3 : Abangnya Hannah

88 13 34
                                    

Happy Reading

.
..
...
..
.

Pagi ini Hannah isi dengan kegiatan bersih-bersih. Mulai dari kamarnya sendiri sampai ruang tamu, semuanya benar-benar tertata rapi. Gadis itu tersenyum puas melihat hasil pekerjaannya. Setelah itu dia mengembalikan alat kebersihannya ke tempat yang seharusnya.

Hannah duduk di hadapan meja makan, memunggungi sang ibu yang sedang memasak. Dia tersenyum manis saat bunda menyadari keberadaannya dan menoleh padanya.

"Adek kenapa? Kelihatannya seneng gitu." Bunda bertanya sambil menghidangkan makanan di meja.

Hannah mengangguk semangat, "Iya, jarang-jarang bunda ada di rumah apalagi pas liburan!"

Bunda ikut tersenyum dan mengusap rambut sang putri dengan sayang. "Panggil abang deh, dek. Kita sarapan bareng," pinta bunda.

"Siap bunda!" Hannah berdiri dan memberi hormat ala prajurit negara. Bunda tersenyum kecil melihat tingkah putrinya, melihat bagaimana putrinya begitu bersemangat dengan kehadirannya.

.

.

.

.

.

.

.

Satria sedang fokus pada laptopnya, bukan—bukan mengerjakan tugas atau semacamnya melainkan sedang menonton anime. Iya anime, nonton anime fokusnya mengalahkan fokus pada pacar apalagi pelajaran. Eh, tapi Satria 'kan nggak punya pacar :")

"Ahh~ Nico-chan kawaii!!!"

Iya kawan-kawan, pangeran wibu kita lagi sibuk kencan sama waifu-nya. Duh, bukan kencan juga sebenarnya, cuma nonton ulang anime doang padahal. Tapi ya namanya juga wibu yang lagi ngehalu tentang waifu-nya, gilanya bikin orang yang lihat geleng-geleng kepala.

Saat sedang seru-serunya menonton episode yang menayangkan konser sang waifu, suara pintu yang diketuk—nyaris dipukul—disertai suara sang adik terdengar.

"ABAAAANG AYOK SARAPAAAAN!"

Sang adik masih saja mengetuk pintu kamarnya dengan brutal, membuat pemuda manis bergingsul itu menghela napas.

"JANGAN LUPA MANDI JUGA!"

"IYA IYA DEK!" teriaknya membalas teriakan sang adik.

Setelah sang adik tidak lagi membuat suara ribut melalui pintu kamarnya, Satria segera men-shutdown laptop kesayangannya. Tidak lupa berpamitan pada waifu-nya seolah dia nyata.

"Pangeranmu pergi dulu ya, jaa nee Nico-chan!"







Hm







Dasar wibu :))

Tidak perlu waktu yang lama untuk mandi, karena sekarang pemuda itu beranjak keluar kamarnya. Tangannya masih sibuk mengeringkan rambut yang basah menggunakan handuk. Baru saja hendak menuruni tangga, dia mendengar percakapan dua kaum hawa di lantai bawah.

"Bunda mau pergi lagi?"

Satria diam, jelas dia menangkap nada sedih dalam ucapan sang adik. Tangan pemuda itu kini meremas handuk yang dia pegang, sedang berusaha meredam emosinya sendiri.

"Maaf ya sayang, tiba-tiba ada pertemuan mendadak sama client."

Satria juga tahu, nada bicara sang ibu juga terdengar menyesal.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 25, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Oh My Brother! [COMING SOON]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang