Part 7 "Who Are You ?"

99 6 0
                                    


Part 7 Who Are You?

Preview

Dengan baju yang basah aku masih saja berani menghampirinya entah kenapa, tetapi sepertinya dia belum sadar kehadiranku karena hujan yang begitu deras satu langkah dua langkah dan aku sampai tepat di belakangnya. "kau.... Apa kau tau siapa diriku?", begitu kalimat yang kudengar menggunakan Bahasa korea, banyak kalimat yang ingin kukeluarkan tetapi seolah tidak mau keluar dan hanya berhenti di hatiku. Dia sepertinya menyadari jika aku mengikutinya, dia mengulangi sekali lagi perkataannya "apa... kau tau siapa diriku...", dia berbalik tetapi dengan tatapan yang menyedihkan. Tatapan ini ... yang membuatku mengingat dengan jelas wajahnya, bagaimana dia, dan seperti apa kehidupannya, kita memang tidak mengenal satu sama lain dan baru saja bertemu hari ini. Dia memiliki dia yang lain yang membuat dia yang sejati tidak terlihat.

Keesokan harinya

Chaeyoung POV

Seperti biasanya aku setelah dengan berjalan kaki menuju hale bus, sore ini langit dilapisi dengan awan mendung sehingga terlihat suasana malam hari. Di halte sangat banyak orang yang menunggu bus datang, namja berseragam SMA yang beda dari seragam SMA ku berdiri di pojokan dengan keringa dingin di pelipisnya, tubuhnya yang putih sulit membuat orang tahu apakah dia memang putih atau pucat. Dia namja yang kuikuti semalam, beberapa menit kemudian bus datang dan berhenti di depan halte, semua orang berebut masuk tetapi namja itu tidak dia hanya terpaku ke depan HPnya entah apa yang membuat dia seperti itu. Bus akan segera berjalan tetapi rasa penasaranku membuat kakiku tidak melangkah sedikitpun untuk pergi menaiki bus yang kami tunggu.

Dia berjalan menjauhi bus dan aku mengikuti dibelakangnya. Langit semakin gelap dan rintik hujan mulai turun, rasa penasaranku membuat aku melangkah jauh mengikuti namja itu dan kami tiba di suatu jalanan sepi yang ditumbuhi pohon pohon oak besar yang tidak berbunga ketika musim hujan. Tiba tiba dia menoleh ke arahku dan aku bersembunyi dibalik pohon Oak yang besar, rupanya dia menyadari kedatanganku. Setelah memeriksa keadaan belakagnya namja itu berdiri dan melihat kekanan dan kekiri seolah olah menunggu sesuatu. 30 menit berlalu... satu jam berlalu dan dua jam kemudian hingga langit benar benar petang dan hujan sangat deras. Aku termasuk orang yang harus menuntaskan rasa penasaranku, hingga aku mendapatkan apa yang harus aku cari.

Aku mengenakan mantel dan payung sedangkan namja itu hanya berdiri seperti itu, kekesalanku akan rasa penasaranku ini akhirnya tiba dipuncaknya, aku berjalan dari persembunyianku dibalik pohon oak dan akan menghampiri namja bodoh yang menunggu entah apa ditengah hujan lebat seperti ini. Tiba tiba saja terlihat sebuah truk melaju tepat dan menabrak namja itu. Apa yang kulihat barusan.... Kenapa truk itu sengaja menabrak namja itu... jelas jika namja itu berdiri di pinggir jalan tetapi truk itu melesat begitu saja, aku kembali bersembunyi ketika truk itu berhenti dan 2 orang bermantel hitam keluar menghampiri yang mereka tabrak, mengetahui orang yang mereka tabrak masih dalam keadaan sekarat, mereka mengeluarkan pisau dan menikam namja SMA itu hingga tewas.

Darah dimana mana segera terhapus oleh air hujan yang lebat sementara aku terdiam sambil sembunyi dibalik pohon oak yang besar. Aku ingin melihat apa yang mereka lakukan pada namja itu tapi aku tidak memiliki keberanian. Beberapa menit kemudian truk itu pergi, aku keluar untuk melihat tetapi tidak ada jejak apapun, jejak baik namja itu maupun bekas banyaknya darah di aspal. Aku hanya bisa terdiam dan berjalan kembali menuju halte semula aku menunggu bus. Langit sudah menjadi benar benar gelap, dihalte sudah tidak banyak orang hanya aku yang menunggu bus. Tidak lama kemudian bus berhenti tepat didepanku dan aku masuk kedalamnya.

Hanya aku didalam bus yang memasang wajah aneh karena melihat kejadian yang siapa saja tidak ingin melihatnya. Aku mulai menyalahkan diriku sendiri jika saja aku menolongnya, jika saja aku menghentikan langkahnya, jika saja aku tidak bersembunyi, jika saja... ini... jika saja itu.... Suara suara penuh menyalahkan diriku sendiri.

Chaeyoung POV End

Bus kembali berhenti di halte berikutnya, seseorang namja dengan baju SMA dan tas ransel masuk kedalam bus, tubuh tinggi dan wajah tampannya dilengkapi dengan wangi parfum yang lembut membuat orang orang dibus mengarahkan perhatiannya kearah namja dengan pakaian seragam SMA itu. Namja itu memilih tempat duduk disebelah Chaeyoung, orang orang yang melihat akan mengira jika mereka berteman dilihat dari seragam SMA yang sama. Beberapa yeoja yang ada didalam bus meminta akun media social namja tampan itu, dengan ramah dia memenuhi permintaan beberapa yeoja yang ada di bus. 15 menit kemudian bus berhenti di halte berikutnya.

Pemberhentian terakhir bus yang artinya semua penumpang akan turun. Namja itu berdiri dan bersiap turun seperti penumpang yang lain tetapi dia melihat Chaeyoung masih dalam keadaan yang sama dengan tatapan kosongnya, "kita sudah sampai kau tidak turun...", Chaeyoung akhirnya berhenti dalam tatapan kosongnya dan melihat siapa yang mengajaknya bicara. Chaeyoung langusng terdiam melihat namja yang mengajaknya bicara, "ba...bagaimana bisa kau... kau... kau...", Chaeyoung terbata bata tidak percaya dengan apa yang dilihatnya, bagaimana bisa namja yang tadi dilihatnya sekarat bisa ada dihadapan Chaeyoung, karena sangat terkejut hingga Chaeyoung langsung tidak sadarkan diri. Tidak ada orang orang yang tersisa didalam bus itu, hanya sopir bus. Namja itu kemudian menelfon seseorang untuk datang dengan mobil dan membawa Chaeyoung ke apartemennya.

Paginya......

Chaeyoung terbangun dikamar dengan ornament serba putih, pengharum ruangan lembut dan alunan musik klasik yang samar samar terdengar dari kamar yang ditempati Chaeyoung membuat suasana semakin romantis. Chaeyoung bangun dan mengingat apa yang terjadi semalam, begitu mengingat apa yang terjadi semalam Chaeyoung bergegas pergi keluar ruangan dan melihat seorang namja yang dilihatnya sudah meninggal sedang menuangkan susu di gelas. Berulangkali Chaeyoung menyadarkan dirinya. Tetapi pengelihatannya masih tetap sama. Namja yang dia lihat kemudian berbalik masih dengan secangkir susu yang dibawanya, "kau sudah bangun... apa kau tidak ingin sarapan... aku sudah menyediakan di meja, makanlah", dengan tersenyum.

Chaeyoung menuruti perkataannya dan duduk di meja bar sambil masih melihat namja itu, namja dengan senyuman yang berbeda, meskipun saat itu Chaeyoung belum pernah melihat namja yang dia pikirkan, tetapi senyumannya jelas terlihat berbeda. Chayeoung memakan roti itu, dia mencium bau parfum yang khas, bau parfum yang biasa dipakai untuk mewangikan jasad yang sudah tidak bernyawa, jantungnya mulai berdetak dengan cepat, Chaeyoung tidak bisa menyembunyikan rasa cemas dan ketakutan, tapi dia hanya bisa diam dan melihati namja itu, namja itu memiliki kulit yang pucat, kulit putih dan pucat dengan kelopak mata merah muda dan bibir yang kering pucat tidak berwarna pula. Chaeyoung mencoba memulai pembicaraan, "apa kau melihat HPku?", "ah aku tidak melihatnya... mau kuantar pulang? Sepertinya kau orang korea juga", "aniya... aku akan pulang sendiri, pinjamkan aku uang", jawab Chaeyoung dengan cepat.

Setelah namja itu menghabiskan susu yang dipegangnya dia masuk ke dalam kamar, Chaeyoung mengikuti gerakan namja itu dengan matanya. Namja itu masuk kedalam kamar yang terlihat gelap dengan beberapa cahaya redup berwarna merah, Chaeyoung tidak bisa melihat dengan jelas apa yang ada di dalam kamar itu, pintu kamar tertutup dan Chaeyoung bergegas mencari cari sesuatu didalam ruangan yang keliahatannya normal. Chaeyoung membuka laci – laci menyentuh beberapa hiasan rumah dan memeriksa cepat beberapa perabotan, tetapi tidak ada yang janggal disana. 5 menit kemudian terdengar bunyi bel berulang dari pintu, Chaeyoung melihat pada layar cctv didekat pintu. Terlihat seorang laki-laki mengenakan jubah putih dan membawa tas koper, laki-laki itu memiliki wajah khas orang eropa dengan postur tubuh tinggi besar da kulit putih kemerah-merahan.

"yak... didepan ada tamu... apa... aku harus membukakan...", Kata Chaeyoung dengan sedikit takut. "Ne... buka saja.. dia dokterku", jawab namja yang berada di dalam kamar. Chaeyoung membukakan pintu dan namja eropa itu melihat Chaeyoung dengan tatapan ramah sambil memasukkan koper kedalam apartemen. "Are Mr Jung inside?".

Black Shadow of Mr JeongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang