03

100 47 38
                                    

Kini hari sudah beranjak sore. Keyla sudah berada di rumah. Seperti biasa, ia di suruh masak untuk makan malam karena pembantunya sedang cuti selama satu minggu. Kini sudah hari ke tiga pembantunya cuti.

Tubuh Keyla sebenarnya sudah tidak kuat lagi. Ia merasa lelah. Pasalnya tadi di sekolah ia olahraga lari keliling lapangan 5 kali, belum lagi hari ini ia piket di sekolah dan ada ulangan harian matematika. Padahal ia berharap saat sudah di rumah ia akan langsung tidur. Namun harapanya pupus karena ulah ibu tirinya.

"KEYLA UDAH SELESAI BELUM MASAKNYA?" Tanya ibunya sambil teriak dari ruang TV.

"Bentar lagi Ma, tinggal di tata di meja" Jawab Keyla.

"Cepet natanya, nanti keburu Ayah pulang"

"Iya Ma"

Keyla pun cepat-cepat menata makananya. Ia takut di marahi lagi oleh Ibu tirinya.

Setelah selesai, ia melangkah dengan lemah menaiki tangga menuju kamarnya yang berada di lantai dua. Keyla merasa sangat lelah hari ini. Lelah fisiknya dan lelah pikirannya.

Keyla berjalan dengan memegang erat besi tangga, agar dirinya tidak jatuh dan limbung ke bawah.

Sesampainya di dalam kamar, Keyla langsung mandi dan melaksanakan sholat maghrib.

"Key udah selesai belum solatnya?" Tanya sang Ayah sambil mengetuk pintu kamar Keyla.

"Iya sudah Yah."

"Ayo cepat makan, Ayah udah laper."

"Iya Yah. Ayah turun dulu, nanti aku nyusul."

"Yaudah Ayah ke bawah dulu ya."

"Iya Yah."

5 menit kemudian Keyla turun ke bawah.

"Selamat malam Ayah."

"Malam anak Ayah. Kok cuma Ayah aja yang di sapa? Mama sama kak Maura ngga di sapa?"

"Selamat malam Ma, kak Maura." Sapa Keyla ogah-ogahan.

"Malam anak Mama." Jawab sang Mama sambil menampilkan senyum palsunya.

"Malam adikku."

"Sekarang kita makan, Ayah udah laper banget nih."

Mereka semua pun makan dalam diam. Keyla memakan makanannya dengan cepat. Ia tak mau berdekatan terlalu lama dengan ibu tirinya.

"Yah Key udah selesai. Key mau pamit ke kamar."

"Iya nak, good night."

"Good night too Ayah."

Tak terasa hari berganti. Tetapi Keyla masih bergelung dengan selimut tebalnya.

Ia tak kuat untuk berdiri. Fisiknya drop. Kepalanya pening. Rasanya ia ingin tidur seharian.

"Keyla bangun nak." Ucap Ayah Keyla sambil mengetuk pintu.

Tak ada jawaban dari Keyla.

"Key ayo bangun nak, udah siang."

Tak ada jawaban lagi, akhirnya ia membuka pintu kamar Keyla.

Betapa terkejutnya ia mendapati badan keyla yang menggigil sambil merintih.

Ia langsung menelpon dokter pribadinya.

Tak lama kemudian dokter pribadinya datang dan memeriksanya.

"Gimana keadaan anak saya dok?" Tanya sang ayah.

"Keyla hanya kelelahan, ia harus istirahat tidak boleh melakukan aktivitas apapun." Jelas sang dokter.

"Dan jangan lupa di jaga anaknya jangan sampai drop lagi dan ini resep yang harus di tebus."

"Baik dok, terima kasih."

"Tidak usah terima kasih, ini sudah menjadi pekerjaan saya."

Setelah dokter tersebut pamit pulang. Ayah keyla menyuapi keyla. Awalnya keyla tidak mau makan, tapi karena bujukan sang ayah, Keyla pun mau makan walaupun hanya sedikit.

"Key ayo minum obat dulu."

"Ngga mau Ayah, obatnya pahit."

"Iya obat memang pahit, tapi kamu mau sembuh apa ngga?"

"Mau Ayah, tapi..." keluh keyla tetapi terpotong oleh ucapan Ayah.

"Ayo cepet key, Ayah mau berangkat kerja, ini udah siang."

"Yaudah deh."

"Nah gitu dong."

Setelah itu, keyla tertidur. Ayah keyla menyelimuti tubuh keyla dengan selimut tebalnya.

"Cepet sembuh ya nak."

"Ayah pamit ya." Ucap sang ayah sambil mencium kening Keyla.

***

"Heh anak manja bangun, gitu aja kok sakit." Bentak ibu tiri Keyla.

Keyla tetap tiduran. Jujur badannya masih lemas. Ia masih ingin istirahat.

"Heh sana bersihkan rumah, jangan jadi anak yang malas-malasan yah
Ayo bangun." Ibu tirnya terus menarik-narik baju keyla.

Akhirnya keyla bangun.

"Ma key masih lemas. Nanti aja ya."

"Ngga ada kata nanti-nanti. Pokoknya SEKARANG." perintah ibu tiri keyla sambil menekan kata sekarang.

"Iya ma."

Keyla turun dari ranjang empuknya dan melepas selimut tebalnya. Ia masuk ke kamar mandi untuk mencuci mukanya.

"Bunda key lelah. Aku rindu Bunda." Keyla berucap sambil menatap cermin di kamar mandi.

Setelah itu, ia turun ke bawah dan membersihkan rumah.

***

Tak terasa hari sudah mulai petang. Keyla sudah selesai membersihkan rumah dan memasak. Ia langsung tidur. Untungnya tadi badannya tidak drop.

Ibu tirinya dari tadi hanya menyuruh-nyuruh Keyla sambil menonton tv.

****

Bagaimana? Kejam kan ibu tirinya?

Jangan lupa votment ya:)
Salam dari penulis amatir

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 21, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang