Part 3

127K 6.1K 125
                                    

Bella melangkahkan kaki santai karena waktu istirahat masih sepuluh menit, tiba-tiba tangannya ditarik dari samping dan didorong hingga menempel di dinding persis seperti cicak.

"Aw," pekik Bella.

"Aduh, sakit ya," ejek Fio.

"Makanya jadi orang itu jangan keganjengan," ucap Felly.

"Jauhin calon pacarku!" perintah Fio sambil menarik kuat rambuat Bella.

"Si—si—siapa?" tanya Bella sambil meringis kesakitan.

"Xander," jawab Fio.

"Xander?" beo Bella.

"Iya, kalau aku lihat kau masih dekat dengan Xander lagi, awas saja!" ancam Fio.

"Iya," ucap Bella patuh.

"Lakukan!" perintah Fio pada Felly, Riri dan Yuni.

"Siap," balas mereka.

"Hahahaha." Tawa mereka menggelegar setelah puas menampar, memukul, dan menyiram Bella.

"Seret dia!” perintah Fio yang dilakukan oleh Riri dengan menarik rambut Bella kemudian menguncinya di kamar mandi.

"Ah, sakit," ringis Bella dengan tubuh mulai melemah.

"Hahahaha."

"Tolong," teriak Bella sambil menggedor pintu.

"Siapa pun tolong," ucapnya lirih karena sudah cukup lama ia terkunci di sana, pasokan udara pun sudah menipis serta kepalanya mulai pusing.

"Xander, tolong," lirih Bella kemudian jatuh pingsan.

****

"Bella," lirih Xander saat dirasakannya Bella menyebut namanya.

"Bu, saya izin ke toilet," ucap Xander kepada guru yang sedang mengajar di kelas mereka.

"Ah ya, silakan, Xander," balas bu Ina, guru Bahasa.

"Saya keluar mencari Bella, tolong absennya jangan dikosongkan," mindlink Xander.

"Baik, Pangeran," balas bu Ina yang juga werewolf.

"Bella," teriak Xander saat memasuki toilet perempuan, firasatnya mengatakan kalau Bella ada di sana.

"Bella," teriak Xander lagi.

"Bella."

"Bella kau di dalam?" tanya Xander saat melihat salah satu biliknya tertutup.

"Bella."

"Aku dobrak, ya." Izin Xander karena tidak ada sahutan dari dalam membuat ia geram sendiri.

"Bella," pekik Xander saat melihat Bella sudah tergeletak tak berdaya di lantai.

"Hey, Bella, Bella," ucap Xander menggoyangkan badan Bella dan menepuk pelan pipinya.

I'm Back [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang