Letter

6 1 0
                                    

"yang menyayangi kita tak pernah benar-benar meninggalkan kita." – Sirius Black ( Harry Potter )

Taehyun meninggalkan pesan dari film yang sering sekali menjadi bahan obrolan kami di minggu-minggu terakhir keberangkatannya. Kim Taehyun atau sering sekali kami panggil Kim Tae ini anak blasteran Indo Korea. Akhirnya setelah sekian lama tinggal di Indonesia, ayah nya kembali di tugaskan di Korea. Kim Tae harus ikut dan melanjutkan study di sana. Aku yang paling banyak merasa bersalah karena telah melampiaskan semua kesal dan amarah ku selama ini. Ia yang baik selalu tersenyum dan menemani. Tak pernah sedikitpun mengeluh atau melawan.

"Day, I hope you happy as long as you can erase your bad memories and of course don't forget to smile. Don't worry he will return back home."

Ia tersenyum dan berlalu pergi membelakangi. Tanpa menoleh lagi. Langkahnya penuh percaya diri seperti tak lagi ingin berbalik dan berlari. Dua orang itu meninggalkan ku. Dua orang yang sangat berarti.

Kehidupan itu merupakan sebuah perjalanan. Ada kalanya pergi meninggalkan dan ada menetap untuk ditinggalkan. Kedua hal itu yang tidak pernah ku harapkan. Keduanya pilihan yang  masih belum juga bisa ku terima.

Kehidupan harus terus berlangsung, bahkan ketika waktu yang lain berhenti kita tidak dapat menunggu untuk beriringan. Semuanya harus berjalan tanpa henti.

Waktu itu masih ada yang menggebu. Semua harus selesai. Bagaimanapun caranya. Harus selesai. Entah aku yang memulai atau dia yang memulai. Harus ada komunikasi diantara kami. Namun semua yang telah dimulai harus segera diakhiri jika begini, semua harus terang benderang. Jelas.

Keputusan ku untuk pergi ke Surabaya di aminkan ibu dan ayah. Mereka tahu betul apa yang sudah menjadi keputusan anaknya ini tak lagi bisa di hentikan. Niat sudah bulat. Persiapan matang. Ayah yang biasanya tidak banyak bicara malam sebelum keberangkatan masuk kamar gadis satu-satunya dengan senyum,

"Kalo Day mau tahu, silahkan cari tahu. Kalo Day mau jelas, silahkan cari kejelasan. Satu pesan ayah,"

Aku meringkuk di atas pangkuannya, merasakan hangatnya perasaan Ayah yang biasanya tidak sekhawatir ini.

"Day itu perempuan nak, bukan berarti semua kehendak Day harus mereka turuti. Kalo Day genggam pasir sekuat mungkin semuanya akan lepas meski dalam cengkraman. Apa yang akan kamu dapat?"

Ayah menunggu respon ku. Matanya menelusup kedalam saat aku mendongak bersiap menjawab, sepersekian detik bibir ku kelu. Tak ada kalimat yang keluar. Semuanya hilang. Semua alasan yang sudah ku persiapkan malah pergi tak bersisa dari ingatan. Malu sekali rasanya terus di pandangi dengan wajah yang kelimpungan mencari jawaban. Ayah mengangguk dan tersenyum.

"Hilang."
Suara pria berjanggut tipis itu sedikit gemetar.

"Semua hilang dalam genggaman saat kita berusaha sekuat tenaga menggenggamnya dengan erat." Lanjutnya kemudian,

Air mata ku menetes. Ayah memeluk ku erat.

'Ohh... Ayah andai ayah tau. Day sudah sangat bersabar dan menanti hari ini. Day tahu harus ikhlas untuk melepaskan. Namun ada yang masih belum selesai yah, Day dan Fathur harus bertemu untuk menyelesaikannya. Maaf yah'

Hati ini berkata lantang berharap ayah mendengarnya. Meski begitu ayah tetap merestui perjalanan ini. Pagi-pagi sekali ayah siap mengantar ku.

"Nanti Day harus beberapa kali ganti transportasi kan? Inget barang bawaan mu, jangan ceroboh ya Day."

Aku tersenyum meyakinkan. Jangan sampai air mata ku jatuh lagi. Keputusan ku pergi pagi itu sudah banyak menoreh luka untuk ayah dan ibu. Pagi itu tidak boleh ada lagi tangis. Day anak yang bebal melekat sekali dengan kesan yang selalu ku tunjukkan pada siapapun. Keras kepala, tidak pandai berkata-kata tapi selalu ceria. Nangis sama sekali bukan hal yang sering kutunjukkan. Mungkin ini yang mendasari izin mereka. Anak yang selama ini terkesan kuat malah menangis tersedu-sedu meminta izin untuk pergi ke Surabaya seorang diri. Terlebih mungkin ini memang perjalanan singkat sebelum masuk perkuliahan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 11, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cara Ku Melihat MuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang