2 : Setelah itu

39 3 0
                                    

Kejadian selanjutnya masih menjadi misteri, tapi aku tau.

--

"Selamat pagi mamah papah" Alena yang sudah berseragam rapi turun tangga ikut bergabung kedalam meja makan bersama kedua orang tuanya dan seperti biasa Alena mencium kedua pipi orang tuanya

"Pagi sayang" balas Dela dan Baskar bersamaan dan membalas ciuman putri tunggalnya itu.

"Sarapan dulu sayang" ucap Dela saat melihat sang putri malah langsung melangkah keluar

"Gak usah mah Alena sarapan di sekolah aja udah mau siang" jawab Alena agak sedikit teriak dan langsung memasuki mobil

Hari ini hari Senin seperti biasa dilaksanakan nya upacara bendera maka dari itu Alena buru-buru ke sekolah agar tidak terlambat sampai sekolah.

Sesampai di sekolah nampaknya siswa-siswi sudah berdatangan dan bergegas segera ke lapang untuk mengikuti upacara bendera.

"Hai Len ayo buruan" ucap Shena teman sebangku Alena. Saat ini tinggal mereka berdua yang berada di dalam kelas karena yang lain sudah berada di lapang semua. Sedangkan disini Alena sedang mencari sesuatu yang tak kunjung ia temukan sepertinya

"Aduhhh Shen gimana nih topi gue gak ada" ucap Alena dengan masih mencari benda Kramat itu

"Ihh Lo gimana sih Len masa bisa gak ada gitu" Sekarang Shena juga ikut bingung dan membantu Alena mencari topi. Biasanya ada satu atau dua topi yang berada dilemari kelas. Tapi sepertinya Dwi keberuntungan serang tidak berpihak dengannya

"Duh Len gak ada lagi yang dilemari"

"Yaudah lah ayo kita ke lapang gak papa paling gue disuruh ke depan"

"Yakin Lo"

"Iya ayo"

Mereka berdua berjalan menuju lapangan yang sudah ramai tanda upacara akan segera di mulai. Baru saja mereka sampai di lapang suara guru yang mengintrupsi murid yang tidak disiplin sudah terdengar

"Untuk siswa siswi yang tidak memakai atribut lengkap silahkan maju ke depan"

Helaan nafas panjang terdengar dari Alena. Dengan berat hati ia maju ke depan dengan mereka yang sama seperti dirinya. Ada yang tidak memakai almamater, ada yang sama sepertinya tidak memakai topi dan ada yang tidak memakai keduanya seperti Galaksi yang sudah langganan upacara di depan.

Iya benar Galaksi yang sepertinya sudah sangat langganan didepan setiap upacara. Entah lah seperti tidak pernah merasakan jera sama sekali.

Upacara hari ini terasa sangat lama sekali. Mungkin karena Alena merasa dihukum makanya terasa berkali-kali lebih lama dari biasanya. Ia menyesali mengapa ia sampai teledor tidak membawa topi. Padahal semalam ia menyiapkannya. Sial.

Matahari semakin naik dan sangat menyengat walaupun di pagi hari. Pembina upacara menyampaikan amanat dengan panjang sekali mmbuat dirinya bahkan semua murid merasa jengkel.

'tuh guru yang amanatnya suka panjang apasi motivasinya sampai membuat murid-muridnya jengkel, minta dimusihin ini mah' ada batin Alena

"Upacara selesai barisan dapat dibubarkan" seru pembawa upacara. Helaan nafas lega terdengar dari Alena. Ia berniat segera masuk kedalam kelas dan meminum air yang ia bawa. Seger bayangnya.  Saat ia akan kembali ke kelas lagi-lagi terdengar intrupsi guru yang menurutnya menyebalkan itu

"Kalian jangan kemana-mana tetap disitu" ucapnya tegas

"Rani catat nama-nama mereka beserta kelasnya" ucap Bu Asih selaku guru BK kepada salah satu anggota OSIS

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 15, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ALENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang