Jangan sungkan meninggalkan jejak kalian^^
Selamat membaca!
***
Seungwan sedang berdiri di depan dua cangkir berisi bubuk coklat, menunggu air mendidih. Suara langkah kaki membuat wanita itu berbalik dan bertemu pandang dengan Jeonghan yang sedang mengeringkan rambutnya dengan handuk.
"Pake hair-dryer, biar cepet kering," komentar Seungwan lalu kembali fokus pada cangkir kosong di depannya.
"Males. Lagi bikin apa?" Jeonghan mengistirahatkan kepalanya di bahu Seungwan sementara tangannya bermain dengan tangan Seungwan yang ada di atas meja.
"Katanya mau coklat panas?"
"Hmm," Jeonghan hanya menggumam.
"Mau cemilan juga nggak?" pertanyaan Seungwan di jawab dengan gelengan.
Seungwan menatap wajah Jeonghan dari samping, pria itu sedang menutup matanya.
"Kenapa?" tanya Seungwan.
Jeonghan membuka matanya, menatap Seungwan dengan tatapan yang sulit diartikan. Lalu tiba-tiba mengecup lembut ujung hidung Seungwan dan berjalan menjauh.
"Kenapa sih?" tanya Seungwan sekali lagi.
"Cepetan ya bikinnya, aku di ruang tengah," bukannya menjawab Jeonghan malah pergi begitu saja. Seungwan menghela nafas, jelas ada yang salah dengan Jeonghan.
Jeonghan duduk di sofa menghadap televisi, tidak jelas apa yang sedang ditontonnya, pria itu hanya mengganti-ganti channel.
"Kenapa sih diganti-ganti terus?" tanya Seungwan sambil meletakkan coklat panas mereka di atas meja.
Melempar remote televisi sembarangan, Jeonghan meminta Seungwan untuk mendekat, "Sini," panggilnya seraya membuka lengannya.
Seungwan masuk dalam pelukan Jeonghan, kepalanya bersandar pada dada pria itu.
"Kakak sadar kan, laki-laki tadi natap kakak," ujarnya.
"Laki-laki? Yang mana?" pikir Seungwan. "Emang Jeonghan tadi ketemu si-- ah, ayah Yerim?"
"Mau nggak sadar juga tadi deket banget, nggak mungkin enggak," jawab Seungwan.
"Kenal?"
"Nggak, baru sore tadi ketemu. Dia papanya Yerim, anak baru yang aku bilang."
"Dia bikin kakak nggak nyaman?"
"Enggak, Han. Biasa aja kok. Lagipula ntar aku sering ketemu dia, makin lama ntar juga makin biasa. Mungkin tadi dia heran kenapa bisa ada orang se-cantik aku," Seungwan mendongak dan menunjukkan senyum manisnya pada Jeonghan.
Jeonghan tertawa kecil lalu mengeratkan pelukannya pada tubuh Seungwan, "Nggak akan aku lepas."
Kalimat itu mungkin sederhana, tapi begitu bermakna bagi Seungwan.
"Nggak mau di lepas," balas Seungwan sambil mendekatkan dirinya pada sang suami.
***
"Kak? Udahan belum? Kak Irene juga udah kelar ini!" Jeonghan berteriak memanggil Seungwan dari ruang tamu.
"Iya, sayang! Sabar dong, bentar," balas Seungwan yang sepertinya masih ada di kamar mereka.
"Kalo ada maunya aja pake 'sayang', dih," Jeonghan mencebik.
"Ngerepotin kan jadinya aku, jadi buru-buru kalian," ujar Irene tak enak pada Jeonghan.
KAMU SEDANG MEMBACA
FATE (MYG X SSW)
FanficYoongi berhenti mempercayai takdir saat takdir tak pernah berhenti bermain-main dengannya.