9. Hari H (2)

52 10 2
                                    

Jihoon pun berhasil mengejar Sejeong, saat ini mereka sedang ada di taman belakang kampus.

"Jeong-ah, saya mau bicara sama kamu, saya bisa jelasin" ucap Jihoon seraya menahan pergelangan tangan Sejeong.

Sejeong pun terkekeh miris, dan menepis kasar tangan Jihoon.

"Untuk apa sunbae ngejelasin itu semua? Toh kita gaada hubungan apa2 kan?" ucapnya lirih.

"Jeong-ah, tapi.." belum selesai Jihoon bicara, Sejeong sudah memotong perkataan Jihoon.

"Cukup Sunbae, aku permisi dulu, ayok Som" ucap Sejeong final seraya menarik tangan Somi yang memang sedari tadi hanya diam memperhatikan kedua orang itu.

"Tunggu, Jeong-ah, dengarkan penjelasan saya dulu, please" ucap Jihoon yang langsung menahan pergelangan tangan Sejeong lagi dan menatap tepat dimanik Sejeong.

"Udahlah Jeong, dengerin dulu aja penjelasan Jihoon Sunbae, lo ga kasian dia udah capek2 ngejar lo, tapi lo nya malah begini" kata Somi memberi pengertian ke Sejeong.

Sejeong diam, lalu kemudian dia mengangguk tanda ia setuju.

"Yaudah gue tinggal kalian berdua ya? Biar lebih leluasa ngobrolnya, Jihoon Sunbae gue titip Sejeong ya" ucap Somi sambil tersenyum tipis dan menepuk lembut bahu Sejeong.

"Iya Som tenang aja" balas Jihoon.

Somi pun pergi meninggalkan Sejeong dan Jihoon berdua di taman belakang kampus.

"Jeong-ah, saya tau apa yang kamu ucapkan benar, kita memang tidak ada hubungan apa2, tapi apa kamu tau kalau saya sudah terlanjur jatuh hati ke kamu?" ucap Jihoon seraya menatap sendu ke arah Sejeong.

Sejeong terkejut, jantungnya semakin berdetak kencang kala Jihoon mengungkapkan perasaannya.

"Ta..tapi Sunbae, bukannya Sunbae masih mencintai yeoja itu?" tanya nya lirih.

"Kamu salah Jeong-ah, saya sudah tidak mencintai Siyeon lagi, dia sudah terlanjur membuat saya kecewa, dan saya tidak bisa mentolerir kesalahan yang dia perbuat dulu" jelas Jihoon.

"Tapi.. tapi tadi.." ucapan Sejeong terheti kala sebuah lengan hangat mendekap erat tubuhnya.

"Perlu kamu tahu Jeong-ah, saya termasuk orang yang lemah ketika melihat seorang wanita menangis, yang tadi itu saya reflek memeluk dia saya tidak tega bagaimanapun dia pernah membuat saya bahagia, tapi kini hati saya bukan lagi terpaut pada Siyeon" ucap Jihoon seraya melepaskan pelukannya pada tubuh Sejeong, lalu menatap tepat dimanik Sejeong.

"Tapi kini hati saya terpaut sama kamu" lanjutnya kemudian.

Mata Sejeong berkaca-kaca, sungguh ia sangat bahagia kala mendengar pengakuan yang Jihoon katakan barusan, seperti ada kupu2 yang berterbangan diperutnya.

"Sunbae.. Jinjja?" tanya Sejeong tak percaya, ia masih beranggapan bahwa ini semua mimpi.

"hm jinjja, tapi saya mau minta sesuatu sama kamu" ucap Jihoon seraya merapikan poni Sejeong yang sedikit berantakan.

"Apa Sunbae?" tanya Sejeong.

"Saya ingin kamu menunggu saya, tunggu saya hingga saya lulus dan sukses, supaya saya bisa langsung melamar kamu" ucap Jihoon mantap.

"Sun..Sunbae sudah hentikan jangan merayu aku lagi" ucap Sejeong yang kemudian langsung menjauhkan diri dari Jihoon, pipinya sudah memerah sekarang.

"Saya tidak sedang merayu Sejeong-ah" kata Jihoon sambil terkekeh melihat tingkah Sejeong yang menurutnya sangat menggemaskan.

"Yakk!! Hentikan Sunbae, aish jinjja, untung saja aku sudah kebal sama rayuan" ucapnya yang masih memalingkan wajah merahnya dari hadapan Jihoon.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 09, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang