Tujuh

3.5K 349 83
                                    

"You're dazzling whatever you do."

Minho merangkul Hyunjin erat. Kepala Hyunjin yang bersandar di bahunya membuat jantung Minho berdetak dengan tidak beraturan. Dan, oh, jangan lupakan sensasi aneh di perutnya.

Minho never knew how much he missed this until now.

"Min."

"Hm?" Minho bergumam pelan menjawab panggilan itu.

"Usap lagii," Hyunjin merengek.

Minho tertawa pelan. "Dasar manja," ujar Minho dengan senyuman mengejek.

Hyunjin mendengus pelan. "Suka-suka gue lah."

"Iya, iya, suka-suka lo, iya," Minho kembali tertawa. Jemarinya bergerak mengusap rambut Hyunjin.

Hyunjin mengeratkan pelukannya pada pinggang Minho. "Gue kangen."

Minho tersenyum. "Gue juga kangeeen," Minho berujar sembari mengacak rambut Hyunjin.

"Lo sih, pake bareng Chan every second every hour aja," Hyunjin memutar bola matanya.

Minho tertawa. "Lo sih, pake in denial every second every hour aja," Minho membalas dengan senyuman mengejek.

Hyunjin mengerang kesal. "Berisik."

Minho tersenyum. Jemarinya kembali mengusap rambut Hyunjin. Ia mengecup rambut Hyunjin ringan sebelum berkata, "Pulang yuk."

Hyunjin mengerang kesal. "Gak. Di rumah ada Chan."

Minho memutar bola matanya. "Jadi lo gak mau pulang gitu?"

Hyunjin bergumam. "Mau pulang kalo lo nginep."

"E-eh?" Minho mengerjabkan matanya beberapa kali.

"Mau pulang kalo lo nginep," Hyunjin mengulang perkataannya. "Udah tiga taun lebih lo gak nginep lagi di rumah gue. Nginep ya?"

Minho tertawa gemas melihat Hyunjin yang merengek padanya. "Aduh, iya iyaa, nginep kok nginep," ujarnya sembari mengacak rambut Hyunjin.

Hyunjin tersenyum lebar. "Yes!"

Minho tertawa. "Kalo gitu ayo pulang, bentar lagi gelap," ujar Minho sembari menepuk lengan Hyunjin pelan.

Hyunjin bergumam pelan. "Cium dulu."

Kedua bola mata Minho melebar. "Gak!"

Hyunjin terkekeh pelan. "Makan dulu ya? Gue tiba-tiba pengen pecel lele."

"Hm? Tumben. Lo biasanya gak suka yang gituan. Lo kan lebih suka masakan rumah," ujar Minho.

Hyunjin tersenyum, menyadari bahwa Minho sangat memperdulikannya. "Tapi pacar gue kan suka. Lagian, sekalian first date."

"Berisik!" Minho mendongakkan wajahnya yang memerah, menolak Hyunjin yang ingin melihatnya.

Hyunjin terkekeh pelan. Ia dengan cepat bangkit dari duduknya dan menggenggam tangan Minho. "Ayo."

Minho bergumam. Ia balas menggenggam tangan Hyunjin dan berdiri. "Ayo."

Hyunjin berjalan pelan. Ibu jarinya mengusap tangan Minho dengan lembut. Diangkatnya tangan Minho, kemudian diciumnya lama.

Gak tau aja dia Minho di sebelahnya udah ketar-ketir pengen teriak.

Tangan Hyunjin beralih menuju pinggang Minho dan memeluknya erat. Minho menyenderkan kepalanya di bahu Hyunjin dengan ragu. Sebuah kecupan dari Hyunjin membuat Minho tertunduk malu.

Sialan, Minho yang seperti ini adalah kelemahan Hyunjin sejak dulu.

— — —

Hyunjin menangkup pipinya. Sebuah senyuman tidak meninggalkan wajahnya ketika Minho mulai memakan makanannya.

Hell, bagaimana Hyunjin tidak pernah sadar Minho terlihat semenggemaskan ini ketika makan?

"Njin, ngapain sih!?"

Hyunjin tertawa kecil melihat Minho yang menggembungkan pipinya. "Lo gemesin."

Minho memutar bola matanya. "Baru sadar?"

Hyunjin tertawa. "Dasar manusia, pd-nya tinggi banget."

Minho mengeluarkan lidahnya. "Biarin, yang penting gue ganteng."

"Lo? Ganteng? Kaca di rumah lo rusak apa gimana?"

Minho mendelik.

"ADUH ADUH IYA AMPUN AI JANGAN DIINJEK JUGA KALI KAKI GUE!"

"Biarin! Ngeselin sih!"

— — —

"Gue ke kamar mandi dulu ya," ujar Hyunjin.

Minho mendongak, mengalihkan tatapannya dari piring kosong ke kekasihnya. "Ah, oke."

"Jangan ke mana-mana, bentar aja kok gue. Jangan dibayar juga makanannya, kali ini gue yang traktir," lanjut Hyunjin.

Minho tertawa kecil. "Iya, iya. Paham kok gue, sana-sana."

Hyunjin tersenyum. Ia menggerakkan jemarinya dan mengacak tatanan rambut Minho. "Tunggu bentar ya, Ai."

Minho menunduk malu. "IH, IYA! UDAH SANA!"

— — —

Hyunjin baru saja akan berjalan ke luar kamar kecil itu ketika sebuah pesan teks ia terima. Jemarinya bergerak membuka pesan teks itu dengan pinggang yang bersandar di wastafel.

chanjing
Yo, bro! Congrats for your not-so-new relationship with Minho. Don't make him sad, kay? Be a very good boyfriend before I decide to take him away from you. Adiõs, asshat!

Hyunjin tertawa kecil melihat pesan teks dari sepupunya itu.

Well, Chan might not be that bad after all.

Setelah membalas pesan teks tersebut, Hyunjin berjalan ke arah Minho dengan senyuman lebar. Jemarinya bergerak memasukkan telepon genggamnya ke dalam kantung celananya. Dengan sebuah tatapan jahil, Hyunjin memutuskan untuk membuat Minho malu sekali lagi.

"AI! SAMPE RUMAH CUDDLE YUK GUE KANGEN!"

"HYUNJIN BERISIK! GUE CUCUK NIH!?"

— — — — —

And- KKEUT!

HUWAAA AKHIRNYA INI CERITA SELESAI JUGA DENGAN HYUNHO YANG BAHAGIA T^T

Makasih banyak buat para pembaca yang dengan sabar nungguin update-an diriku yang tidak menentu ini :(

ILY 3000 !!

Kalian mau epilog gak?

Love Fool ft. ChanHoHyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang