Warna Kertas Baru

90 69 76
                                    

Aku merasakan Kemudian sedang menjadwalkan waktu-waktunya. Mengatur segala kebuntuan untuk menidurkan hari ini, membaca buku, membuat puisi, memesan satu buah lilin kepada Kemarin untuk diantarkan ke ruangan yang dimatikan jiwanya sendiri. Lalu berdua duduk bersama pada waktu yang tidak bisa dibuat selain mereka, dirasakan selain mereka, bahkan diri-diri yang bertemu menjadi utuh.

Aku tersenyum, barangkali malam ini, membaca kembali buku pertemuan mereka tentang waktu serupa di masa yang berbeda, namun pernah sama-sama memasukkanmu. Malam ini, aku mengambil setengah halaman yang kosong untuk dibawa keluar dari jiwa. Cerita soalmu tersimpan di setengah halaman yang lain; yang sudah kutandai.

Aku berjalan di antara keramaian-keramaian dan suara, ditemani halaman-halaman yang menulisi dirinya sendiri dan udara. Bulan, lampu jalanan, penayangan dan bayangan; aku menemukanmu di setiap kehangatan yang dipinjamkan waktu. Lalu, pementasan berakhir dengan tepuk tangan, sedang aku belum sampai pada satu pun angan.

"Selamat menikmati ketidaktahuan." Pesan jiwa lewat angin jauh, dan aku menuju arah kembali penuh meninggalkan kemudian-kemudian.

Aku sisakan satu halaman kosong di bagian terakhir. Nanti, barangkali ketika kepulanganku juga mengantarkan kabar baik, biar Kemarin yang menuliskan bahasa kerinduan sekembalinya aku ke jiwa.

Lalu aku mengerti, masa depan adalah masa lalu yang ingin memasukkanmu sekali lagi.

======================
Jiwa, apa kabar kamu hari ini? saya doakan kamu baik.

Surat-surat (saya sebut ini surat) ini dibuat tidak dengan keadaan buruk atau apapun niat yang membuat pembacanya bingung. Sungguh.

Saya tidak tahu dengan cara apa saya (saya di hari ke depan) menyampaikan surat ini. Bisa jadi dititip teman baik, ditaruh di suatu tempat dan memintamu untuk mengambilnya, diantarkan sendiri, atau bahkan saya juga yang membiarkan surat ini berlama-lama di laci. Dan, dengan alasan-alasan tidak bisa untuk tidak menuliskan dan tidak bisa dijelaskan pula, maka akhirnya saya tulis juga hal-hal yang mewakili (tidak sepenuhnya) hati beberapa hari ini.

Tentangmu, Jiwa.

Akan Aku Katakan Malam iniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang