Bunda

50 4 0
                                    

Masih ku ingat dengan jelas saat pertama kali aku bertemu dengannya. Aku yang biasanya sangat sulit akrab dengan orang-orang baru, justru menjadi sangat friendly dengannya. Dia menghiburku disaat hatiku gundah gulana merana menanti kehadiran ayah di hari ulang tahunku.
Ayah sangat sibuk. Bahkan ia sering melewatkan hari-hari berharga keluarga karena kesibukannya. Aku tak masalah karena menurutku semua ayah lakukan untuk kami,keluarganya. Tapi entah mengapa aku saat itu ingin ayah ada bersamaku, merayakan ulang tahun ke 12 ku. Mungkin ini cara Tuhan mempertemukan kami.
Ya, akibat insiden itu, aku mengenalnya, dia baik, santun, ceria, pokoknya, bagiku dia the best lah.
Aku memanggilnya bunda walaupun dia bukan ibu kandungnya. Yap, ibuku telah  tiada saat melahirkan adik manisku Anabelle Maxime. Tentunya panggilan itu atas persetujuan nya dan ayah.
Ayah tak pernah menjalin hubungan khusus dengan bunda, karena ayah telah memiliki kekasih yang sangat menyebalkan. Aku menjuluki kekasih ayah itu dengan sebutan medusa.
Si medusa selalu mencuri perhatian ayah dari kami,anak-anaknya. Dalam segala kesempatan bahkan sekecil apapun itu.
**********

Aku ngambek, aku pengen terus bersama bunda, Ana pun sepertinya demikian. Ana selalu rewel setiap akan berpisah dengan bunda.

KAMI MENYAYANYIMU BUNDA....

Hingga akhirnya ayah mengambil langkah yang sangat mengejutkan. Betapa tidak, ayah tiba-tiba melamar bunda. Bunda menerimanya dengan kebahagiaan, aku? Jangan tanya lagi, sangat, sangat, sangat senang.
Dan akhirnya mereka menikah.
Sampai akhirnya aku harus melihat bunda dengan wajah sayunya harus pergi meninggalkan kami untuk tak tau kapan akan bersua kembali.
Hingga usiaku yang ke 24 tahun ini aku selalu merindukannya. Terhitung sudah 8 tahun bunda pergi. Aku selalu berdoa semoga bunda selalu dalam kebahagiaan. AMIN.

Aku selalu merindukanmu bunda.
Anakmu Abraham Maxime.




RASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang