Gelap remang hanya ditemani cahaya dari tv yang menyala. Menayangkan acara komedi kesukaan sang gadis. Sesekali tawa kecil keluar dari bibir kecilnya. Kedua tangan memeluk erat bantal tak sabar menunggu sang kekasih yang sedang keluar membeli sesuatu. [Name] ingat kalau Jyuto bilang tidak akan lama. Berharap Jyuto juga tidak lupa dengan titipan coklatnya.
Beberapa menit terlewati dan gadis itu hampir bosan menunggu. Dimatikan televisi yang sempat menyala. Tubuh dibawa berbaring di ranjang empuk. Mengusir bosan, gadis dengan surai [Hair color] itu berguling kesana kemari. Aktivitasnya terhenti kala decitan pintu kamar terdengar. Kepala Jyuto menyembul dibalik pintu yang terbuka sendikit.
"Oya, kupikir gadisku sudah tidur."
[Name] membalik tubuh menjadi posisi tengkurap. Tangan tak lepas memeluk bantal. Kedua pipi mengembung terlihat lucu di mata Jyuto.
"Aku menunggu tau," ucapnya dengan nada yang membuat Jyuto gemas. "Mana titipanku?"
Jyuto mengangkat plastik belanjaan tanda menjawab pertanyaan [Name]. Ia bawa diri masuk sepenuhnya ke dalam kamar. Mendudukkan diri di tepi ranjang. [Name] merangkak mendekati Jyuto, mengintip ke dalam plastik putih berisi barang yang baru Jyuto beli. Tangan Jyuto dibawa mengelus puncak kepala sang gadis.
"Kurasa kau membeli terlalu banyak."
"Kau tidak suka?"
[Name] terkekeh pelan. Meraih satu bungkus kecil coklat batangan. Membuka bungkusnya lalu menggigitnya sedikit.
"Suka kok. Tapi ini terlalu banyak, Jyuto."
Tiba-tiba tangan sang lelaki meraih coklat yang sedang [Name] makan. Menggigit bekas dimana gadis itu makan tadi. Sontak wajah berubah merah. Jantung selalu dibuat berdetak cepat dengan segala kejutan yang Jyuto berikan.
"Jyuto!!"
Sang lelaki tertawa. Lidahnya mengusap jejak coklat yang menempel di bibir. Kedua iris emerald menatap seduktif ke dalam mata hitam malam milik [Name].
"Manis seperti gadisku ini."
"Jyuto!!"
Lelaki itu kembali tertawa. Ia membaringkan diri di samping [Name]. Mengusap bekas coklat yang menempel di bibir sang gadis.
"Makanmu berantakan." ia ucapkan dengan senyum lembut yang lebih terlihat seperti seringai bagi [Name].
"Ini karena salahmu tau."
Kedua alis Jyuto mengkerut. Ia menghela nafas kemudian. "Yare yare, aku selalu disalahkan. Padahal aku tidak berbuat apa-apa."
"Kau membuat jantungku tidak bisa berhenti berdetak keras."
Jyuto kembali tertawa karena kejujuran yang gadis itu lontarkan. Kedua tangan nakalnya meraih pinggang sang gadis, mengelus punggung lembut. Membawanya untuk direngkuh kedua tangan.
"Ah! Jyuto!" tubuhnya menggeliat. Ia menatap datar wajah Jyuto yang tertawa. "Tuh kan!"
"Maafkan aku kalau begitu, Nona."
Kedua pipi chubby itu mengembung. Bibir [Name] mengerucut. Ingin Jyuto sosor rasanya bibir kecil itu.
Jyuto menempelkan keningnya pada [Name]. Memutus jarak di antara mereka. Kedua hidung milik dua insan menempel. Semburat merah tak lepas dari wajah sang gadis.
"Jyu-Jyuto, mau apa?"
Jyuto mendengus geli. "Menurutmu?"
"E-ehh-mmfh, Jyu-,"
Dua tangan Jyuto menangkup kedua pipi. Menahannya agar gadis itu tak mencoba kabur. Menempelkan bibirnya dengan bibir [Name]. Lidahnya ia gunakan untuk mengusap bibir plum itu. Mencicip manis noda coklat yang menempel disana.
Sang gadis menarik diri. Sudut bibir mencetak benang saliva. Jyuto tersenyum miring sembari tangannya mengusap jejak saliva di sudut bibir [Name].
"Makanmu benar-benar berantakan."
Gadis itu diam. Sedang mencerna apa yang telah terjadi. Sadar ia baru saja melakukan hal memalukan. Selimut ia tarik hingga menutupi seluruh badan. Menyembunyikan diri dari rasa malu.
Jyuto melepas tawa. Ia menyibakkan selimut, menemukan [Name] disana dengan wajah semerah tomat.
"Oya, kenapa bersembunyi?"
"Aku tidak terbiasa dengan hal semacam itu! Kau membuatku malu setengah mati."
Alis sang lelaki mengkerut. Menunjukkan raut bingung sang polisi. "Kenapa malu? Tidak ada yang melihat kita."
"Tetap saja!"
Tawa Jyuto memenuhi ruangan. Sedangkan sang gadis malah semakin mengeratkan selimut yang menutupi wajah.
Tangan Jyuto menarik wajah sang gadis. Kembali melontarkan senyum miring khas miliknya.
"Kalau begitu, aku akan membuatmu terbiasa, Nona."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hypnosis Mic x Reader!
Fiksi Penggemarisinya cuma fanfict iseng yg aku buat hehe