05. My oppa

5 1 0
                                    


siang itu jalanan Bandung lumayan padat karena sekarang hari minggu dan cuacanya sejuk jadi banyak orang yang keluar jalan-jalan untuk menghabiskan weekend mereka.

Cleona melihat jalanan dari balik kaca mobil. "Bang kita mau kemana? Terus ini dimana?" Tanya Cleona bingung lantaran jalanan itu sangat asing baginya.

Tapi Rey tidak langsung merespon pertanyaan adiknya itu. Ia hanya melirik adiknya sekilas.

"Emang kamu gak tau jalan ini?" Tanya Rey datar dengan tetap fokus memperhatikan jalanan.

Cleona mendengus kesal. "Ya gak lah! Kalo aku tau ini mau kemana kan gak mungkin aku nanya." Jawab Cleona sebal.

Rey tersenyum sedikit dan bahkan hampir tidak terlihat. "Ternyata kamu gak inget sama jalanan ini ya." Ucap Rey miris dalam hati.

Keheningan merasuki mobil itu. Tidak ada satu pun dari mereka yang membuka suara untuk memulai percakapan.

Cleona merasa canggung dengan keheningan itu. Sebenarnya ia selalu bertanya-tanya apakah seperti ini hubungannya dengan Rey dari dulu. Ia selalu mencoba mengingat masa lalunya, tapi hasilnya nihil. Ia tidak bisa mengingat apapun selain saat ia bangun dan berada di rumah sakit dengan kepala diperban dan tidak mengenal siapa-siapa. Ia bahkan awalnya tidak mengenal kedua orang tuanya. Sekeras apapun Cleona mencoba mengingat, hanya ada rasa sakit kepala dan pusing yang mendatanginya.

Rey melirik adiknya sekilas. Ia bingung jika ingin membuka percakapan harus memulai dari mana. Rey sadar bahwa sifatnya mulai berubah sejak Cleona mulai masuk rumah sakit dan terserang penyakit amnesia. Ia berubah menjadi Rey yang dingin, ketus, tanpa ekspresi, dan menjadi pendiam. Tidak seperti Rey yang dulu. Rey yang hangat, ceria, selalu tertawa tiba-tiba hilang seperti ditelan bumi.

Sebenarnya sifat dinginnya itu hanya ingin ia tunjukan kepada kedua orang tuanya sebagai bentuk protes terhadap apa yang telah mereka lakukan kepada adik kesayangannya itu, tapi malah Cleona juga terkena imbasnya padahal ia tidak ingin seperti itu kepada Cleona.

***********

Akhirnya mereka sampai di tempat yang Rey tuju setelah memakan waktu 30 menit perjalanan. Mereka tiba di restoran Miss Bee Providore, tempat kesukaan Cleona dulu. Di tempat ini mereka sekeluarga menghabiskan weekendnya dulu.

 Di tempat ini mereka sekeluarga menghabiskan weekendnya dulu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cleona merasa tidak asing dengan tempat ini seolah-olah dulu ia sering datang ke tempat ini. Tapi ia tidak bisa mengingat apapun walaupun ia sudah berusaha keras untuk mengingatnya.

Tanpa Cleona sadari, sebenarnya Rey memperhatikan setiap gerak gerik Cleona. Rey berharap dengan membawanya ke tempat favorit Cleona dulu dapat membantu Cleona mendapatkan ingatannya kembali walaupun ia tidak tahu hasilnya apakah Cleona dapat ingat kembali atau tidak.

Saat memasuki resotan, Cleona berdecak kagum dengan interior tempat itu. Tanpa pikir panjang, Cleona langsung menuju ke tempat duduk dekat dengan jendela. Ia menyukai tempat duduk yang dekat dengan jendela itu karena dia bisa melihat-lihat pemandangan. Rey pun mengikutinya dari belakang tanpa berkomentar apapun.

"Wih gila. Bagus banget bang restorannya. Kok abang tau kalo di sini ada restoran yang bagus kayak gini?" tanya Cleona kagum.

"Tau lah. Ini juga kan dulu kesukaan kamu." Jawab Rey dalam hati.

"Selamat datang di Miss Bee Providore. Mau pesan apa?" Tanya seorang waitress ramah yang tiba-tiba menghampiri mereka.

"Fish Bites and Fries, Shroomwich, sama apple juice nya satu." Ucap Cleona menyebutkan pesanannya.

"Mas nya mau pesen apa?" tanya waitress itu kepada Rey.

"Pan Fried Dory Fish, House Mixed Salad, sama minumnya Bee's Affogato." Ucap Rey menyebutkan pesanannya.

Waitress itu pun menyebutkan ulang pesanan mereka agar tidak ada kesalahan. "Apa ada tambahan lagi." Tanyanya kepada Cleona dan Rey.

"Gak mba. Itu aja." Jawab Cleona.

"Baik ditunggu pesanannya ya." Ucap waitress itu dan pergi dari hadapan mereka.

Rey melihat sekeliling restoran. Sudah lama sekali ia tidak ke restoran ini. Tiba-tiba rahang Rey mengeras saat melihat satu sosok yang sangat tidak ingin ia lihat lagi. Matanya menatap orang itu dengan tatapan membunuh. Ia sangat membenci sosok itu karena telah melukai adik kesayangannya. Tangan Rey mengepal kuat di bawah meja saat melihat orang itu tersenyum ke arahnya. "Derric sialan!" Umpat Rey dalam hati.


                                                                        *******************

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 08, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AbicinateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang