Ulat

1.4K 182 27
                                    


Jika ditanya makna perbedaan maka mereka akan menjawab dengan satu jawaban yang lantang dan kompak.

"Jungkookie takut ulat sedangkan Jiminie sangat menyukai ulat!"

Mereka akan berkata kompak lantas tertawa kemudian saling meledek, meskipun jawaban itu membuat orang-orang bertanya mengenai artinya. 

Semua orang mengetahui itu, bukan lagi menjadi rahasia bagaimana takutnya Jeon Jungkook dengan hewan kenyal berbulu bernama ulat dan bagaimana Park Jimin sangat menyukainya hingga dibawa kemana-mana bahkan saat bersama Jungkook. 

Jimin selalu bilang bahwa meskipun Jungkook sangat takut dengan ulat, Jungkook tidak pernah keberatan saat Jimin membawa dan mengelus si empuk yang cantik -julukan untuk ulat dari Jimin- meskipun Jungkook mengalami ruam merah di kulitnya saat Jimin mulai mengelus dan memeluk si empuk, ruam merah cemburu karena merasa diabaikan -menurut Jimin-, Jungkook hanya pasrah saja dengan kefanatikan Jimin dengan ulat bulu dan tetap mempertahankan keantipatiannya kepada ulat bulu.

Hubungan unik mereka berawal di usia mereka yang ke sepuluh, saat itu Jungkook dengan tampang kucel karena bermain bola di lapangan becek menemukan Jimin tengah mengelus ulat bulu yang tengah gencar tumbuh di salah satu pohon yang berada di pinggir lapangan. 

Bola yang Jungkook mainkan mengenai ulat bulu yang berada di sana, membuat ulat bulu jatuh dan mati dengan isi perut menjijikkan yang keluar. 

Jungkook bergidik saat melihat Jimin menangis hanya karena salah satu ulat bulu di sana diantara puluhan atau mungkin ratusan mati karena tergencet bola sepak yang memang bisa dikatakan berat, jangan salah! meskipun berada di lingkungan biasa, Jungkook tidak akan bermain bola dengan bola plastik, itu sangat tidak berkelas menurut Jungkook, sehingga Jungkook merengek meminta bola sepak sebagai oleh-oleh saat ayahnya yang bekerja sebagai nahkoda bertanya apa yang harus dibawa saat pulang nanti. 

"Kau jahat!" Jimin berteriak di depan Jungkook dengan mata merah dan pipi sembabnya. 

"Ulat itu yang jahat karena membuat bola berhargaku kotor!" Jungkook juga membalas, mata bulatnya melotot galak kepada Jimin.

"Kalau tidak mau kotor ya jangan dibuat main!"

"Kalau tidak mau mati yaa jangan hidup di pinggir lapangan!"

"Memangnya tidak bisa kalau bolanya ditendang di tengah lapangan saja?"

"Memangnya aku bisa memberitahu bola kalau dia tidak boleh menggelinding ke pinggir lapangan?"

"Kau menyebalkan dan nakal!" 

Pada akhirnya Jimin yang gemas mendorong tubuh Jungkook ke arah pohon dan mengenai ulat bulu yang sedang tumbuh begitu sehat di sana, Jungkook memekik kencang menangis hebat saat tubuhnya langsung mengalami ruam dan terasa sangat gatal dan panas. 

"Ibu‼!" 

Jungkook menjerit memanggil ibunya membuat Jimin juga ikut menangis melihat Jungkook menangis, sedih karena ulat yang tertindih tubuh bongsor Jungkook mungkin akan mati dan takut karena membuat anak lain menangis, takut jika setelah ini dia mungkin tidak diizinkan keluar rumah lagi. 

Tangisan itu mengundang perhatian orang dewasa yang tengah melintas, sedangkan anak-anak yang bermain dengan Jungkook tadi sudah berlari ketakutan ke rumah masing-masing. 

Pertemuan pertama yang menggelikan yang akan membuat keduanya tertawa saat mengingatnya, bahkan sepuluh tahun sudah berlalu dan sampai di usia mereka yang keduapuluh, mereka masih mengingatnya dengan sangat baik.



Mereka sangat berbeda. Park Jimin tinggal di kompleks perumahan mewah, kedua orang tuanya pengusaha, ayahnya memiliki perusahaan yang bergerak di bidang penyediaan alat medis dan juga di bidang elektronik, sedangkan ibunya adalah pemilik butik dan restoran terkenal di Seoul.

Gift [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang