Prolog

1.9K 142 83
                                    

"Jingga, aku memang bajingan! Tapi aku gak pernah sekalipun kasar sama perempuan."

"Iya aku tau, Li."

"Jika seorang laki-laki mampu kasar sama perempuan, hanya karena barang kesayangannya gak sengaja dirusak sama perempuan itu, dia gak pantes disebut laki-laki, Ngga!"

"Tapi itu memang salah aku, Li, aku salah karena udah ngerusak barang berharga miliknya, "

Ditaruhnya kamera yang sedang ia pegang ke atas batu yang ada disampingnya dan mencoba menghapus air mata Jingga yang sudah terlanjur jatuh membasahi pipi manisnya.

Ali memegang kedua bahu Jingga dan menatapnya dengan penuh kelembutan tak seperti biasanya
"Ngga, kamu gak salah, kamu gak sengaja ngerusaknya, lagian itu cuma barang. Gak seharusnya dia bersikap kayak gitu sama kamu."

Bagaimana bisa seseorang yang begitu baiknya bisa berubah menjadi begitu menakutkan ketika ia sedang kecewa. Mampu bersikap kasar kepada seorang perempuan yang harusnya tak pernah diperlakukan seperti itu.

Jingga menghapus air matanya dan tertawa kecil melihat sikap Ali yang tak seperti biasa.

"Tumben ngomongnya pakek aku kamu, HAHA."
"Tumben juga kita gak berantem kayak biasanya," tambah Jingga lagi dengan gaya meledek Ali.

Ali langsung melepaskan tangannya dari bahu Jingga,"Resek banget sih lo, orang lagi serius."

"Oh ternyata bisa serius juga, kirain main-main mulu."

"Gak asik banget sih," ucap Ali sembari mengambil kameranya dan beranjak meninggalkan Jingga.

"Mau kemana, Li?"
"Bentar lagi ada senja, mau foto-foto," tanpa menoleh sedikitpun.
"Ikutttt!" pekik Jingga.
Ali langsung menghentikan langkah kakinya, "Yaudah buruan."
"Tapi, fotoin aku ya mas dokter," sambil menepuk pundak Ali.
"Dih, gak mau ah, entar lensa kamera gue langsung rusak!" sahut Ali sinis dan langsung melangkah pergi.
"Ih yaudah siapa juga yang mau difoto sama lo!" teriak Jingga.

****

Langsung lanjut chapter 1 gak nih?

JINGGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang