, aku tidak bermaksud apapun."

"tidak... ehk ehm... maksudku... terima kasih." Ujarnya yang tampak gugup, apa dia sakit? Atau mabuk?

"kau tidak apa-apa?" tanyaku yang khawatir.

"ya... sekali lagi maaf, dan terima kasih." ujar gadis itu. Dan sekali lagi aku jatuh dalam tatapan mautnya yang begitu menggoda. Rasanya ingin aku membawanya pulang dan kujadikan milikku.

Dia benar-benar menawan.

Setidaknya hingga sebuah dering ponsel yang mengganggu fokus kami yang langsung ditangkap olehnya. Ahh Damn it.

"maaf, aku harus pergi... ahh tidak, maksudku, terima kasih..." ujarnya sekali lagi lalu menghilang dari balik pintu. Aku memandang plang diatasnya dan merasa aneh untuk apa gadis itu masuk ke Klub malam? Tapi dia juga tidak tampak seperti gadis yang mencari mangsa. Ia hanya berpenampilan biasa, namun entah kenapa aku tidak dapat melupakannya.

Ahh sudahlah. Ohh aku hampir melupakan tujuan utamaku. Tapi akan kupastikan bertemu dengannya lagi. Pasti.

"hyung, bagaimana jika kita bertemu di JH Klub, aku yang traktir..."

Yuin

Aku dibawa pergi melaju ke sebuah mini market dan ia turun membelikanku sebotol minuman dan obat penangkal mabuk.

"masih pusing?" tanya Jungkook

"yah... sedikit."

"minumlah..." Jungkook memberi sebiji tablet penangkal mabuk yang langsung dikunyahku... argh masam...

"thanks..."

"jadi klub itu milik temanmu...?" tanyanya seraya menyambung cerita tadi

"ya... maaf karna aku tidak sopan tadi. Aku punya masalah... tadi..." ujarku mendadak merasa bersalah. Tentu saja aku sudah tidak sopan padanya, dia sudah menolongku 2kali.

"aku tau, sekarang kau punya masalah baru..." Sahut lelaki itu lalu tersenyum manis. Apa ini? apa karna kepalaku yang masih berat?

"maksudmu?"

"kau tahu... sepertinya kita ditakdirkan bertemu ketika kau hampir jatuh... ini kedua kalinya aku menangkapmu yang hampir jatuh... jadi rumahmu?" guyonnya sambil mulai menyetir. Itu benar, dia membuatku malu.

"oh setelah perhentian bus kedua belok kanan..." jawabku agar tidak terlalu tersipu dengan godaannya.

"kau orang yang pamrih ya..." komentarku. Tidak kau orang yang menawan, batinku. Jungkook tertawa, dan itu membuatku merasa aneh. He's so handsome... OMG... Apa artinya ini?

"katakanlah begitu... jadi setelah belok kanan?"

"Apartemen Ilichil... tapi maaf kalo masalah minum mungkin aku akan berhenti untuk beberapa hari..."

"tidak. Jangan minum. Bukan soal makanan juga." Ujar Jungkook sambil terus fokus pada mobilnya

"oke...? jadi, apa yang kau inginkan?" aku bertanya dan itu jadi seperti hal yang terdengar ambigu. Ia menghentikan mobilnya, lalu menatapku tajam. Tatapan seperti apa itu...

Aarrgghh aku tidak paham bahasa isyaratnya. Namun beberapa saat kemudian aku merasa ada sesuatu yang hangat menyentuh bibirku, dan berhembus diwajahku. Aku tidak tau bagaimana harus meresponnya, seluruh badanku kaku, aku bahkan tidak dapat berpikir normal sekarang.

Jantungku bergemuruh, berdetak tak karuan, kepalaku semakin berat sehingga ia dapat dengan mudah menarikku kedekapannya dan meraihku. Ciuman itu hanya sebentar dan amat singkat, namun ia tidak melepas tatapannya dariku lalu berbisik "kau..."

Dan sekali lagi dia dengan berani menarik tengkukku dan kembali menciumku. Ciumannya kali ini berbeda dari sebelumnya, lelaki itu menyentuhku lebih dekat, lebih agresif, lebih dalam dari sebelumnya, ditambah lagi aku begitu menikmati sentuhannya dan ikut memejamkan mata, menyesap bibir manisnya, dan tenggelam dalam godaannya.

Dia menarikku, mengunci tubuhku dengan memeluknya dan sebelah tangannya terus bermain ditengkukku dan memperdalam ciuman kami. Dengan perlahan tapi pasti aku merasa tangannya telah menjelajah ditubuhku yang terbungkus mantel yang diberinya.

Jika tadi aku berusaha melawan rasa berat dan pusing karna Rum yang keteguk, kini aku mencoba menikmatinya, ciuman itu terasa lebih memabukan daripada Rum tadi. Sungguh manis, sungguh nikmat dan... Oh My God! Stop!!

Sontak aku tersadar, dan tepat saat itu juga Jungkook melepas rangkulannya. Ia menatapku heran, aku merasa bersalah. Ehk tapi kenapa aku harus merasa bersalah.

"aku tidak bisa..." gumamku tanpa sadar. Argghh apa sih yang kulakukan. Aku telah merusak momen ini. apa yang terjadi padaku, apa aku merasa tidak nyaman dengan karena sudah punya kekasih?

Tunggu. Kenapa aku harus mengingat lelaki ba****an itu. Aku harus melupakannya bukan, tapi entah kenapa aku merasa lebih tidak nyaman padanya. Kenapa? Ahh aku tau, ini bukan perasaan sebenarnya, ini hanya emosi. Emosi yang kurasakan ketika aku putus cinta, tentu saja aku butuh tempat pelampiasan.

Tunggu, whatt??!! Aku menjadikannya tempat pelampiasan...??? tidak mungkin!

"baiklah... aku mengerti." Jawab Jungkook akhirnya.

"maafkan aku..."

"tidak... itu tidak perlu..." gumam Jungkook sambil membenarkan posisi mantelnya yang dipakaiku, aku tidak sadar sejak kapan bajuku terbuka.

"...aku akan menunggu" ujar Jungkook lagi

"tidak. Kau tidak mengerti... aku sudah..."

"Jika kita bertemu lagi" potongnya,

"aku janji... aku akan membuatmu melupakannya..."

Mini-StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang