PART VI

10 0 0
                                    

"Mulai besok, kamu di anter jemput sama aku ya Ki?gimana?" kata Zarhan yang langsung membuat tawa kedua manusia lain di dalam mobil itu berhenti.

Dan, hening seketika.

Setelah agak lama dalam situasi awkward karena keheningan dalam mobil itu, Janu membesarkan volume radio di mobilnya dari kursi samping kemudi sambil memanfaatkan posisinya yang mendekat pada Zarhan untuk berbisik pada pria itu. "eehh kampret lo gercep(1) banget,,liat liat sitkon dong.." bisik Janu yang hanya dapat didengar oleh Zarhan dengan nada kesal yang kentara.

"Bodo amat, gue nyium bau bau lo bakal nikung njirrr" balas Zarhan apa adanya dengan tetap focus ke jalanan kemudian menengok ke belakang menatap Kiara sekilas sambil mengangkat kedua alisnya seperti berkata 'gimana?'

Janu yang dikira Zarhan akan menikungnya itu langsung menautkan kedua alis, kaget bercampur aneh langsung menelusup pikirannya. 'ko dia takut gue tikung sih?masa iya dia jadi suka Kiara beneran,kampret emangg,,lagiankan gue lagi sama Jasmine,yakali mau nikung dia..' gerutunya yang hanya dapat ia lontarkan dalam hati sebab masih ada Kiara diantara ia dan Zarhan.

"Hah?euhh,,tapi,,kalau buat anter jemput bareng setiap hari sih pasti gabakal bisa" gugup Kiara yang tidak bisa menyembunyikan rasa kagetnya itu. "Lagian kalau perginya, pagikan aku auto pasti bakal sama Kaira..jadi gausah anter" tambahnya lagi menyisipkan alasan yang memang begitu nyatanya.

"Laahh,,Kai sendiri aja emang kenapa?udah gede inikan?" kekeh Zarhan lagi sembari tertawa garing sendiri di dalam mobil itu.

"Yaudahh sih Hann,,lo ga usah maksa Kia gituu" keluh Janu nimbrung. "Lagian kalau gue jadi Kiara, gue juga bakal lebih milih pergi bareng kembaran gue lahh" tambah Janu 'kompor' dengan disusul cekikikkan kecil.

Zarhan yang merasa ada yang tidak beres dengan isi kepala Janu langsung menoleh ke samping kiri dan menatap sinis Janu yang hanya dibalas gerakan bahu tak acuh dari sipemilik mobil, yang menyebabkan Zarhan harus memutar bola matanya malas sambil kembali focus ke jalanan.

"Yaudah dehh,,kalau gabisa aku anter setiap hari, bakal aku jemput setiap hari di gerbang aksara buat pulang bareng,gimana?" tawar Zarhan lagi masih terus berusaha.

Beruntung dan tak bisa ditahan lagi oleh Kiara untuk bergumam 'alhamdulillah' dengan lega saat gerbang rumahnya sudah terlihat dan mengakhiri tawaran aneh dari mantan kekasih kembarannya itu.

"Nahhh,,berhenti di gerbang coklat itu ya Hann,," titah Kiara tak menjawab tawaran dari Zarhan.

"Iyaaa,,gue juga masih inget kali dimana rumah mantan gue" gumamnya dengan nada yang tidak dapat dideskripsikan, entah apa yang sedang dirasakan Zarhan begitu melihat pagar rumah yang dulu hampir ia kunjungi setiap hari.

Dan Kiara hanya merasa semakin awkward saja sambil cengengesan kecil.

"thanks banget ya Jann,,Hann,," ucap Kiara dari luar mobil Janu setelah menutup cepat pintu mobilnya.

"Iya iya,santaii.." kata Janu meminimalisir sedikit rasa canggung yang masih tergambar jelas.

"Yaudah aku masuk duluan yaa,,kalian gabakal aku ajak masuk dulu soalnya Umi sama Abi lagi ga ada di rumahh" kata Kiara jujur.

"Iya Ki, ga apa apa..bayarannya, nanti malem harus cek Line dari aku yaa" seru Zarhan sembari tersenyum dan mengangkat kedua alisnya serempak. Dan Kiara yang masih saja merasa aneh itu hanya dapat tersenyum kecil dan mengangguk.

"Assalamualaikum..." salam Janu saat mobilnya mulai melaju menjauh dari depan pagar coklat rumahnya.

"Wa'alaikum salam" balasnya bergumam. 'sumpah ya,si Zarhan ketos abal abal itu abis makan apa sih?aneh banget kelakuannya dari siang' gerutunya sambil membuka pagar dan mendekati pintu rumah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 13, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Alkaira AlkiaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang