"It's okay if only I can see you, if only I can hold your hands."
➣ Kamis, 2 Agustus 2018
Minho tengah tersenyum lebar. Ia melangkah riang menuju kelasnya. Suasana hatinya sangat baik hari ini. Dengan sedikit melompat-lompat kecil, Minho memasuki kelasnya.
"Selamat pagi," ia berujar.
Pria manis itu berjalan menuju tempat duduknya, meletakkan tasnya, kemudian terkejut hingga hampir mati ketika sepasang tangan menggebrak mejanya dengan keras.
"N-Njin?" dengan suara yang bergetar ia berkata. Kepalanya mendongak dan matanya bersibobrok dengan mata Hyunjin.
"Ikut gue," suara Hyunjin sangat dalam.
Minho bergidik ngeri mendengarnya namun tetap patuh. Keduanya berjalan menuju belakang gedung sekolah dengan cepat. Mereka banyak mendapat perhatian dari siswa-siswi yang lain. Ada yang melemparkan tatapan penasaran, simpati, heran dan sisanya tidak peduli.
"A-ah, Njin." cicit Minho ketika Hyunjin membanting punggungnya ke tembok dengan keras. Rasa sakit menjalar menembus tulang belakang dan menusuk hatinya.
"Minho, lo tau salah lo?" Hyunjin berkata dengan tatapan mata yang sangat tajam. Jemarinya bergerak untuk menekan kedua lengan Minho ke tembok, menambah rasa sakit.
Minho menggeleng pelan.
"Tolol," Hyunjin berdecih setelahnya. "Gara-gara lo, cewek gue marah, gue diputusin. Bisa gak sih sehari aja lo gak ngintilin gue? Bisa gak sih sehari aja lo enyah dari hidup gue? Gue muak liat lo."
Kemudian pria jangkung itu pergi.
Meninggalkan Minho yang terduduk di tanah dan terisak pelan.
"H-hiks, sak-sakit. Huweee sakit!" isakan Minho berubah menjadi raungan pilu. Jemarinya membentuk sebuah kepalan kemudian memukul kepalanya. "Minho b-bodoh huk. Minho tolol."
Lalu esok harinya, Hyunjin merasa heran melihat kekosongan di depan pagarnya.
Esoknya lagi, Hyunjin merasa heran melihat Minho yang tergesa-gesa melewati pagar rumahnya begitu saja.
Esoknya lagi, Hyunjin merasa sendirian. Hari Mingggu seperti ini biasanya Minho akan datang ke rumahnya, memberikan makanan buatan Bunda, kemudian bermain dengannya.
Hari Senin, Hyunjin mendatangi rumah Minho.
"Eh, Hyunjin? Ngapain nak? Ayo sini masuk dulu," Bunda Minho berkata dengan ramah.
"Ah, nggak usah Tan. Hyunjin ke sini cuma mau cari Minho, dia ada gak?"
Bunda menggeleng. "Nggak ada, tadi pagi-pagi dia berangkat, katanya hari ini mulai persiapan untuk acara 17-an nanti."
"Ah, makasih ya Tan. Hyunjin pergi dulu, Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumsalam, hati-hati ya nak!"
Ketika sepeda motor Hyunjin terparkir di parkiran sekolah, Hyunjin langsung berlari menuju kelas Minho. Ia sangat merindukan pria manis itu.
"Ah!"
Sepertinya Hyunjin beruntung.
Ia baru saja bertabrakan dengan Minho.
"Ah, Hyunjin."
Hyunjin dapat mendengar gumaman Minho.
"Min—,"
"Minho! Panggungnya lebih cocok dipasang di lapangan bola atau upacara?"
Hyunjin mengerang kesal.
"Di depan lobi aja! Acaranya kan cuma kecil-kecilan!" Minho berteriak. Kedua kakinya melangkah menuju sekumpulan anggota OSIS lainnya yang tengah menatapnya.
"Min, tunggu."
Suara Hyunjin tak digubris Minho.
"Ah, fuck."
— — — — —
aku kasih flashback nih, hehe.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Fool ft. ChanHoHyun
FanfictionChan suka Minho, Minho suka Hyunjin. #1 hyunho #2 hyunknow #1 hyunknow #2 banginho