And then

18 4 0
                                    

   Mata sarang terbuka ketika mobil yang dia kendarai sudah memasuki halaman rumah,  entah sekarang pukul berapa karena yang ia lihat awan sudah gelap.
" sarang kau langsung masuk ke kamar ya biar nanti appa yang bawa barang" mu " ucap appa lembut
" tidak usah appa,  biar sarang sendiri yang bawa"  ucap sarang yang menutup pintu mobil
" tidak tidak kau sudah mengantuk,  ah kau masih ingatkan di mana kamarmu" tanya appa memastikan
" yak apa yang appa bicarakan tentu saja aku masih ingat" ucap sarang
" appa pikir kau sudah lupa haha" goda appa
" sudah lah appa aku akan masuk,  badanku rasanya gatal ingin cepat mandi"
" ah nde nde"
  Sarang pun berjalan memasuki rumahnya,  suasananya masih sama seperti saat sarang masih tinggal di sana,  sarang pun mulai naik ke lantai 2 menuju kamarnya.
Sarang memandang ke seluruh penjuru kamarnya,  masih sama seperti dulu tidak ada yang berubah bahkan polaroid nya dengan yunhyeong masih tertempel di dinding atas tempat tidurnya, terlihat jelas di dalam polaroid itu mereka tertawa,  sarang pun mendekat dan mengambil polaroid tersebut.
" oppa anyeong" lirih sarang entah kenapa setelah melihat polaroid itu kenanganya kembali muncul membuat sesak kembali di hati sarang,  air matanya tak dapat di bendung lagi bahkan saat ini sudah lolos mengalir di pipi sarang,
" bagaimana bisa aku melupakan mu oppa?  Apa yang harus ku lakukan,  jika melihat fotomu saja aku masih bisa menangis,  bagaimana aku bisa melupakan mu seutuhnya"  lirih sarang
" sarang ah" ucap eomma yang tengah berdiri di depan pintu
Mendengar namanya di panggil sarang menyeka air matanya dengan cepat dan berbalik menghadap eommanya
" nde eomma" ucap sarang
" kau menangis?  Kenapa?  Kau tidak suka kembali ke rumah? " tanya eomma yang kini duduk di depan sarang
" aniyo,  aku senang eomma ada apa eomma kemari? " tanya sarang
" cepatlah mandi dan tidur,  besok pagi kita harus pergi kerumah paman mu" ucap eomma
" untuk apa? " tanya sarang
" kau lupa?  Eonni mu dan suaminya mereka berkunjung  ke busan,  akhirnya sudah setahun lebih mereka menikah kembali ke busan" jelas eomma
" jaehyi eonni di busan?" kaget sarang
" benar dia dengan suaminya yunhyeong" jelas eomma
Mendengar hal itu air mata sarang kembali keluar,  kali ini benar benar sesak di dalam hatinya
" ya ya mengapa kau menangis? " ucap eomma pelan
" ani,  eomma  bisa keluar aku ingin istirahat dan mandi"
" ah nde,  jallja" ucap eomma yang bangkit dan berlalu , setelah eomma pergi sarang pun kembali terisak hingga sarang terlelap .
  
   Jika hari ini bisa di hapus,  sudah pasti sarang akan menghapusnya,  tubuhnya masih terasa malas untuk bangkit dan jangan di tanya kantung matanya membesar akibat menangis ,
" akhh apa yang harus ku lakukan? " gumam sarang yang menutup dirinya dengan selimut dan ingin kembali tertidur,  baru saja ingin memejam seseorang menarik selimut sarang hingga terjatuh ke lantai,  membuat sarang ingin memaki setelah tau siapa yang melakukan
" bangun!  Sudah siang kau lupa akan ada acara keluaraga! " teriak woojin
" park woojin!  Kau itu bisa tidak jika masuk ke kamarku ketuk pintu dulu,  bagaiman kalau tadi aku sedang ganti baju! " kesal sarang
" hey dari tadi aku mengetuk,  kau saja yang tidak dengar,  lagipun aku tidak sudi jika harus melihat badanmu yang seperti papan rata" ucap woojin
" apa katamu?  Papan rata? Wah kau pagi pagi sudah buat masalah saja ya" sarang pun bangkit dan melempar bantal tepat ke arah woojin
" aku sudah bosan melihat badanmu,  bukannya sejak kecil dulu kita sering mandi bersama? " goda woojin
" yak woojin hentikan"
" hahaha sudahlah aku mau pergi dulu bye papan rata" ucap woojin yang berlalu begitu saja
" yaa!!  He papan rata?  Apa dia gila badanku kan oke, bisa bisanya dia bilang papan rata"  gerutu sarang yang beranjak dari kasurnya .

  Di meja makan sudah terlihat keluarga Park tengah sarapan begitu juga dengan 2 kakak laki laki sarang yaitu jinhwan dan minhyun ya bisa di bilang sarang anak perempuan satu satunya.

" minhyun oppa kau sudah pulang! " teriak sarang yang baru saja turun tangga
" nde wah long time no see sarang  , kenapa kau semakin cantik saja" ucap minhyun yang memang sudah lama tidak melihat sarang
" nde gomawo oppa,  wah ada jinan oppa,   oppa juga baru pulang? " tanya sarang yang duduk di sebelah woojin
" nde baru tadi pagi jam 3 bersama minhyun " jelas jinan
" ah begitu " ucap sarang yang kini sibuk mengoles roti dengan selai
" oh ya kau ingin berpakaian seperti itu ke rumah paman? " tanya woojin
" memang kenapa?  Salah?  Bukankah gaya pakaianku seperti ini? " ucap sarang
" sarang bukannya lebih baik kau menggunakan celana panjang nak,  eomma rasa hari ini akan panas"
" eomma sarang sudah menggunakan sunblock kok tenang" ucap sarang yang menghabiskan satu roti dengan cepat saat hendak minum sarang pun di buat kesal dengan kembaranya itu
" yak!!  Park woojin!  Mengapa kau menghabiskan teh ku!  Aku ingin minum! " kesal sarang,  bagaimana tidak sarang dengan sengaja membiarkan teh nya terlebih dahulu agar tidak terlalu panas tapi ahkirnya malah woojin dengan santai menghabiskan teh itu.
" ganti gak,  ambilkan ih woojin! " geram sarang
" tidak mau" tolak woojin yang bangkit namun dengan cepat sarang mencubit pinggang kembaranya itu sebagai balas dendam
" awww sakittt bodoh" rengek woojin.
" makanya ganti dong minum sarang, udah sengaja di biarin malahn di minum" kesal sarang
" lah berisik deh ya,  tinggal ambil lagi kenapa?  Tuh di depan minhyun hyung" ucap woojin berlalu
" ih woojin ngeselin banget sih! " gerutu sarang
" nah oppa ambilkan.  Sudah jangan ribut" ucap minhyun memberikan satu gelas lagi teh kepada sarang dan dengan cepat sarang meminumya

" a oppa!! Masih panas!!!! " ucap sarang yang kini seperti orang kepanasan
" hahaha mian sarang mian " tawa minhyun
" eomma 😭 lihat oppa" adu sarang kepada eommanya
" kalian ini kenapa senang sekali berbuat jahil terhadap dongsaeng mu ini" ucap eomma
" hahaha habis dia masih seperti anak kecil si eomma,  jadi minhyun masih suka jail dengan sarang" jelas minhyun
" he?  Anak kecil?  Oppa aku itu udah besar bahkan aku sudah masuk university terbaik di seoul " jelas sarang dengan bangganya
" iya iya uri dongsaeng memang daebak! " ucap jinan sembari mengelus puncak kepala sarang
" ah eomma sarang ke taman belakang sebentar ya,  ada barang yang harus sarang simpan di sana" ucap sarang yang beranjak pergi.

    Sarang masih memegang erat kotak kayu yang baru saja dia temukan di bawah tempat tidurnya,  sebuah kotak yang banyak menyimpan kenangannya dulu, tangannya kini mulai membuka perlahan kotak tersebut dan terlihat sebuah kalung yang cantik , tangan sarang mulai meraba kalung tersebut membuat pikiran sarang kembali kacau bahkan ada rasa sesak yang kembali muncul ketila mengingat kenangan itu ,

" kalau kenangan itu membuatmu sakit, kenapa kamu masih menyimpannya sarang? " ucap seseorang di belakang sarang
" ah oppa,  tidak aku hanya emm " " apa?  Kamu hanya ingin berlarut berlarut dalam kesedihan hanya dengan mengingat dia?"
" oppa,  bagaimana aku bisa melupakannya?  Bahkan dia berjanji padaku akan menikahiku ketika aku lulus nanti,  tapi?  Lihat dia telah menikah terlebih dahulu" jelas sarang
" lebih baik kamu lupakan,  oppa tidak mau kamu seperti ini,  merasa takut jika harus pulang ke rumah sendiri" ucap jinan yang kembali masuk ke dalam rumah.

  Pikiran sarang benar benar kacau setelah mendengar hal itu banyak yang ia rasakan kini,  sakit hati,  sedih,  kecewa,  bahkan rasa dendam mungkin ada, karena luka yang yunhyeong berikan benar benar sangat membuatnya menderita.





  Maaf kalo part ini sedikit aneh bahasanya,  harap maklum penulis amatir,  jangan lupa like dan koment,  karena itu sangat berharga bagi penulis.  Gomawo😊
           
                           By : Dewi_pee

UriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang