5.Sifat Alvin yang sebenarnya(?)

75 11 1
                                    

Sinar mentari pagi telah mengusik tidur Agatha. Bukannya bangun Agatha malah membungkus badannya dengan selimut tebal bergambar micky mouse kesayangannya itu. Padahal jam sudah menunjukkan pukul 06.30 yang berarti 30 menit lagi gerbang sekolah akan ditutup.

Seseorang dari balik pintu sudah mencoba membangunkan agatha dengan menggedor gedor pintu kamarnya.Tetapi wanita itu tetap menghiraukan ketukan pintu itu.

"Agathaaaa...bangun dek ntar lo telatt"

Ya,siapa lagi kalau bukan si Roy yang tak lain dan tak bukan adalah kakanya sendiri.

Agatha pun dengan amat terpaksa turun dari ranjangnya menuju pintu untuk membukakan pintu untuk sak kakak tercintah;v.

"Ada apaan sih bang ganggu princess tirur ae lo elah"kata Agatha malas dengan sesekali menguap menahan ngantuk yang menyerang dirinya.

"Eh lo kagak sekolah,ini udah siang goblok,gimana sih"ucap Roy dengan kesal.

"Lo kalau mau berangkat ya berangkat aja sono,ngapain perhatiin gw.ucap Agatha sembari merem melek menahan kantuknya.

"Eh bege lo itu anak baru"

"Lha terus?!"

"Ya jangan sampai lo telat gimana sih,gw selaku anggota osis sekaligua abang lo,gw cuma mau adek gue disiplin kagak_" belum selesai Roy bicara tiba-tiba Agatha membanting pintu kamarnya dengan keras membuat Roy terlonjak kaget.

"Dasar adik sialan, awas lo" umpat Roy kesal.

Setelah kepergian Roy, Agatha masuk ke dalam kamarnya menuju kamar mandi untuk memulai ritualnya, setelah selesai Agatha segera memakai seragamya dan berdiri didepan meja rias, sambil memakai bedak bayi dan juga lip blam.

Agatha memang tidak suka dengan sesuatu yang berlebihan, karna ia risih dengan semua itu.

Setelah merasa cukup Agatha dengan cepat berlari menuruni tangga dan menuju bagasi mobil. Ia bahkan menghiraukan teriakan mamanya yang memangginya untuk sarapan terlebih dahulu.

Mampus telat batin Agatha dalam hati sembari melihat Arloji berwarna biru muda yang melingkar di tangan kirinya.

Tak butuh waktu lama akhirnya Agatha sampai didepan gerbang sekolahnya. Namun nasib buruk sedang berpihak kepadanya, karna gerbang sekolah sudah ditutup.

Wajar saja ditutup orang udah jam 07.30:v

"Sial udah ditutup lagi, bangsat" umpat Agatha kesal.

Dari tempat ia berdiri, Agatha dapat melihat seseorang dengan pakaian seragam security lengkap, kumis panjang melenting, dan muka yang sangat... menjengkelkan. Siapa lagi kalau bukan pak satpam_-.

Dengan sigap Agatha masuk kembali ke mobilnya, lalu menjalan kan mobil tersebut menuju gerbang belakang sekolah.

Karna merasa aman, Agatha langsung memanjat pagar gerbang tua itu dengan handal, karna waktu dilondon itu sudah menjadi hal yang biasa bagi Agatha.

Brukk

Agatha sudah mendarat tepat diatas rerumputan hijau yang begitu terawat.

Dengab cepat ia bangkit dan mengendap endap seperti maling menuju kelasnya. Namun keburukan kembali pada dirinya. Ia telah kepergok oleh seseorang dibelakangnya.

"Woy lo ngapain ngendap ngendap kek gitu, mau maling ya, atau jangan jangan lo telat!" Teriak cowok itu.

Dengan hati-hati Agatha membalikkan badannya dan blamm.

"Elloo... kirain siapa!" Pekik Agatha sambil memegangi dadanya dengan nafas lega.

"Iya gue, kenapa emang, pasti lo ngira gue pak Sobri kan?!" Ya cowok itu adalah Alvin. Sang ketua osis yang ramah dan lemah lembut.

Tapi dimata Agatha, Alvin merupakan ketua osis yang nyebelin, dan terkesan Bad boy. Karna sikap Alvin kepada Agathalah yang meyakinkan Agatha bahwa yang dibilang oleh murid SMA Harapan bangsa itu hanya omongan semata.

"Ih apaan kagak!"elak agatha sedikit kikuk.

"Bodo amat,lo!"Alvin menujuk Agatha tepat didepan wajah Agatha. "Ikut gue sekarang"ucap Alvin sambil menyeret Agatha menuju Ruang osis miliknya.

"Woy lepasin,sakit tau nggak!"

"Iihh lepasin,Alvinnnn"

"Ngeselin banget sih lo"

Teriakan demi teriakan Agatha sama sekali tak dihiraukan oleh Alvin,ia terus menyeret Agatha menuju keruangannya.

Setelah sampai ia pun masuk dan mendudukkan Agatha dikursi yang telah disediakan.

"Sekarang lo jelasin,kenapa lo bisa telat!"suara Alvin yang begitu lembut,namun tegas berhasil membuat Agatha melongo.

Agatha heran apakah Alvin baru saja dimasuki oleh jin tomang? Eh tapi masa iya?.pikiran Agatha melayang kemana mana memikirkan suara lembut Alvin itu.

"Agatha,ta..woy,,eh malah nglamun"Alvin mengibas ngibaskan tangannya untuk membuyarkan lamunan Agatha.

"Eh.eng- apa..lo ngomong apa?"Agatha menjawab dengan sedikit gagap.

"Kenapa?"tanya Alvin lembut.

"Nggk! Emang lo nggk jadi nanya?"ucap Agatha sedikit menghilangkan gugupnya.tenang Agatha lo nggk boleh baper,mungkin ini sifat Alvin yang sebenarnya,jadi dia bersikap seperti ini kesemua cewek. Batin Agatha sambil mengangguk anggukkan kepalanya.

"Oke lo kenapa bisa telat?"

"Oh kesiangan"jawab Agatha jujur.

"Cih alesan"

"Yhe..dugong lo nanya gue udah jawab.lah gue jawab dengan jujur malah dibilang alesan,sehat mas?"cerocos Agatha,yang membuat Alvin terkekeh.

"Oh kalau begitu lo lari lapangan 5 kali setelah itu hormat pada bendera sampai jam ke 2 selesai"ucap Alvin tetap lembut namun juga tegas.setelah itu ia pergi meninggalkan Agatha yang melongo atas apa yang alvin katakan.

Whatt!!! Dia gila!! 5 kali!! Oh nooo!!! Gerutu Agatha dalam hati.

Tak lama kemudian ia pun ngancir menuju lapangan dan melakukan tugas dari sang ketos yang berwibawa:v.

Agatha pun lari sebanyak 5 kali seperti yang alvin bicarakan tadi. Setelah itu ia hormat pada bendera hingga jam ke 2 selesai.

Tanpa ia sadari dari kejauhan, tepatnya di pinggir lapangan, Alvin terus terusan memperhatikan Agatha, sesekali terkekeh geli.

Sebenarnya, kemarin-kemarin ia tak ingin bicara kasar kepada Agatha karna ia tak suka bicara seperti itu. Tapi apalah daya, Alvin tak dapat mengontrol emosi nya bila didekat Agatha.

Padahal jika dengan sintya ia tak pernah emosi. Ralat mungkin ia akan emosi jika Sintya sudah melewati batas, seperti menyentuh Alvin, karna Alvin sangat risih dengan itu.

Meskipun banyak wanita yang mengganggunya Alvin selalu menolak nya dengan lembut, tanpa kasar sedikit pun.

Karna ia ingat pesan alm. Kakeknya bahwa ia tidak boleh sombong dan harus bersikap lembut kesemua wanita. Karna tanpa wanita kita tak akan ada didunia ini. Dan jangan sampai menyakiti wanita karna dengan itu sama saja ia telah menyakiti ibunya sendiri.

Namun entah mengapa jika bersama Agatha, ia selalu diselimuti emosi yang tinggi. Entahlah mungkin karna kata-kata kasar yang dilontarkan oleh perempuan itu.

****

Holla👋

Balik lagi ya.
Oh iya jangan lupa vote and comen ya. Aku cuma butuh vote kalian, nggk susah kox ngasih hal seperti itu.
Mungkin menurut kalian sebuat dukungan suara merupakan hal yang nggk penting. Tapi beda dengan ku dukungan kalian sangat berharga bagiku:).

Aku mohon hargailah karya seseorang, karna membuat sebuah karya bukanlah hal yang mudah, bagaikan membalik telapak tangan begity saja.

Makanya itu aku mohon sama kalian yang telah membaca ceritaku, untuk memberikan sebuah vote agar aku dapat melanjutkan cerita ini:)

_Amalia dyah_

My Bad GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang