two

55.4K 6.6K 337
                                        

Mobil yang ditumpangi Lucas dan Jaemin pun akhirnya sampai di depan sebuah sekolah. Jaemin dengan segera turun dari mobil kemudian menatap Lucas yang baru saja menurunkan kaca mobilnya.

"Aku ada perlu sebentar, jadi anak buahku yang akan menjagamu disini, tentu saja yang akan menjemputmu pulang adalah aku, jangan kabur lagi oke? Dan jangan membuat keributan, belajar dengan rajin!" ujarnya.

Jaemin mendengus dan tanpa kata langsung pergi menjauh dari mobil itu.

"Nana!"

Seruan seseorang membuat Jaemin menoleh, namun tubuhnya langsung terhuyung saat orang tersebut langsung menyerangnya dengan pelukan erat.

"Kau hampir membuatku jatuh Echan," gerutunya sambil mengerucutkan bibirnya sebal. Orang yang dipanggil 'Echan' itu hanya tertawa.

"Kau manis sekali sih ututu anak bayikuuu," timpal Haechan sambil menguyel-uyel pipi Jaemin dan membuatnya meringis kecil.

Ya, beginilah Jaemin seperti memiliki dua sisi yang berbeda. Dia sebenarnya pemuda manis yang suka bertingkah manja, walaupun hanya pada Haechan –sahabatnya. Dia menyukai makanan manis, dia menyukai tokoh ryan dan dia senang sekali dengan plushie (ia mengoleksi banyak plushie di rumahnya dan membuat benteng plushie yang mengelilingi tempat tidurnya). Tapi ia juga memiliki sifat seperti preman, kesehariannya adalah adu jotos dengan siapapun, dan terkadang ikut tawuran jika kakak kelasnya meminta dia ikut tawuran dengan sekolah bebuyutannya.

Jaemin memang senang berkelahi. Ia sudah hidup sendiri sejak kabur dari panti asuhan saat usia 12 tahun. Pria tua yang menjaga panti benar-benar orang yang kejam. Dia bisa memukul tubuh ringkih Jaemin kecil berkali-kali dengan rotan bahkan kayu. Ia yang tidak tahan pun akhirnya memutuskan kabur dari panti dengan hanya berbekal ransel berisi pakaian dan sedikit uang.

Bagaimana ia bisa tetap sekolah?

Jaemin yang waktu itu masih berusia 12 tahun ditemukan oleh seorang nenek penjual roti dalam keadaan cukup mengenaskan –mengingat sebelum kabur ia sempat dipukuli terlebih dahulu. Nenek yang baik hati itu akhirnya membawa Jaemin dan membesarkannya. Nenek Jiwon juga membiayai sekolahnya. Namun tentu saja hidup tidak mudah, Nenek Jiwon seringkali harus merelakan uang hasil jualannya pada preman yang tidak punya hati, tentu saja Jaemin tidak terima dan mencoba melawan. Hari pertama ia babak belur.

Minggu kedua saat preman-preman itu datang kembali ke daerah pasar kecil tempat neneknya berjualan dan Jaemin mampu menangkis serangan namun ia tetap babak belur. Uang Nenek Jiwon juga masih diambil.

Minggu ketiga Jaemin berhasil mendaratkan sebuah pukulan ke pipi salah satu preman dan menendang tulang keringnya. Ia tetap babak belur, namun uang nenek Jiwon selamat.

Lalu minggu selanjutnya ia kemudian sudah bisa menghadapi preman-preman itu sendirian dan membuat mereka tidak berani untuk menganggu neneknya. Ternyata berita itu menyebar cukup cepat dikalangan penjual lainnya. Mereka pun berbondong-bondong meminta bantuan Jaemin untuk mengusir preman dan tentu saja membayarnya. Setelah itu uang nenek Jiwon selalu utuh dan Jaemin mendapatkan uang lebih yang cukup banyak.

Sekolah Jaemin juga lancar, walaupun tidak terlalu pintar tapi Jaemin tidak pernah remedial. Nilainya berada pas di nilai rata-rata bahkan diatas rata-rata walau hanya sedikit. Walaupun para preman itu tidak ada namun Jaemin masih menyukai perkelahian. Ia sering ikut tawuran antar sekolah, atau ikut duel tinju ilegal dengan anak sekolah lain. Tentu saja nenek Jiwon melarang Jaemin, namun baginya satu hari tanpa berkelahi itu seperti satu hari tanpa makanan!

Nenek Jiwon kemudian selalu merawat luka Jaemin ketika anak itu pulang dengan luka di tubuhnya. Jaemin selalu menceritakan bagaimana perkelahiannya hari itu dengan semangat dan membuat nenek Jiwon tertawa kecil dan akhirnya membiarkan Jaemin melakukan apapun yang ia mau namun jangan sampai menganggu sekolahnya.

captivated ✈ nominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang