Shadow #7

92 16 0
                                    

-SelProv-

pria itu nyebelin banget sih, dia itu diajarkan sopan santun tidak sih sama orang tuanya-_- sudah berapa kali ia masuk rumahku tanpa memberi salam, walaupun aku tau dia temen kecilku hingga sekarang. huhh.. yang tadinya aku lapar jadi kenyang lagi gara-gara dia. menyebalkan.

---

aku sedang menaiki anak tangga rumahku tiba-tiba ada hembusan angin di atas keningku pas aku tengok disitu ada bayangan hitam itu lagi. lagi-lagi banyangan itu sebenarnya dia mau apa sih. ko jadi ganggu hidup aku gini. aku berasa hidupku udah gak normal lagi, semenjak aku mendapatkan amanah untuk menyimpan plus merawat buku itu-_-

"kemarilah" hahh!! aku menghentikan langkahku sejenak aaa!! kali ini perasaanku tidak enak. mataku melotot dan mulutku terbuka membentuk huruf O. seperti ada yang mengajakku. suaranya itu sangat lembut. hah.. mungkin itu hanya perasaanku saja.. akupun mulai melanjutkan perjalananku

"kemarilah selena ... kemari ... ikuti suara ini ..." haa.. seperti ada hembusan angin kecil yang sukses menghipnotis pikiranku untuk mengikuti perkataan itu. tanpa sadar aku mengikuti suara itu. jujur suara itu seperti melodi yang sangat indah.

aku masih mengikuti suara itu. aku keluar rumahku lewat pintu belakangku, aku juga melewati semak-semak yang ada di perkarangan belakang rumahku. dan pada akhirnya suara itu berhenti tepat di pohon bringin yang sangat besar. aku berfikir sejenak. aku mendongakkan kepalaku kekanan dan kekiri. lalu aku mengangkat alisku dan aku berkata pada diriku sendiri

"sejak kapan di belakang rumahku ada pohon bringin yang begitu besar, tua dan hmm.. tidak terawat" aku mengelilingi pohon tersebut dan tepat pada samping kiri pohon tersebut ada suara lagi yang memanggilku untuk datang kesana

''kemarilah gadis manis.. tarik ranting itu dan masuklah.. ayoo masuklah" dan kau taukan aku mengikuti bujukan itu, apa boleh buat. suaranya begitu menggoda dan sulit untuk ditolok.

setelah aku menarik ranting itu dan ............................................................

seperti ada gempa aku memegang salah satu tanaman yang ada di sampingku supaya aku tidak terjatuh. gempa itu sudah hilang. lalu aku tengok ke depan kau tau cerita seperti di dongeng-dongen 'sebuah gerbang besar yang menghantarkan kita kedalam istana' tapi kalau ini bukan istana melaikan sebuah perdesaan :| lalu aku masuk kedalamnya.

kau tau nuansa disini seperti tahun 70'an.. aku memasukki pohon itu. pas aku masuk ya kau tau lah kalau masa 70'an seperti apa. desa ini sungguh damai suasananya sejuk dan hhmm.. sulit untuk ditebak deh...

aku mengelilingi sudut demi sudut kota ini. aku melihat orang yang sedang belanja, bercocok tanam, orang yang sedang berdansa ria /ngomong-ngomong aku jg ikutan dansa itu iho:D/ abis enak sih.. oh ya! sekarang rambutku dikepang lohh.. lucu sekali ada bunga-bunga mataharinya. aku berjalan-jalan melihat mentari yang sedang bersinar cerah melihat rambutku. akupun menarik nafasku dalam dalam aku memejamkan mataku lalu aku membuangnya pas aku membuka mataku

"AAaasswwss!!"

"Diam jangan berisik ikuti saja aku" jawab pria itu lantang dia juga menarik pergelangan tanganku dengan kasar.

"mau kemana ini? lepaskan!!" ucapku brontak lalu tidak ada respon sama sekali dari pria ini 'menyebalkan :o mau dibawa kemna aku ini tuhan:('

ShadowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang