Flu - Ichiro x Reader!

2.8K 206 4
                                    


Disclaimer : Hypnosis Mic © King Records
Genre : romance, slice of life, family
Pair : Ichiro x reader

***

Gemercik hujan menyapa telinga Ichiro ketika ia membuka mata. Lelaki heterokromia itu berusaha bangkit. Matanya terlihat sayu akibat panas tubuhnya. Ia mengecek suhu tubuh dengan punggung tangan menempel di kening. Sangat panas hingga membuat Ichiro terkejut sendiri.

Kaki menyentuh lantai dingin. Membawa tungkainya menuju kamar mandi. Wajah khas bangun tidur menyapa cermin. Pucat. Ichiro keluar tidak jadi mandi.

Ia merebahkan diri di sofa. Tubuhnya terlalu lemas untuk sekedar memasak sarapan. Sepasang matanya melirik jam dinding yang masih menunjukkan pukul 4 pagi. Lelaki bersurai hitam malam itu menghela nafas. Mungkin ia bisa tidur kembali barang sebentar sebelum adik-adiknya bangun. Mata heterokromia itu mulai menutup.

Satu jam setelah Ichiro tertidur di sofa, suara decitan pintu terdengar dari kamar Jiro. Anak kedua Yamada itu menguap sembari berjalan menuju dapur. Matanya yang masih setengah terbuka tak sengaja melihat sang kakak pertama tidur di sofa. Tungkainya menghampiri sang kakak yang tertidur pulas dengan wajah pucat. Tangan Jiro menyentuh kening Ichiro. Sangat panas. Matanya langsung terbuka lebar saat itu lalu melesat ke kamar Saburo yang ternyata baru saja bangun. Memberitahu adik bungsunya bahwa sang sulung sedang demam. Setelah medengarnya, dua adik Yamada itu menyibukkan diri menyiapkan kompres untuk sang kakak.

Saburo menempelkan handuk kecil yang telah dibasahi air  dingin pada kening sang sulung. Ichiro menggeliat merasakan dingin pada keningnya. Lelaki itu membuka mata dan mendapati Saburo yang menatapnya khawatir di sebelahnya. Ia berusaha duduk dibantu Saburo.

"Ichi-nii, kenapa tidak bilang kalau sedang sakit?" tanya adik bungsu dengan nada penuh kekhawatiran.

Ichiro memandang adiknya diam. Ia memijat pelipisnya. Kepalanya berdenyut sakit. Jiro dari dapur membawakan semangkuk bubur beserta segelas air dan pil demam.

"Sekarang jam berapa?" Ichiro menyandarkan kepala pada sandaran sofa. Menutup mata sejenak.

"Setengah tujuh pagi, Nii-chan." jawab Jiro setelah menyodorkan semangkuk bubur pada kakaknya.

Mata Ichiro seketika terbuka lebar. Ia hendak berdiri namun ditahan kedua adiknya.

"Ichi-nii lebih baik hari ini istirahat saja. Kami yang akan menjaga toko nanti."

Ichiro merasa bersyukur memiliki kedua adik yang begitu perhatian. Ia mengelus pucuk kepala mereka berdua.

"Maaf membuat kalian repot." senyum hangat ia berikan untuk kedua adik tersayang. "Ah, dan jangan beritahu apapun pada [Name]."

Jika gadis itu tahu Ichiro sakit seperti ini karena semalam, mungkin [Name] akan memarahinya habis-habisan. Ichiro sedang tidak ingin mendengar ocehan gadis itu sekarang. Suara bel pintu menginterupsi pendengarannya. Jiro membuka pintu. Sosok gadis yang baru saja ia bicarakan menatapnya dengan pandangan marah dan mungkin ada sedikit kekhawatiran tercetak disana. Raut muka Ichiro pias. Habis sudah nasibnya.

"Maaf, Nii-chan. Mungkin dengan keberadaan Nee-chan disini lebih baik daripada kami yang merawatmu." Jiro mengelus tengkuknya.

Helaan nafas keluar dari mulut Ichiro. Ia membaringkan diri kembali. Kepala berdenyut lagi. [Name] menghampirinya dan menjitak pelan kepala kekasihnya.

"Seharusnya kau mengabariku." kalimat singkat itu terucap lirih dari mulut sang gadis. Raut mukanya berubah khawatir. Tangan semi kekar mengelus pipi sang gadis.

"Maaf. Bukan maksudku begitu." Ichiro melirik jam yang hampir menunjukkan pukul 7 pagi. Ia ingin bangkit namun lagi-lagi ditahan oleh [Name].

"Biar aku yang membuatkan bekal untuk adik-adikmu. Kau istirahat saja, Ichi." ucap sang gadis lembut lalu beranjak ke dapur membuatkan bekal untuk kedua adik sang kekasih.

Hypnosis Mic x Reader! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang