SUAMI

18 2 0
                                    

Dia pemimpin dalam biduk rumah tangga. Dia yang kepala keluarga. Dia yang kucintai, yang kusebut dengan SUAMI. Tapi tahukan kalian? Dia tak menmcintaiku.

Dia menikahiku demi kebahagiaan anak-anaknya. Dia mengatakan semua itu dimalam pertama kami. Dia bahkan pergi meninggalkanku dan pergi menemui kekasihnya dimalam itu. Sungguh tragis memang nasibku. tapi tak apa selama ia berlaku baik padaku.

seiring berjalannya waktu aku mulai belajar untuk "menebalkan" perisai dihatiku. hampir setiap saat perkataan dan perbuatannya selalu menyakitkan hatiku.

Baginya aku hanyalah seorang penggoda. Itu yang ia tanamkan dalam benaknya. Aku tak tau dari mana ia memiliki pandangan itu terhadapku. Yang ku tau, di sangat mencintainya kekasihnya.

**********************

Malang tak dapat dihindari, sebagai seorang istri aku melayaninya dengan setulus hati, bahkan urusan ranjangpun aku penuhi meski selalu merasakan kepedihan. Setiap dia selesai menggauliku, dia akan pergi ke kamarnya. Yah, kami tak pernah tidur sekamar. Bahkan dia melarangku memasuki kamarnya. Hanya Mbok Jah yang sekali-kali memasuki kamarnya sekedar membersihkannya.

*********************

Aku tak ingin mengatakan bahwa ini merupakan kemalanganku yang lainnya, karena pada dasarnya aku bahagia. Walaupun mereka hadir bukan karena cinta kami berdua, setidaknya aku memiliki rasa cinta itu. Aku hamil, kembar. Sebagai seorang istri aku sangat berharap suamiku mau membuka hatinya sedikit saja untukku. Untuk anak kami. Nyatanya, belum sempat kabar kehamilanku utarakan padanya, pengusiran yang kudapatkan.

Sepulangnya dia dari luar kota, entah mengapa dia menghapiriku, merebut Belle yang saat itu sedang kutimang dalam pelukannku dan keadaannya sedang panas walaupun sudah kuberikan obat dari dokter. Suamiku mengusirku, menjatuhkan talak cerai padaku, disaat diriku tengah mengandung dara dagingnya. Aku hanya bisa meneteskan air mata meminta izin mengecup kening Belle, menenangkan Abang yang tanpa sengaja melihat perlakuan ayah mereka. Aku pergi dari rumah itu, dimalam yang sunyi tanpa membawa sepeserpun. Hanya baju dibadan yang ku bawa.

Mbok Jah sudah kuanggap sebagai orang tuaku, dia menyusulku dan mengatakan ingin menemaniku tanpa gaji sekalipun. Aku terhenyak, aku bersyukur masih ada yang memandangku sebagai manusia. Tak hanya Mbok Jah, Kang Maman supir pribadi yang dulu diperuntukkan suamiku untuk mengantar jemput aku dan anak -anak juga berkenan ikut denganku, alasannya dia mengganggapku seperti saudara perempuannya. Kang Maman berusia 3 tahun diatasku. Dia pria yang ulet dalam bekerja, jujur dan setia.

Berbekal tabungan dari kang Maman dan Mbok Jah, Kami memulai hidup baru kami di negara orang. Tak jauh dari Indonesia, tapi setidaknya aku bisa memulai menata kembali kehidupanku tanpa bayang - bayang ketakutan.

Negeri Kanguru inilah menjadi pilihanku, karena aku memiliki sedikit pengalaman kerja di negara ini. Berbekal dengan itu, sekarang aku sudah memiliki restoranku sendiri. Tidak mewah tetapi cukup ramai setiap harinya. Bahkan saat weekend sekalipun.

Yah aku seorang Chef. Aku seorang Ibu dari 4 orang anak.

Abraham Maxime, Anabelle Maxime, Alvaro Maxime dan Alvino MAxime.

Aku selalu berharap si kembar dapat bertemu dengan dia, pria yang kucintai segenap hatiku tak peduli dengan sikap kasarnya dulu, yang sampai saat ini masih kuharapkan menjadi SUAMIku. Alexandro Maxime.

RASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang