Arvino merebahkan tubuhnya di pinggir lapang. Napasnya ngos-ngosan dan kerigat tak henti-henti membasahi kaos yang tengah ia pakai. Entah apa yang sedang ia pikirkan, matanya menatap langit senja yang tak lama lagi akan berubah menjadi langit malam.
Ditengah-tengah kegiatan Arvino itu, seseorang berdiri disamping tubuhnya dan menghalangi pandangan cowok itu. Arvino pun mendudukan diri dan menatap heran ke arah gadis itu.
"Ngapain?" tanya Arvino.
"Nungguin kak Vino selesai futsal, terus ngasihin ini," Ucap gadis itu sembari menunjukkan sebotol air mineral, dan menyodorkannya ke cowok itu.
Meski masih keheranan Arvino pun mengambilnya dan mengucapkan terima kasih, ia akan bertanya tujuan gadis itu setelah ia menuntaskan rasa hausnya.
"Maksud lo nungguin gue apa? ada yang mau di omongin? besok kan bisa. Gue capek," Ucap Arvino sambil menatap gadis itu.
Bukannya ini orang yang tadi pagi ngasihin bekel ke gue ya? batin cowok itu.
"Gak ada kok, aku emang pengen aja nungguin kak Vino," Balas gadis itu dengan cengengesan.
Membuat Arvino menggelengkan kepalanya pelan, lalu menepuk tempat kosong dipinggirnya, mengkode agar penggemarnya itu duduk disamping cowok itu. Dan tentu saja, gadis itu memekik kegirangan lalu tanpa pikir panjang ia pun langsung duduk.
"Nama lo?" tanya Arvino. Dan lagi-lagi gadis itu kegirangan saat seorang Arvino bertanya namanya.
"Kendall Jenner" Balasnya cepat dengan cengengesan.
Arvino berdecak agak kesal, "Gue serius!"
Melihat Arvino mulai kesal akhirnya gadis itu menjawab, "Nama aku Kiara Natalia, tumben kak Vino nanya nama aku? biasanya juga gak peduli? apa jangan-jangan kak Vino udah mulai naksir aku ya?" Ucap gadis bernama Kiara itu lalu memekik senang.
Memejamkan matanya sebentar karena merasa terganggu dengan pekik kan gadis di sebelahnya, Arvino kembali menatap sosok adik kelas bernama Kiara itu.
"Oke Kiara, sebenernya tujuan lo nungguin gue itu apa? Ini udah sore mau malem juga. lo gak takut pulang kemaleman? sekarang zaman penculik-""Bro gue duluan" Ocehan Arvino terpotong oleh suara teman nya yang pamit satu persatu. Cowok itu mengacungkan jempolnya, "Yoi hati-hati lo pada!"
Lalu fokusnya kembali ke adik kelas yang bernama Kiara itu, "Sampai mana gue tadi?" tanyanya
Kiara tampak berpikir, "Sampai penculik?"
Arvino yang teringat kembali mengoceh, "Sekarang zaman penculikan pasti penculik itu ngejar bocah pendek macem anak SD kayak lo. lo gak takut? Gue ngerti lo fans gue. Tapi jangan segininya lah, gue ngerasa udah kayak artis aja kalo kayak gini terus."
Semua berawal saat Arvino menginjak kelas XI, hampir semua adik kelas menatap kagum kepada cowok itu dan semakin kagum saat mengetahui bahwa Arvino adalah sosok cowok yang ramah dan perhatian. Arvino tidak mempersalahkan hal itu namun makin kesini ia merasa jengah dengan para adik kelasnya.
Ia tidak ingin di cap 'cowok dingin atau cowok cuek' karena itu sangat jauh dari kepribadiannya yang hangat kepada semua orang. Selain ramah, Arvino juga suka nolong guru atau siapapun itu yang sedang dalam kondisi sulit.
Bagaimana tidak dikagumi sosok Arvino ini?
Udah ganteng, ramah, suka nolong, kapten futsal, jago nyanyi. Boyfriend material banget kan? Siapa yang gak suka? Coba acungkan tangan, sepertinya orang itu harus mendapatkan pencerahan. Cowok seperfect Arvino masa gak suka?
"Kak Vino kok ngatain aku kayak anak SD? Lagian aku juga gak bakal diculik, karena ada yang jagain aku setiap saat." Ucap Kiara.
Arvino berdecih dalam hati, udah kayak rexona aja setiap saat.
KAMU SEDANG MEMBACA
neighbour
Teen Fiction"Ar, makasih ya?" "Makasih? Untuk?" "Makasih udah mau jadi sahabat gue meskipun lo udah tau gue gak sebaik yang lo kira. Dan terpenting, selalu ada saat gue butuh sandaran." "Semua itu gak gratis Abe." "Hah? Maksudnya?" "Lo harus bales kebaikan gue...