Seperti pendaftaran yang berada di awal,perjumpaan mereka pun di awali di pendaftaran siswa siswi baru SMA Samudera.
Kala itu,Selia dan Alif,ayahnya,sedang menentukan jurusan apa yang ingin Selia ambil.
Selia yang cerewetnya sedang kumat,berbicara terus sampai menarik perhatian banyak orang.Tapi Selia tak sadar dengan itu.Salah satu dari banyak orang itu adalah Galang,entah kenapa manik matanya betah memandang Selia.Galang bersama Ayu,bundanya,sedang mengurus administrasi,Galang sudah di terima dan sudah memilih jurusan yang sesuai dengan dirinya,bahasa,dia memang pandai berkata sastra.Berbeda dengan Selia,dia sudah di terima di SMA Samudera tapi bingung memilih jurusan apa.
"ayah,Sel ambil ips aja yah?"Selia bimbang.
"eeeh gak yah,enggak,Sel gak mau masuk ips,bahasa aja ya yah,ih seru deh"Dia membayangkan.
"eh tapi yah,gak deh gak jadi bahasa,aku gak ada jiwa di sana,ipa aja deh,Sel kan pengen jadi dokter."Selia menyimpulkan.
"ehhh tapi yah..."
"ah sudah kamu ini ambil jurusan Bandung-Jakarta aja,ribet sekali anakku ini."
Alif menggelengkan kepala heran
"ayah setuju kamu mau ambil jurusan apa saja terserah kamu,tapi ingat jangan main-main."
"Sip ayah,ayah ku memang terbaik,eum jadi Sel milih apa yah?"Wajah polosnya membuat gemas Alif.
"Seliiiaaaaa."mata Alif membulat.Lucu.
Itu yang Galang simpulkan,gadis itu lucu,menggemaskan,rambut hitam sebahu,dia memakai cardigan hitam,badan nya berisi,tapi tidak gendut,wajahnya biasa,tapi entah,terlihat cantik di mata Galang.Kulitnya sawo matang,alisnya tebal seperti ingin menyatu antar keduanya,hidung nya mungil,tapi tidak pesek,bibirnya tidak tipis,tidak tebal,pipinya agak chubby,suaranya agak berat."Lang,ayo pulang,bunda mau lanjutin desain pesanan."
Galang yang memang dingin itu hanya diam,mengikuti langkah bundanya."Galang,Galang." gumam Ayu
Parkiran SMA Samudera sesak,banyak mobil terpakir disana,lain dengan Selia dan Alif yang menggunakan motor.
Alif menstater motornya,perlahan melaju dari kesesakan.Tin..tin..tin
Bunyi klakson itu membuat Alif me-rem dadak motornya.Selia terhuyung ke depan,helm dikepala nya membentur helm ayahnya.
"ayah kenapa rem dadak?"keluh Selia.
"itu mobilnya pak Herman.Ayo turun." titah AlifLelaki seumuran Alif itu keluar dari mobil bmw hitam,merekah kan senyumnya pada Alif.Satu orang lagi yang keluar dari mobil bersama laki-laki itu,seorang gadis modis seumuran dengan Selia berjalan cantik di belakangnya.
"Alif." Sapa laki laki itu riang itu.
"Herman."
Kedua insan itu berjabat tangan.
"mobilmu tidak asing,aku langsung tau.Anakmu disini juga?"
"ah iya,Meta,ini pak Alif masih,ingatkan?"
Gadis yang di panggil Meta itu tersenyum,menyalimi hormat Alif.
"Ingat pah."
Meta tersenyum pada Selia.Selia membalas.
Selia tau pak Herman,tapi dia tidak tau jika pak Herman mempunyai anak perempuan,setahunya,anak pak Herman dua orang laki-laki.Keduanya sedang melanjutkan studi di luar negeri.
"aku mau menjemput istriku,dia sedang mengurus administrasi."
"oh iya,Rani disini,aku tidak melihatnya."
Alif dan Herman berbincang ria.Selia yang mulai tidak nyaman,berubah moodnya,dia kembali menjadi gadis diam.Ambivert memang begitu.
Meta sibuk dengan ponsel yang di belakang nya tergambar apel separuh.Benar benar membosankan,batin Selia.Mata Selia menyapu sekeliling,banyak mobil bermerek terparkir rapih disana,juga banyak nya motor menambah sesak parkiran Samudera.Matanya melihat kearah wanita cantik sebaya dengan Alif,berpakaian modis berjalan dengan lelaki seumuran dengannya.
Dia jadi teringat ibunya dirumah.Wanita itu cantik,kelihatan karismanya,tapi lelaki di sampingnya begitu angkuh,sorot matanya dingin.
Tak sengaja kedua bola mata mereka betemu.Selia cepat-cepat mengalihkan pandangan.21/02/19
Hari ini ulang tahuh mamahku.
13.11 hujan rintik-rintik menemani aku menulis.Beri vote dan comment.
Ig:@athiyaaaa
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumit
Teen FictionCerita ini tidak bisa di deskripsikan oleh kata-kata. Selamat membaca Ttd Athiya Nurkhairi