Tiga tahun lalu...
"Dokter Gaara sudah kembali ke ruangannya setelah melakukan operasi, Sakura. Sekarang kau bisa menemuinya."
"Terima kasih, Matsuri."
"Oh ya, Sakura. Jangan lupa tanyakan hal itu pada Dokter Gaara, ya?"
Sakura kebingungan, ia tidak mengerti dengan apa yang dikatakan Matsuri.
"Hal apa yang kau maksud?"
"About his type. Aku mau tahu tipe wanitanya seperti apa," jawab Matsuri malu-malu.
Oh, tipe wanita Gaara. Sebenarnya Sakura sendiri tidak begitu dekat dengan Gaara, jadi ia tidak yakin untuk menanyakan hal itu padanya.
Sungguh tidak sopan, menurutnya.
"Matsuri, sepertinya aku tidak bisa melakukannya."
"Why? Kau tahu sendiri kan, kalau aku menyukainya? Jadi please, tolong aku kali ini saja, Sakura. Kumohon."
Kalau Matsuri sudah sampai memohon-mohon seperti ini, tidak ada cara lain bagi Sakura untuk menolak.
Sakura menghela napasnya. "Fine. Aku akan membantumu."
"Yes! Thank you, Sakura. Aku janji akan menraktirmu apa saja kalau aku berhasil berkencan dengannya!"
Sakura hanya bisa geleng-geleng kepala. Matsuri, rekannya, memang orang yang selalu berambisi untuk mendapatkan apa yang ia mau. Dan sekarang, wanita itu berambisi untuk mendapatkan Gaara.
Yang menjadi masalah bagi Sakura adalah, kenapa harus dirinya yang terlibat dalam rencana ambisius Matsuri?
Ketika memasuki ruangan Gaara, pria itu sedang bersandar di kursinya sambil memejamkan matanya. Pasti pria itu kelelahan setelah melakukan pekerjaannya.
Hati Sakura pun tergerak untuk menutupi tubuh Gaara dengan jas pria itu. Sakura akui, wajah Gaara memang tampan. Ada sebuah tato di dahinya, dan itu menarik untuk dilihat.
Tanpa disadari, sudut bibir Sakura terangkat membentuk seulas senyum. Melihat Gaara tertidur entah mengapa menjadi hiburan tersendiri baginya.
"Menikmati keindahan wajahku, Nona Haruno?"
Sakura benar-benar terkejut mendengar suara Gaara. Pria itu tidak tidur dan pria itu sadar akan apa yang dilakukannya barusan.
"M-maaf, aku tidak bermaksud--"
"Tidak apa-apa." Sekarang kedua mata Gaara sudah terbuka dan menatapnya santai. "Ada apa kau kemari?"
"Aku ingin memberikan laporan pasien hari ini," jawab Sakura berusaha menutupi rasa gugupnya sebisa mungkin.
"Oh, terima kasih ya."
Setelah memberikan kertas laporan pada Gaara, Sakura berkata, "Soal tadi, aku benar-benar minta maaf. Aku sudah tidak sopan karena melakukannya."
"Bukannya sudah kubilang tidak apa-apa?" Suara pria itu seperti sedang kesal. Apakah Gaara kesal hanya karena ia mencoba untuk minta maaf?
"Tapi tetap saja aku tidak sopan."
"Aku memakluminya, Nona Haruno. Kau seorang perawat, rasa pedulimu sangat tinggi. Aku tidak bisa menyalahkan rasa pedulimu itu."
Sakura tidak menjawab, juga tidak beranjak dari tempatnya. Ia bingung bagaimana cara menanyakan hal itu pada Gaara.
"Ada apa dengan wajahmu, Nona Haruno? Kau ingin mengatakan sesuatu?" tanya Gaara. Sial, kenapa pria itu sangat peka?
"Uhm, anu ... aku ingin bertanya sesuatu. Tapi aku tidak tahu cara mengatakannya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hidden Scar: Luka Membawa Petaka
Fanfiction[Sequel of Eleven Days with You] Sebuah kisah tentang luka membawa petaka. Semuanya berjalan dengan baik ketika Sakura dan Mebuki kembali menetap di kediaman Uchiha. Bahkan Sasuke memutuskan untuk cepat-cepat menikahi Sakura. Kehidupan damai yang m...