2. Gibran Abiyaksa Wirasastra

641 109 15
                                    

Setelah makan malam, seluruh penghuni rumah keluarga Wirasastra kembali ke kamar masing-masing. Termasuk ketiga anaknya. Pinkan balik ke kamar barunya yang ada di lantai dua, diikuti sama Awsta yang kamarnya sebelahan sama dia. Gibran juga balik ke kamarnya, tapi abis itu dia balik lagi. Ternyata dia ke kamar nya buat ngambil wudhu di kamar mandi dalam, abis itu dia jalan ke mushola rumahnya.

Juno dan Johan yang lagi mesraan di ruang tv terharu liat anak bungsunya yang kelewat soleh.

"Adek mau solat?"

"Iya yah, bun. Adek mau solat isya dulu,"

"Yauda yuk yah kita matiin aja tv nya, ntar ganggu adek solat," kata Johan.

"Gausah bun, buna sama ayah nonton tv aja. Adek solat gak keganggu kok," kata Gibran sambil senyum ke orang tuanya. Adem banget.

"Habis solat, belajar lagi ya kalo ngantuk tidur aja jangan main hp ya," kata Juno.

"Siap ayah,"

Juno dan Johan tetep merhatiin anaknya yang mulai solat di mushola yang tidak terlalu jauh dari ruang keluarga.

"Alhamdulilah, ya bun"

"Iya yah,"

"Coba Pinkan sama Awsta kaya Gibran ya, rada alim gitu"

"Iya ya yah, terkontaminasi ajaran Raka jadi gitu mereka"













































Sesuai kata ayahnya, habis solat dia langsung masuk kamarnya lagi. Kamar baru, yang sekarang sudah agak luas dibanding dulu. Dia ambil buku yang mau dipelajarin. Ya walaupun kata ayahnya dia bakal pindah ke sekolah yang baru yang lebih deket ke rumahnya yang sekarang, tetep aja dia harus belajar supaya bisa menyesuaikan diri nantinya.

Gibran mulai duduk di kursi belajarnya dan mulai belajar. Per bab materi dia pelajari sampai mengerti. Selagi asiknya belajar, Johan-- bunanya datang. Samperin anak bungsunya.

"Eh, buna"

"Buna ganggu gak?" Kata Johan sambil nongolin kepalanya dari pintu yang dia buka dikit.

"Engga buna masuk aja,"

Pas udah diizinin masuk, Johan masuk dan mulai duduk di pinggir kasur. Merhatiin anaknya yang lagi belajar.

"Buna,"

"Iya sayang? Kenapa?"

Gibran balikin kursinya jadi ngadep bunanya.

"Loh, kamu lanjutin belajar nya nak. Buna cuma pengen liat kamu. Eh?"

Johan kaget. Tiba-tiba aja, anak bungsunya ini duduk samping dia dan meluk pinggangnya. Dan lebih kagetnya lagi, Gibran nangis.

"Adek kok nangis? Kenapa sayang?"

"Hiks~ buna jangan pergi~ hiks"

"Loh buna emang mau kemana? Buna kan disini sama adek," Johan ngelus rambut putranya. Dia langsung inget suaminya yang lagi mode manja suka kaya gini. Nangis gamau ditinggal. Emang turunan.

"Semalem, adek mimpi buna meninggal. Ninggalin ayah, kak Pinkan, kak Awsta, sama adek, hiks~"

"Hey hey adek gak baca doa dulu pasti nih. Sini coba liat buna"

Gibran dongakin kepalanya. Keliatan wajahnya basah sama air mata dia. Masih sesenggukan, dia liatin bunanya.

"Lucu banget kamu sayang, mirip ayah. Udahan nangis nya ya. Itukan cuma mimpinya adek, sekarang kan nyatanya buna ada disini sama adek,"

The Wirasatra feat Radiansyah - winkdeep jinseobTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang