Aku Tersentuh Cahaya

31 7 1
                                    

Namanya Muhammad Jainul Ishaq Al Giffari, di panggil Ishaq bisa juga di panggil Al far. Dia berperawakan tinggi, dadanya yang bidang itu membuat dia kelihatan gagah. Tutur katanya yang lembut penuh sopan santun membuat akhlaknya sempurna. Wajahnya yang bercahaya dan memakai gamis putih layaknya seorang malaikat.
Itu terakhir kali Nafisyah melihat Ishaq 2 tahun yang lalu, saat Ishaq mampir ke mesjid. Mesjid yang sering Nafisyah kunjungi Mesjid At-Taubah namanya, saat itu Ishaq keluar dari mobilnya, dan Nafisyah keluar dari mesjid itu, kemungkinan Ishaq tidak mengenali Nafisyah, Nafisyah pun tidak berani menatapnya untuk terlalu lama bahkan untuk menyapanya ia tidak berani, saat itu Ishaq sepertinya mau balik ke pondoknya dalwa. sekarang ini Nafisyah sudah kelas XII Agama. Banyak perubahan dari dirinya itu semua petunjuk dan hidayah dari Allah melalui guru-guru dan teman-teman bahkan sahabat-sahabatnya.

"Nafisyah, kenapa melamun?" tanya sahabatku Marlina, yang menyadarkan dari lamunanku

"Tidak apa." jawabku

Semua sahabatku langsung mendekat, memang mereka selalu begitu jika ada sahabat-sahabatnya lagi bersedih dan lagi melamun, mereka langsung menasehati dan ujung-ujungnya kami semua saling curhat.

Halimah: "kenapa Nafisyah ada masalah apa?"

marlina: "ceritain ke kita, siapa tau kami bisa bantu"

jannah: "Masalah itu jangan terlalu dipikirin nanti bisa stres"

Rusanti & sri: "iya bener tuh kata jannah".

"tidak ada masalah apa-apa kok, hanya saja aku tidak enak badan habis dari perlombaan Atletik Kejurnas di Gorontalo kemarin"

"Oh, dikira kenapa" sahut mereka semua

"Aku masih bingung teman-teman, aku harus melepas atletik atau bertahan?"

Halimah: "kalau atletik, kamu lari Pakai jilbab,kamu pertahankan Nafisyah, jika pelatih kamu masih keras tidak mengizinkan pakai jilbab saat pertandingan, mending kamu lepas, pasti ada yang lebih baik dari Allah.

marlina, sri, jannah dan rusanti: "bener Nafisyah pasti ada yang lebih baik dari itu" ucap mereka serempak, itu lah kata-kata kami semua hanya yakin kepada Allah.

"Terimakasih teman-teman atas nasehat dan semangatnya"

"kring...! kring...!" suara bel berbunyi jam pelajaran mau di mulai setelah istirahat shalat zuhur.

Pelajaran ushul fiqih pun di mulai, yang mengajar itu adalah guru favorit Nafisyah bukan hanya Nafisyah yang menyukai cara ustadz itu mengajar, tetapi hampir semua murid yang ada di MA (madrasah Aliyah) ini, Nafisyah lebih sering menyebut pa ustadz syahabuddin motivator islam Madrasah Aliyah sekolah ku. pa ustadz syahabuddin sering menyampaikan nasehat-nasehat sebelum beliau mengajar.

"Assalamu'alaikum" ucap pa ustadz syahabuddin

"waalaikumsalam" serempak suara kami membalas salam ustadz kami.

"baiklah, sebelum memulai pelajaran ini marilah kita berdoa "Ilaahadratinnabiyyil Musthafa Rasulillaahi Shallallahu 'alaihi wasallam al-Faatihah"

Kami semua pun berdoa dengan hikmat dan khusyu, dengan penuh perhatian mendengarkan nasehat dan pelajaran dari beliau.

Nasehat yang selalu membayang-bayangi Nafisyah dan terngiang di telinganya "jangan pernah menukar kebajikan kita dengan sedikit Mata'unQolil keuntungan dunia, dalam ANGLE Allah dunia itu lebih ringan daripada sebelah sayap nyamuk dalam angle Allah dunia ini lebih rendah dari pada sebutir pasir di pantai, sesungguhnya kebaikan dan kesenangan itu semuanya ada di sisi Allah, maka tetaplah di jalan Allah, suatu saat kita akan di berikan apa yang di idamkan di dunia juga akhirat, yakin sama Allah"(shif, ustdz Hanan Attaki) dunia ini hanya sementara. kata-kata yang keluar dari mulut beliau itu selalu teringat.

Dariku perempuan yang kau tinggalkanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang