CHAP 2- SALAH PAHAM

15 3 2
                                    

°Cerita sebelumnya°
Dan pada saat itu juga aku tau...
Ada kebusukan yang tersembunyi di dalam SHANDELAW.

.
.

"Hah... Ga mungkin ah... Mikir apa aku ini... Mungkin aja kakak kelas..." sahutku menggelengkan kepala dan mulai menyantap soto, kemudian terhenti karena aku tau... Anak perempuan yang kupikirkan tadi.... Mengamatiku... Seperti seorang detektif yang sedang mengintrogasi seorang pencuri sendal jepit.

Merasa tak enak, ku pindah ke meja luar kantin dimana aku bisa makan dengan tenang.

Ternyata... Suasananya lebih buruk dari yang sebelumnya dimana Indah... Sang pemimpin geng gosip sedang membicarakan sesuatu.

Yaa.... Namanya juga manusia.... Rasa kepoku menjadi-jadi dan kuputuskan untuk duduk di dekat mereka untuk mendengar pembicaraan mereka.

"Kau lihat tak? Anak perempuan yang sedang makan tu sama ibu dia!! Katanye... Orang itu tu ye... Keponakannya kepale sekolah ni. Ko rang tau tak? Dia juga kepale sekolah ni punya kesamaan. Sama-sama gwendut tau tak... Badan dia macam bola bowling tau tak?? Wwahahahhahahaa!!!" kata Indah ketua gosip itu.

'Orang itu? Anak perempuan itu? Keponakan kepsek?!?!' batinku

"Dia tu macam... Macam tak tau diri sangat la... Kita susa-susa masuk sini. Study study... Testing testing... Dia mah cuman modal nama doang masuk SHANDELAW mudahnye sajoo.... Enak betul kan tu?" sahut Indah lagi.

Merasa tak betah... Aku memutuskan untuk mempercepat makanku dan secepatnya pergi dari tempat itu.

Saat keluar dari tempat itu, ternyata anak itu masih saja menatapku. Cuek sudah. Masa bodo dengan itu. Aku melenggang pergi tanpa beban dari tempat itu.

"Ke toilet dulu enak kali ya? Bisa mirror selfie kan lumayan buat update instagram?" jawabku sambil menangkupkan tanganku ke pipiku, membayangkan rasanya menjadi selebgram dan banyak love. (Padahal followers cuman 121 doang)
.
.
.
.
.

Nicho POV'S

08.30 WIB di hari yang sama

tik tok tik tok....

Jam berdetik nyaring terdengar di kelasku yang sunyi.
Pelajaran matematika.
Pelajaran yang dibenci hampir dari seluruh jajaran pelajar di Indonesia.

Gabut... Ngantuk... Malas... Jenuh...
Semua berkumpul menjadi satu hingga membentuk Negara Kesatuan Anti Mathic Club.

Aku sudah berusaha keras untuk fokus.... Tetap fokus... Namun apakata peribahasa Tak Suka maka Tak Sayang.

"8.45 ahh kapan jam segitu sih??" gumamku lirih.

Tring!

suara notif Whuts up dari hp ku terdengar begitu nyaringnya di sepinya kelas yang membuat semua mata tertuju padaku.

"Suara hp siapa itu? Matikan!" bentak Bu Suk sang guru Matematika Wajib kelas 11.

"Ya bu. Maaf" sahutku terkikik.

Kubaca pesan notifikasi Whuts Up yang ternyata pesan dari Vero. Iya... Vero... Aditama Vero Kalandra. Anak dari pamanku dan bibiku alias sepupuku. Usia kami hanya terpaut 6 bulan yang membuat kami nampak seperti kakak adik kembar namun tak seiras tak identik dan beda rahim pula.

Kubaca pesan itu, 'temui aku di Toilet sekarang, penting darurat kelas siaga 4 keras macam kawat!!! cepat kemari kawan!!'

Kesal batinku. Seenaknya saja menyuruh orang. Pasti cuman iseng seperti biasa.Kudiamkan saja dia.

5 menit berikutnya....

Drrttt drrttr drrrrtttt

Dia meneleponku. Ku reject pastinya.

Drrt drrrrrt drrttt

Dia terus terusan menelponku tanpa henti yang membuatku habis pikir dan langsung ijin kepada guru untuk ke toilet.

Sesampainya di toilet.....

Kucari si Vero. Tapi... Tak kutemukan batang hidungnya sama sekali.
Aku pun berteriak dengan lantang, "Vero oh Vero anak kecil berhati kicir diam diam suka sama.... "

Belum selesai berbicara, Vero mendekap dari belakang. Mendekap mulutku dengan sangat rapih hingga kedap suara.

Saat dekapan itu lepas aku mulai berbicara dengan nada dingin, "ngapain?"

Vero mulai beraksi.
"Aih oppa kok gitu ciiihh... masak dingin banget sama Velo telcintahh?? Eungg... Jangan gitchuuu... Velo kan tangenn sama oppa" sahut Vero meniru idol cewek Korea versi aegyo.

"Hii apaan sii.... Jelei tau gak sih gblk!" sahutku merinding.

Tiba tiba Vero langsung memelukku tanpa aba-aba. Kucoba melepaskannya tapi pelukannya bagai lem alteko.

"Apasih lepas!!" sahutku kesal

"Hii oppa... Aih.... Kok gitu aku kan kangen... Pengen liat oppa gini.... hmm bau oppa halum sekali sichh!! Tambah sayang dech!!" sahut Vero sambil mengusap usapkan kepalanya.

"Plis deh guwe normal gblk! Ogeb banget si lu... Lepas!!" sahutku kesal

"Hiii oppaaa...!!!" kata Vero tertawa.

'Kalau diliat orang mampus guwe!!' batinku sambil berusaha melepaskan pelukan itu.

Brak!

Bunyi barang jatuh terdengar nyaring dari lorong toilet.
Ku tengok ke arahnya dan kulihat seorang cewek menganga dan matanya melotot menyiratkan kekagetan.

"Ini... Ini tidak se...se..seperti yang kamu pikirkan!" teriakku gelagapan sambil mendorong Vero menjauh.

Kulihat cewek itu hanya menunduk sambil berteriak, "maaf! Silahkan lanjutkan... Aktivi.... Akti..vi..tas kalian" dan langsung melenggang pergi.

"Sial!!!" bentakku ke Vero yang hanya ditanggapi dengan tepukan pundak dan Vero langsung pergi begitu saja sambil terkekeh.

'Mampus guwe mampus!!!! Bakal ngomong apa lagi kata dunia??? Kenapa kenapaa!!!!!!!!! Ya ampunnnn!!!! Sial sial sial!' batinku sambil menghentakkan kaki lalu balik mengejar Vero.

"Dasar Vero Sialan!!!!" teriakku.

.
.
.
.
.


.

.
.

.

Chapter 2- end!

Lanjut ke Chap-3 --> Tertinggal

Vote, komen, and follow ya!!

(●'∀`●)(●'∀`●)(≧∇≦)/ bye byeee!!

THE KEY LOVE STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang