"Engh," erang Bella saat cahaya matahari masuk melalui celah gorden dan mengenai dirinya.
"Morning, Sayang," sapa Xander yang sudah bangun sedari tadi tapi masih asik memandang wajah Bella.
"Xander?" sapa Bella yang kebingungan.
"Ya, ini aku," jawab Xander terlewat santai.
"Apa yang kau lakukan?" tanya Bella gugup karena matanya tak sengaja melihat Xander yang shirtless dan juga berbaring menghadapnya.
"Tentu saja tidur," jawab Xander dengan terkekeh melihat wajah Bella yang memerah malu.
"Tapi ...." ucap Bella gugup.
"Aku belum melakukan apa pun, Bella. Belum sampai saat itu tiba," ucap Xander dengan menatap mata Bella dalam, segera saja Bella mengalihkan pandangannya dan memeriksa pakaiannya.
"Nanti kau akan tahu," ucap Xander seolah-olah mengetahui apa yang dipikirkan Bella.
"Aku di mana?" tanya Bella setelah lama diam dan mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan ini.
"Di rumahku, lebih tepatnya di kamarku," jawab Xander.
"Mandilah, aku tunggu di meja makan. Nanti akan ada maid yang membawamu ke sana. Walk in closet ada di dalam kamar mandi, dan jika kau perlu peralatan lainnya kau masuk ke ruangan yang itu," ucap Xander dengan menunjuk salah satu pintu yang berada di kamarnya kemudian mengecup kening Bella sebentar dan melangkahkan kakinya santai keluar.
***
Bella POV
Saat aku membuka pintu kamar mandi, aku sudah terkagum-kagum melihatnya. Bagaimana bisa kamar mandi tak jauh lebih luas dari pada kamar tidur? Bagaimana Xander membuat kamar ini? Semuanya serba mewah dan modern.
Sepuluh menit sudah cukup bagiku untuk mandi, aku berjalan menuju walk in closet yang berada di dalam kamar mandi, hanya saja dipisahkan oleh pintu lagi. Sekali lagi, aku terkagum-kagum dengan isinya lengkap bagai tempat perbelanjaan. Aku mulai melihat-lihat tempat ini, semuanya berisikan dress dan pakaian laki-laki yang kurasa milik Xander.
Mataku tertuju pada dress rumahan yang terlihat sederhana tapi tetap elegan, dress dengan warna biru muda dengan pita putih di bagian pinggangnya itu sangat menarik perhatianku.
Aku keluar dan melangkahkan kaki ke ruangan yang diberi tahukan Xander sebelum keluar tadi. Lagi-lagi aku merasa kagum terhadap isinya, apa Xander sering membawa wanita ke sini sehingga kamarnya pun banyak barang-barang milik wanita, bahkan barang privasi wanita juga ada. Dan itu juga seukuran juga denganku.
Aku masuk ke ruangan yang penuh dengan alat make up, sepatu, tas dan barang-barang keperluan wanita lainnya. Semuanya branded, aku yakin Xander menghabiskan banyak uang untuk membeli semua ini, terbukti dari merk yang tercantum di barang-barang di sana serba mahal.
Aku mulai mengeringkan rambutku dengan hair dryer, memoleskan sedikit make up yang masih terkesan natural dan memakai flat shoes yang berwarna senada dengan dress yang kupakai ini.
Saat aku membuka pintu kamar, aku sudah disambut dengan maid. "Selamat pagi, Nona. saya akan mengantarkan anda menemui pangeran di meja makan," ucap maid yang berdiri di depan pintu kamar Xander.
"Pangeran?" tanyaku bingung saat maid itu memanggil Xander pangeran.
"Ah, itu ...." ucapnya gugup.
"Kenapa kau gugup sekali?" tanya Bella setelah maid itu tak kunjung menjawab pertanyaannya.
"Sudah sampai, Nona. Saya permisi," alihnya tapi memang benar saat ini mereka sudah sampai di ruang makan.
"Bella, kemarilah!" perintah Xander saat melihat Bella berdiri sambil melihat maid yang mengantarnya ke sana.
Bella melangkahkan kaki menuju Xander yang sudah duduk di kursinya dan langsung saja Xander menggeser kursi yang berada di sampingnya untuk Bella duduki. "Xander, apa ini tidak berlebihan?" tanya Bella saat melihat makanan yang tertata sangat banyak.
"Tidak sama sekali, dan ngomong-ngomong kau terlihat begitu cantik dengan dress itu," ucap Xander.
