2

30 6 5
                                    

Jungkook akhirnya bisa bernapas lega. Ia berhasil sampai di pintu kelasnya sebelum bel pelajaran biologi berbunyi. Ia tersenyum lebar karena sudah mendapatkan apa yang ia cari. Seseorang menepuk pundaknya dari belakang, "Bagaimana? Kau sudah mendapatkannya?"

Jungkook tidak menjawab, ia hanya mengayunkan buku berwarna hijau itu kepada Jimin seraya tersenyum angkuh.

"Ah, syukurlah. Aku pikir kau akan habis di tangan Ra Im Ssaem."

"Bukannya kau senang kalau aku di hukum?" cecar Jungkook sembari berjalan ke kursinya.

"Tentu saja! Aku tadi hanya pura-pura khawatir padamu. Padahal aku sudah berekspektasi tinggi. Hukuman apa yang akan diberikannya padamu." Jimin tertawa keras hingga kedua matanya sudah tidak terlihat lagi.

"Sialan!" Jungkook memukul kepala Jimin dengan buku hijau yang masih ada ditangannya.

"Aw..." Jimin meringis pelan kemudian melangkah menjauhi Jungkook. Sebelum duduk di kursinya yang ada di sebelah kanan Jungkook, Jimin penasaran akan sesuatu, "Keureonde, kau mendapatkannya dari mana?"

"Aku meminjamnya dari kelas sebelah."

"Nugu-ya?"

"Kau tak mengenalnya......"

"Kalau aku tidak kenal, mengapa kau bisa mengenalnya?"

"Hhhhhh........Ya...Jimin-ah! Memangnya semua orang yang aku kenal harus kau kenal juga?" Jungkook hampir saja memukulnya lagi, tapi ia langsung berhenti ketika mendengar suara bel berbunyi. Jimin tertawa pelan sambil memasang wajah konyolnya pada Jungkook.

Tak lama kemudian Ra Im Ssaem pun memasuki kelas. Aura kelas perlahan berubah menjadi mencekam. Tidak ada satu murid pun yang berani berbuat ulah saat pelajarannya berlangsung. Untuk sekedar bersuara saja mereka sudah takut.

Setelah mengumpulkan tugas biologi-nya, perlahan Jungkook membuka buku biologi berwana hijau itu. Ia melihat warna-warni stabilo banyak menghiasi bagian-bagian penting di dalam buku. Ada segurat senyum terukir di wajah Jungkook. "Ternyata wanita itu rajin juga," batinnya.

Selang beberapa menit ia hampir tertawa keras setelah melihat sebuah gambar yang terselip di dalam buku itu. Jungkook sontak menutup mulut agar suara tawanya tidak keluar. Setelah ia mampu mengontrol tawanya, ia mulai memerhatikan gambar itu. Seraya sesekali mencuri pandang ke Ra Im Ssaem agar tidak memergokinya. Jungkook malas sekali kalau harus berurusan dengannya.

"Hmm....," Jungkook bergumam pelan.

"Sepertinya ini gambar Ra Im Ssaem, yah... walaupun tidak mirip." Jungkook menahan tawanya kembali. Matanya mulai membandingkan gambar di kertas itu dengan sosok yang ada di depan kelasnya itu. Ra Im Ssaem, sebenarnya cukup cantik untuk ukuran seorang guru yang umurnya sudah hampir menginjak kepala empat. Tapi, semuanya seakan tertutupi oleh sikapnya yang selalu serius dan terkenal kejam dalam memberikan hukuman. 

Yura menggambar Ra Im Ssaem dengan asal. Hal itu terlihat jelas dengan wajah dan badan yang tidak proporsional. Matanya juga digambarkan dengan sangat besar. Jungkook langsung membayangkan ketika Ssaem-nya itu marah, matanya seolah-olah akan melompat keluar dari tempatnya. Di dalam gambar juga terdapat dua tanduk dan dua taring menghiasi wajah Ra Im Ssaem. Lelaki itu sulit berhenti tersenyum melihat gambar yang ada di hadapannya itu. Ia menutupi mulutnya di balik buku biologi. Biasanya, Jungkook melewati pelajaran biologi ini dengan rasa bosan. Tapi, kali ini rasanya ia terhibur sekali karena gambar itu. 

***

Udara air asin yang sejuk timbul saat Yura mengipas-ngipaskan bagian depan pakaian olahraganya. Hari ini dia banyak mengeluarkan keringat. Yura kemudian memejamkan matanya. Membiarkan sinar matahari yang menerobos celah-celah kecil pohon rindang menyentuh kulit wajahnya. Rerumputan tebal dan hijau di hadapannya sudah menutupi kedua kakiknya. Ia menikmati saat-saat seperti ini. Tenaganya sudah terkuras habis akibat main volly saat jam olahraga tadi. Ia sengaja duduk sedikit jauh dari lapangan untuk mengistirahtkan badannya.

A WAY BACK INTO LOVE (Kim Taehyung X Jeon Jungkook)Where stories live. Discover now