3

65 14 14
                                    

Benci. Itulah yang pertama kali aku rasakan kepadamu.

"Tha, nih, minuman buat lo." Mira menyodorkan sebotol air mineral dingin kepada Agatha yang terlihat masih kewalahan mengatur napasnya sedari tadi.

Agatha langsung menerima pemberian Mira dan menghabiskanya dalam waktu beberapa detik saja.

"Makasih ya, Mir." Ucap Agatha yang baru saja menghabiskan sebotol air mineral pemberian Mira. Mira hanya menganggukan kepalanya.

Hari ini XI IPA 3 melaksanakan pelajaran olahraga di jam ketiga dan keempat yang digurui oleh pak Hiro. Saat ini, para murid perempuan baru saja selesai melaksanakan pertandingan basket. Agatha yang ikut melaksanakan pertandingan itu pun, langsung dibuat ngos-ngosan setelah melakukan pertandingan. Beruntung Agatha mesuk ke dalam tim Rere yang dicap sebagai salah satu jempolan anak basket perempuan. Rere jago dalam bermain basket dan hal itu membuat Agatha tidak terlalu kewalahan dalam pertandingan.

"Eh, Sal, gimana sama si Gema, masih ngedeketin lo gak?" Tanya Agatha penasaran seraya memecahkan suasana.

"Ih, gimana si Gema mau deketin Salma? Setiap Gema deketin Salma pasti Salma selalu jutek ke Gema. Ya, otomatis Gema nyerah deketin si Salma." Jawab Mira sementara Salma hanya memalingkan muka tanda tak suka dengan obrolan ini.

Fyi, Gema adalah salah satu siswa SMA Kencana kelas XI IPS 4 dan merupakan salah satu anggota osis yang desas desusnya akan menjadi calon ketua OSIS di periode yang akan datang.

"Lagi pula, di dunia ini menurut gue, cowok itu kalau udah didinginin pasti bakal nyerah, gak mau berjuang lagi, dah hukum alam itu menurut gue." Jawab Salma berapi-api.

"Hmmm, iya deh, lagian lo juga salah sih, udah tau lo juga suka sama dia, eh, tapi lo malah sok jual mahal." Jawab Agatha yang tidak sepenuhnya salah.

"Dih, siapa juga yang suka sama Gema. Gue gak suka sama dia!" Dalam sekejap pipi Salma langsung bersemu merah. Agatha dan Mira lansung tertawa melihat ekpresi Salma yang berubah salah tingkah.

"Aduh bang! Adek salting nih." Ucap Agatha dengan menambahkan kesan alaynya.

"Iya dek, abang tau kok, adek juga suka sama abang." Timpal Mira, seolah-olah dirinya berubah menjadi Gema.

"Pletakkk."

Agatha dan Mira dihadiahi timpukan botol air mineral yang dilempar oleh Salma. Agtha dan Mira spontan mengaduh kesakitan seraya mengusap dahi mereka.
Sementara Salma dengan wajah tidak berdosanya malah tertawa terbahak-bahak menyaksikan ekspresi Agatha dan Mira yang kesakitan.

"Eh tha, itu ka Ester kan?" Tanya Mira yang menunjuk seorang laki-laki yang sedang bermain basket, laki-laki itu sepertinya mendapat jatah pelajaran olahraga di hari yang sama dengan pelajaran olahraga Agatha.

Laki laki itu tak lain adalah Ester. Ester terlihat tampan dengan wajahnya yang tampak basah oleh keringat yang menambah kesan tertentu yang membuat para kaum hawa melihatnya menjadi...

Ah sudahlah, Agatha sangat membencinya sejak pertemuan pertama mereka di koridor sampai kini. Agatha masih saja membencinya. Bahkan mungkin bertambah benci ketika bayangan tragedi di kantin waktu lalu.

"Eh iya, itu ka Ester. Duh gilaaa, gak kuat gua liatnya." Timpal Salma sembari melihat ka Ester dengan tatapan kagum.

Agatha yang mendengar sahabatnya sendiri memuji ka Ester malah membuatnya menjadi badmood seketika.

"Aduh bang, gak kuat adek bang!" Ucap Mira. Dengan cepat, Agatha memberikan toyoran kepada Salma.

"Sialan, temen-temen gue malah bangga-banggain si Kuda Nil." Agatha kesal sendiri, ia sengaja memberi penekanan di kata  kuda nil. Kuda nil yang dimaksud disini adalah Ester.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 30, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ARESTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang