hansaplas

1.5K 175 73
                                    

"kenapa dengan wajahnya kak?" tanya dahyun dengan menunjuk
kearah lisa

jisoo mengarahkan kepalanya pada jennie dan teman-temannya.

"aaaahh jadi karena itu wajahmu jadi kusut begini" ujar dahyun melihat kearah jennie dan teman-teman bersama kekasihnya.

"hey ayolah Lis. kenapa kau tidak menyerah saja untuk mendapatkannya. kau juga tau kalau Jennie sudah memiliki kekasih" ucap dahyun duduk di samping Lisa dan merangkul pundaknya.

"tidak semudah itu untuk melupakannya dahyun aah. aku sangat mencintainya" balas Lisa menunduk

"kau ini terlalu di butakan dengan cintamu Lis. tidak bisakah kau melihat ada seseorang yg benar-benar tulus mencintaimu" ucap dahyun yang melihat kearah jisoo yang pastinya tidak di ketahui Lisa.

sontak jisoo pun membelalakkan matanya diiringi dengan gelengan kepala yang cepat.

"huh? memangnya siapa yang menyukaiku?" tanya Lisa yg kini menatap dahyun.

jisoo pov

jantungku bekerja dua kali lebih cepat dari biasanya. pasalnya aku takut dahyun akan menceritakan kalau aku menyukai Lisa. dia berbicara kalau ada yang menyukai Lisa sambil  melihat kearah ku. sontak aku terkejut dan segera menggeleng kuat.

aku tidak ingin Lisa mengetahui yang sebenarnya aku menyukainya dan dia merasa tidak enak denganku dan menciba menjauh dariku. aku tidak ingin itu terjadi. biarlah seperti ini saja, kita hanya sekedar teman tapi aku selalu dekat dengannya.

tak apa jika harus melihatnya setiap hari mendekati jennie. gadis yg dia cintai yang pastinya itu membuatku sakit. lagi pula stok hansaplas di dalam hatiku masih banyak. ya hansaplas. yang bisa menutupi luka walaupun sakitnya masih  terasa.

aku sudah terbiasa dengan semua itu. tak masalah, bagiku bisa dekat dengannya pun aku sudah merasa bahagia
jisoo pov end

"kau tahu? yang menyukaimu adalah---" dahyun menggantung kata-katanya sambil melihat jisoo dan Lisa bergantian
"AKU" lanjut dahyun yang kemudian tertawa.

"hyaakk dubu aahh perutku mual sekali ahaha" sahut Lisa dengan tertawa

disitu juga jisoo merasa lega. untunglah dahyun tidak menceritakan semuanya.

"aku tidak Sudi kalau harus berpacaran dengan gadis tahu sepertimu dahyun-ahh miane" ujar Lisa berakting dramatis lalu kemudian tertawa yang diikuti dahyun dan juga jisoo.

***

bell pulang telah berbunyi menandakan bahwa pelajaran hari ini telah usai dan seluruh siswa pun berhamburan keluar dari kelasnya masing-masing.

begitupun dengan dahyun, Lisa, dan juga jisoo yang sekarang tengah berjalan beriringan dengan saling melempar candaan tak berfaedah mereka.

tak jarang para siswa yang melihat kedekatan dahyun,Lisa,dan juga jisoo pun mereka ikut tersenyum. ada yang merasa iri dengan persahabatan ketiganya yang menurut mereka jarang di temui.

"kau ingin pulang dulu atau langsung ke apartemenku lisaya?" tanya jisoo saat sampai di tempat parkir

"aku langsung ke apartemen mu saja eonnie, aku tadi sudah meminta ijin pada eomma" balas Lisa. jisoo pun mengangguk

"aku juga langsung ke apartemen mu saja eonnie" timpal dahyun yang membuat jisoo mengangguk untuk kedua kalinya.

mereka bertiga pun memasuki mobil dengan jisoo yg memegang kemudi sedangkan Lisa duduk di samping kemudi dan dahyun duduk di bangku penumpang.

jiso tinggal di apartemen sendiri. dia lebih memilih tinggal di apartemen milik appanya dari pada tinggal di rumahnya sendiri. alasannya adalah dia ingin belajar hidup mandiri jauh dari kedua orangtuanya.

jisoo sebenarnya dari keluarga yang kaya. apanya punya beberapa rumah sakit di Korea dan juga di luar negri. sedangkan eommanya pemilik butik terkenal di Korea.

setelah menempuh jarak 15menit akhirnya mereka sampai di apartemen milik jisoo.

mereka berniat untuk bermain game bersama. dikarenakan semenjak libur sekolah mereka jarang berkumpul karena berlibur dengan keluarganya masing-masing.
.
.
.
.
.
.
.
.
"hyaak unnie kau curang" teriak Lisa saat jisoo berhasil membobol gawang milik Lisa.

"ahaha lihatlah aku menang" ujar
jisoo dengan sombongnya

"ah eonnie. itu tadi curang" rengek Lisa.

"sudahlah lisaya kau kalah, ayo eonnie kita coret dia pakai spidol" ujar dahyun memberikan spidol pada jisoo.

jisoo sudah bersiap untuk mencoret wajah Lisa dengan spidol, tapi tiba-tiba Lisa mendorong jisoo.

duukk..

kepala jisoo terbentur dengan meja yang berada di belakangnya. sedangkan Lisa hanya acuh dengan memalingkan wajahnya akan berniat membantu bahkan dia tidak melihat kearah jisoo.

"hyaakk Lisa. kau ini apa-apaan" dahyun pun segera membantu jisoo untuk duduk

"biarkan dia dubu-ah. dia bermain curang" ujar lisa

"eonnie kepalamu berdarah" teriak dahyun saat melihat darah di kepala jisoo.

Lisa yang mendengarnya pun sontak langsung menghampiri jisoo dan memeriksanya. apa yang di katakan dahyun benar kepala jisoo berdarah.

"unnie mian ini semua salahku hiks hiks" ujar Lisa sambil menangis

"hey sudah jangan menangis aku tidak apa-apa lisaya"

"tapi gara-gara aku unnie jadi terluka"
ujar Lisa lagi masih dengan tangisnya

jisoo pov
aku senang Lisa menghawatirkan ku. lihatlah, dia menangis seperti anak kecil. padahal aku sudah bilang padanya aku tidak apa-apa tapi dia masih terus saja menangis. jujur saja lisaya. rasa sakit ini tidak seberapa dibandingkan saat aku melihatmu mengejar orang  yang pastinya bukan diriku itu jauh lebih sakit ketimbang ini.




.

.

.

.

tebece

tong hilap voment nya reader ku tercinta.

abaykan typo



Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 25, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

(Lisoo) blind loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang