Pertemuan

146 5 0
                                    


Jika pertemuan di akhiri dengan perpisahan,
Aku menyesal pernah bertemu dengan mu...






Gue Dian, Diany Anggita Putri. Ada satu hal yang gue benci, patah hati namanya. "Dia" hanya membuat sakit, dan meninggalkan luka. Gue benci patah hati, sangat benci. Maka dari itu, gue sekeras mungkin berusaha agar tidak merasakan patah hati.

Di masa SMA ini gue berharap, agar tidak mengenyam yang namanya "cinta".





***





Gue Dion, Dion Adrian Putra. Jika lo pada mau tau hobi gue, patah hati. Gue seneng jika cewek yang jatuh ke dekapan gue patah hati. Gue suka itu. Ada sesorang yang telah membuat gue patah hati, dan gue akan membalas nya. Suatu saat nanti.










Jakarta, 17 Juli 2019.

Gue harap, gue ga telat.

Gue berlari sekuat tenaga, lo bayangin aja! Gue udah telat banget sekarang. Udah jam 7 lewat sepermempat , dan gue masih tiga per empat jalan!

BRUK

Gue ceroboh! Akhirnya terjatuh. Sakit.

"Sorry sorry, gue ga sengaja." Perempuan itu menatap gue gusar. Dia tampak resah, seperti buronan yang sedang di kejar polisi.

"Gapapa, btw lo SMA Cakrawala ya?" Dari seragamnya saja sudah terlihat. Cuma memastikan.

"Eh iya, lo juga? Gue Bella, salken ya." Bella menjulurkan tangannya yang sudah pasti gue balas.

"Gue Dian panggil Din aja , salken ya. BTW, lo mau pergi bareng gue gak?" Kata gue.

"Boleh, tapi.. kita udah telat banget." Dia tampak resah. Anak baik-baik sepertinya.

"Iya, mau bagaimana lagi?" Sambil menendang kerikil gue berbicara.

Kami berbicara banyak, tak terasa 15 menit lewat, kami sampai. Gerbang udah di tutup, mana ini hari pertama lagi.

"Lewat jalur belakang" cowok itu langsung pergi. Dia tampak seperti tak diurus. Dari tampilannya aja gue gak suka.

Bella menarik tangan gue, "ikutin aja kata dia Din, udah ga ada cara lain." Bella tampak sangat pasrah.

Gue mengikuti Bella. Gerbang di belakang sekolah tidak di kunci, saat itu gue merasa senang. Gue menarik Bella ke toilet.

"Kok ke toilet sih?" Tanya Bella heran.

"Gue liat guru tadi. ssshhh jangan berisik. Letak aja tas disini." Gue menaruh tas gue yang diikuti dengan Bella. Kami keluar dari toilet dan berjalan di koridor.

Kami tidak seperti anak yang telat. Akhirnya gue bisa bernapas lega. Sekarang gue lebih khawatir, GUE GA TAU DIMANA KELAS GUE.

"Bel, lo tau gak kelas lo sama gue dimana?" Gue berbisik ke Bella

"Ya mana gue tau Din" Bella semakin pasrah, dia seperti pertama kali terlambat.

"Ke kantin aja kuy, sampe jam istirahat." Gue menarik tangan Bella. Dia hanya menurut.

Kami sampai di kantin. Ada sekitar 4 sampai 6 cowok dikantin, juga 2 anak cewek. Sepertinya para wanita itu terlambat — sama halnya dengan Dian dan Bella — dilihat dari tampangnya saja sudah tau. Bahkan tas nya saja masih menempel di punggung mereka.

"Bel, samperin aja ga? Biar dapat temen baru." Tanpa menunggu jawaban Bella, gue langsung menarik tangannya.

"Permisi, kami boleh ikutan ga?" Gue sok kenal. Mau bagaimana lagi? Ga ada cara lain. Salah satu dari mereka tersenyum, wajah nya sangat ramah. Sepertinya baik.

"Boleh, boleh, gue Astrid. Kalian kenapa bolos?" Dengan wajah ramah nan longornya dia bertanya.

"Gue Dian, ini Bella. Kami mah gak bolos, cuma telat aja, ehehe." Gue cengengesan.

"Lah, tas kalian mana?" Tanya perempuan di samping Astrid.

"Kami letak di toilet." Dengan wajah lugu nan polosnya Bella menjawab.

"Oh" Perempuan itu manggut manggut "Gue Windy, kenalin." Agak judes, tapi sepertinya tidak jahat.

Gue dan Bella duduk di depan mereka.

"Kalian ga jumpa bapak bapak berkumis tadi?" Tanya Astrid.

"Jumpa, karna itu kami kabur ke toilet." Gue menjawab, sambil memesan Ice Tea.

"Kalian udah tau kelas kalian dimana?" Lanjut Astrid, dia tampak sangat penasaran.

"Ya belom, hehe," Itu Bella.

"Kalian tau mading dimana?" Astrid bertanya lagi, sepertinya hobi dia bertanya.

"Ga tau juga..." Perkataan Bella terputus, ada sesuatu yang terjadi...
























Hai gais, makasih udah baca... jangan lupa vote dan komen yaaa ^.^

-Cio

Di - An - OnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang