Bagian 5

1.6K 184 20
                                    

Taehyung menurunkan semua tas miliknya dan Sooyoung dari bagasi mobil. Setelah keadaan kaki Sooyoung membaik, istrinya itu terus merengek untuk segera pindah karena sudah terlalu merindukan kamarnya.

    "Perlu bantuanku?" Sooyoung menghampiri Taehyung dengan kaki yang masih sedikit pincang

    Taehyung menaikkan sebelah alisnya, "Dengan kaki seperti itu? tidak perlu. Masuklah terlebih dahulu"

    Sooyoung hanya mengangkat bahu dan berjalan mendahulu Taehyung yang membawa dua tas berisi pakaian.

    "Wah kalian datang di waktu yang tepat!" suara Jisung menyambut Sooyoung yang membuka pintu.

    "Kemana kau akan pergi malam-malam begini?" tanya Sooyoung menyelidik, mendapati adiknya itu berpakaian sangat rapih.

    "Well, karena aku terlalu populer di kampus, aku selalu mendapatkan undangan pesta. Aku ingin sekali mengajakmu Noona, tapi melihat kondisi kakimu, sepertinya lebih baik kau menjaga rumah saja" Jisung mengedipkan sebelah matanya lalu mengecup pipi Sooyoung cepat

    "Kau harus menghindari alkohol jika tidak ingin terlibat masalah" ucap Taehyung

    Jisung menyipit, memasukan kedua tangannya kedalam saku celana jeans yang Ia gunakan. "Oh God! Aku memiliki dua kakak yang cerewet sekarang" Jisung berjalan melewati Taehyung

    Taehyung hanya menggelang lalu masuk menyusul Sooyoung, "Kau bisa menutup pintunya"

    Sooyoung mengangguk dan segera menutup pintu utama rumahnya.

    Sooyoung menuntun Taehyung menuju kamarnya dalam diam. Beberapa hari ini dirinya memang lebih pendiam, kata-kata dokter wanita itu membuat Sooyoung terus berpikir dan menerka seperti apa Taehyung sebenarnya. Mereka hidup bersama, tidur di ranjang yang sama, namun Sooyoung bahkan tidak tahu apapun mengenai Taehyung. Terlalu banyak yang Sooyoung tidak ketahui hingga Ia menjadi terlalu banyak berpikir.

    "Mengapa kau melamun?" Taehyung bertanya

    Sooyoung membelalakan matanya karena saat itu Taehyung sudah berada tepat di depan matanya, dekat, terlalu dekat hingga Sooyoung bisa medengar deru nafas laki-laki itu. Sooyoung mundur satu langkah, "Aku tidak melamun" elak Sooyoung

    "Kau tidak bisa membohongiku. Apa yang sedang kau pikirkan?"

    Sooyoung menelan ludahnya, berusaha tenang, "Aku hanya sedang berpikir, apa kamarku cukup besar untukmu? Aku ragu kau akan nyaman berada disini"

    Taehyung menatap sekeliling, mereka sudah berada di kamar Sooyoung. "Aku suka dan karena kamar ini penuh dengan barang milikmu, aku lebih menyukainya"

    Sooyoung menatap mata Taehyung yang juga menatapnya, saat itu kalimat Irene kembali teringiang di kepala Sooyoung.

    "Taehyung. Boleh kah aku bertanya sesuatu?"

    "Sure" Taehyung tersenyum

    Sooyoung menarik nafasnya, "apa..." Sooyoung berhenti bicara karena saat itu bel rumahnya berbunyi. "Aku akan mengeceknya"

    "Biar aku saja" Taehyung sedikit berlari menuju pintu, Sooyoung hanya mengikuti dari belakang dengan lambat karena kakinya masih belum bisa digunakan untuk berlari.

    Taehyung perlahan memutar kunci dan membuka pintu. "Kau?!" mata Taehyung seketika melebar

    "Oh My God! Mengapa kau yang membukakan pintu? Kemana Sooyoung?" suara laki-laki

    "Taehyung-ssi. Siapa yang datang?" suara Sooyoung terdengar dibalik punggung Taehyung, Sooyoung yang penasaran pun mengintip dari balik punggung itu. "Oh Tuhan. Daniel? Apa yang...hm"

FIX Me Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang