Aku masih ingat saat menyusup ke asrama
Putri untuk menemuimu, dan kau yakin,
Aku bukan seorang penguasa yang hanya berbagi, cita-cinta,
Harapan dan janji semata.
Aku menemuimu duduk dikelas yang sedikit penerangan, didekat kursi
Yang kesepian saat kita telah pulang sekolah, dan itu,
Alasanku mencintaimu.
Wajah kau yang bening pudar ditelan keremangan dan kegamangan
Atas apa yang telah aku lakukan, saat itu kau marah pada aku, yang melanggar
Janji untuk tidak bolos sekolah lagi, saat kudekatkan jariku pada bibirmu,
Matamu yang berbicara dan isi celanamu berkata lain.
Hari ini, aku yang tanpa nama terkantung-kantung merindukan seluruh
Nasihat ibu dan siasat untuk menemuimu.