one

84.7K 7.8K 2.5K
                                    

warn! konten tidak seberat cover book :( aku gamau orang-orang berekspektasi terlalu tinggi ke work ini dan akhirnya kecewa karena ga sesuai sama ekspektasi :'

happy reading!

.

.

Bugh!

Jeno mundur selangkah kemudian menyentuh sudut bibirnya yang kini terasa cukup perih. Beberapa pria dengan jas hitam yang berada di belakangnya hanya bisa terdiam ketika pria yang merupakan bosnya itu membiarkan dirinya dipukul telak di pipi oleh seorang remaja, seorang remaja yang bahkan masih berusia 16 tahun! Namun tentu saja remaja itu bukan hanya sekedar remaja saja dimata sang bos.

"Heh, pukulanmu lumayan juga," gumamnya sambil menyentuh sudut bibirya yang kini sedikit berdenyut.

Remaja dengan rambut coklat madu dihadapannya menatap Jeno dengan tatapan nyalang dan benci. Berbeda dengan kondisi si bos, remaja itu justru terlihat baik-baik saja, tidak ada luka satupun di tubuhnya. Melihat si bos hanya menyeringai saja tanpa melakukan apapun, ia kemudian maju selangkah dan menendang tulang kering pria berjas hitam dihadapannya itu dengan keras. Pria itu sedikit terhuyung karena tendangannya namun kemudian ia tertawa kecil.

"Berhenti menggangguku sialan!" geramnya.

Bos itu kembali tertawa lalu ia kembali memasang seringai kecilnya. Ia mendekati remaja tadi dengan langkah pelan namun membuat si remaja memasang posisi defensif. Remaja itu tahu akan sulit baginya untuk kabur. Selain berada di belakang si Bos, para bawahan itu juga sudah mengepungnya di gang sempit ini. Ia menyesal memilih jalan ini ketika pulang tawuran tadi.

"Berhenti memasang tampang itu bajingan! Aku tidak takut!"

"Benarkah?" tanya si Bos sambil menaikkan alisnya saat remaja itu justru terlihat kebalikannya. Ia kemudian mengubah senyumnya menjadi senyum mengejek.

"Bajingan! Berhenti mengangguku!"

Remaja itu mundur perlahan sampai akhirnya si Bos dengan cepat memegang pergelangan tangannya lalu menariknya mendekat, sementara satu tangannya yang bebas mencengkeram pinggang rampingnya erat, terlalu kencang hingga si pemuda meringis pelan.

"Can't do that baby, cause I'm falling for you,"

Pemuda itu hendak protes namun tiba-tiba ia merasakan sesuatu yang kecil menyengatnya dan semuanya pun menjadi gelap.

.

.

"Lee Jeno bangsat sialan! Bajingan! Sinting! Pembunuh! Keluarkan aku dari sini!"

Pria yang bernama Lee Jeno itu hanya bisa menghela napasnya ketika ia mendengar teriakan dan tendangan di pintu yang begitu nyaring. Teriakan dan tendangan itu sudah berlangsung selama hampir setengah jam namun si pelaku tidak terlihat akan menghentikan aksinya dalam waktu dekat.

Jeno menurunkan kertas yang tengah dibacanya dan menatap datar beberapa orang yang tengah duduk dihadapannya. Hal itu membuat anak buahnya mendekatinya.

"Maaf Bos saya akan perintahkan–"

"Tidak perlu, biar aku yang kesana," potong Jeno. Ia kemudian berdiri. Suara kebencian itu sangat terdengar jelas ke seluruh penjuru ruangan sampai membuat seorang sekutunya tertawa kecil. "Tidak bisa menjinakkan babymu huh?"

Jeno tertawa kecil. "He is wild," timpalnya dan tanpa permisi meninggalkan rapat yang sebenarnya cukup penting untuk menenangkan bayi liarnya.

captivated ✈ nominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang