Selia lebih memilih bangun tidur dari pada bangun cinta, kenapa? Simple saja, hatinya terlalu tertutup untuk hal-hal menyangkut status dan rasa, cinta dan problematikanya. Itulah Selia,hidup nya belum banyak memakan asin,manis,pahitnya kehidupan. Terbilang polos bisa juga, tapi tidak terlalu. Ini lah yang sedang di pikirkan nya sekarang, selagi sendiri,Afaf kembali ke aula.Ingin tidur pun mata tak kunjung terpejam. Apalagi yang di lakukan nya selain berimajinasi.
Bruk
Pintu kelas Selia di dorong dari luar.
Speeechlees.
Siapa lagi kalau bukan Galang Raka Afansya, teman sekelasnya yang selalu berangkat ke sekolah seenak jidat. Meloncat pagar adalah hobinya, tapi aksinya selalu mulus tanpa di ketahui oleh sekolah. Galang itu terlalu tampan, itulah yang di akui oleh semua warga SMA Samudera. Tidak menutup kemungkinan untuk di puja, namun semua itu di hempas jauh oleh Galang. Dia buka remaja tampan yang sering tebar pesona, dia dingin, terlalu dingin,itulah yang di akui oleh warga SMA Samudera. Dan tidak menutup kemungkinan membuat ke tampanan nya bertambah, namun lain dengan Selia, dimatanya Galang adalah kesuraman dalam hidup. Tapi jika dengan Selia Galang tidak terlalu dingin, aneh bukan? Fakta ini yang membuat warga SMA Samudera kembali mencari bukti-bukti akurat tentang status apakah yang di sandang oleh Galang dan Selia."Gak ke aula? "
Suara bass serak itu membuat Selia memalingkan wajah nya ke jendela.
"Bukan jendela yang ngomong, tapi gue,ngapain lo natapnya jendela?"Galang bersandar di papan tulis.Ini adalah salah satu dari kebenaran bahwa ada sesuatu antara Galang dan Selia.
"Lo bisa gak si berangkat sekolah sesuai aturan? Lo kalo hidupnya gak tahu aturan, dan gak mau di atur, hidup aja sana di hutan!"
Selia kembali menjadi gadis yang cerewet.Masih dengan menatap jendelanya.
Galang menghampiri Selia,mendudukan dirinya di atas meja. Selia mendongak menatap Galang, dengan tatapan sebal.
"Lo bisa gak si, sekali tatap gue dengan tatapan lain? Tatapan cinta gitu?"
Ekspresi yang dibuat-buat Galang seperti dalam adegan film itu membuat Selia mual.
Selia menyiumi aroma minyak kayu putih yang tadi di bawakan oleh Afaf."Ngapain si lo nyiumin minyak kayu putih mulu?"
Suara khas Galang menjadi bising di telinga Selia.
"Terus gue harus nyiumin apa?"
"Nyium gue."Katanya percaya diri.
"Sumpah Galang gue tuh kesel banget sama lo, gue denger nama lo di sebut-sebut aja bawaan nya pengen istighfar mulu,apalagi ini, lo bikin pagi hari gue terenggut kenyamanannya."
Inilah yang paling di nanti Galang, kemarahan dan kecerewetan Selia.
"Kelas gue disini, kita juga udah hampir 3 tahun sekelas kan? Jadi harusnya lo udah nyaman banget sama gue. "Galang menaik turunkan kedua alisnya.
"Apa susahnya bangun cinta kan Sel?
Apa sesusah itu tunjukin sedikit aja buat gue? "
Tatapan mereka bertemu. Inilah yang selalu di hindari Selia, tatapan Galang, yang katanya selalu membuat orang salah tingkah,dan katanya itu berubah menjadi faktanya.
"Berhenti bercandain gue Lang."
Selia memalingkan pandangan nya, menunduk.Ig:Athiyaaaaa
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumit
Teen FictionCerita ini tidak bisa di deskripsikan oleh kata-kata. Selamat membaca Ttd Athiya Nurkhairi