"Terima kasih," balas Bella malu-malu.
"Mari makan," ucap Xander.
Kemudian mereka sibukkan dengan hidangan yang berada di depannya, mereka makan dalam diam dan sesekali Xander melirik Bella yang tampak tenang. Hanya dentingan sendok dan garpu yang terdengar di ruangan besar yang berisikan dua orang itu.
"Ayo," ajak Xander setelah mereka menyelesaikan sarapan mereka, tidak juga bisa dibilang sarapan karena mereka memakan makanan berat.
"Ke mana?" tanya Bella.
"Bereskan semuanya," perintah Xander saat beberapa maid yang dipanggilnya lewat mindlink sudah berada di sana.
"Siap, Pangeran," jawab mereka serempak.
"Ikut saja," jawab Xander dengan melihat Bella dan menggenggam tangan Bella membawanya berlalu dari sana.
Para maid yang melihat itu pun tersenyum senang, pangeran yang mereka layani sejak dulu kini sudah menemukan belahan jiwanya meskipun mereka berbeda, kedatangan Bella ke mansion membuat sikap Xander berubah perlahan dan itu merupakan kemajuan yang pesat.
Xander membawa Bella ke taman belakang mansionnya, tak sembarang orang bisa ke sana, hanya dirinya, Kelly, dan Evan yang boleh ke sana, ditambah lagi sekarang Bella.
"Ini indah sekali Xander," ujar Bella yang terhipnotis dengan pemandangan yang sangat indah.
"Kau suka?" tanya Xander dengan tersenyum melihat wajah Bella yang tampak berseri-seri.
"Ya, aku suka," jawab Bella kegirangan.
"Syukurlah, karena taman ini aku yang merawatnya sendiri", ucap Xander.
"Benarkah?" tanya Bella yang kaget mendengar ucapan Xander.
Seorang Xander memenanam bahkan merawat taman, yang benar saja?
"Ya, dan ini khusus untukmu," jawab Xander dan memeluk Bella dari belakang.
Bella yang kaget saat Xander memeluknya langsung terdiam kaku tapi tak lama ia sudah bisa menguasai dirinya. "Untukku? Tapi kenapa?" tanya Bella lagi.
"Ayo, aku antar kau pulang. Tapi sebelumnya tunggu di sini, aku akan berganti pakaian dahulu. Jika kau mau keliling, silakan saja," ucap Xander yang mengalihkan pembicaraan mereka dan langsung melepaskan pelukannya lalu berlalu dari sana.
Sambil menunggu Xander, Bella memutuskan untuk berkeliling. "Kenapa kau memakai pakaian santai? Bukankah hari ini tidak libur?" tanya Bella saat Xander sudah menghampirinya lagi.
"Aku sudah izin, begitu juga kau," jawab Xander.
"Izin?" tanya Bella bingung pasalnya ia tak tahu alasan mereka izin tidak sekolah.
"Kita akan pergi ke suatu tempat," jawab Xander yang mengerti kebingungan yang dilanda Bella.
"Tapi—"
"Aku jamin kau akan suka, Bella," potong Xander sebelum Bella mennyelesaikan ucapannya.
"Baiklah," ucap Bella pasrah.
Xander mengantar Bella pulang ke apartementnya sebentar, awalnya ia mengajak Bella langsung pergi ke tempat itu tetapi Bella menolak dan meminta ke apartementnya terlebih dahulu.
Lift berhenti di lantai teratas, Bella segera keluar diikuti Xander yang berjalan di belakangnya.
Segera Bella melakukan scan retina dan sidik jari. "Ayo masuk," ajak Bella.
"Paman?" ucap Bella saat melihat orang kepercayaan orang tuanya duduk di sofa ruang tamu.
"Ah, Bella dari mana saja kau?" tanya orang yang dipanggil Bella paman tadi.
"Aku dari—"
"Pangeran!" seru paman Bella saat melihat Xander yang berdiri di samping Bella dan langsung berlutut.
"Paman?" tanya Bella bingung dengan apa yang dilakukan pamannya ini.
"Kau—"
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Back [END]
WerewolfInilah aku, Cristalyn Bella. Aku tak tahu siapa orang tuaku. Sejak kecil, aku sudah tinggal di panti asuhan. Hanya ada kertas kecil dan kalung yang diletakkan di sampingku saat bayi dulu, di kertas itu tertulis permohonan maaf dari orang tuaku dan u...