Pasti kita pernah merasakan luka yang terlalu pedih dalam hidup.
Ya, saat itu kita seakan tak bisa berlari, karena luka yg ada seakan disimpul mati.
Dan kita berfikir tak akan ada yg mampu memberi pertolongan untuk keluar, karena semua pintu seakan terkunci.
Ya, kita merasa buntu.
Kita terhimpit dengan perasaan bersalah.
Yang sebenarnya itu hanya sebuah perasaan.
Kita terbius dengan masa lalu.
Hingga tanpa terasa kita mengabaikan moment2 terbaik yg Allah tawarkan.
Berapa banyak waktu yg kita sia-siakan hanya karna terlalu memikirkan masa lalu ?
Berapa banyak kesempatan berharga yg kita lewatkan begitu saja. Karna menghabiskan waktu dengan bersedih terus menerus ?
Satu-satunya cara untuk keluar adalah menghadapinya.
Luka terlalu berbahaya untuk menginap di hati kita, jangan biarkan rasa itu diam berlama lama di dalam. Karna ia menyewa ruang tanpa batas, tak ada jangka waktu.
Sekiranya keadaan memaksa kita mengingat luka tersebut, berlagaklah seperti kita menghidap amnesia dan cobalah menjadi seorang pemaaf yang luar biasa.
Jangan hanya karna satu luka yang kita derita, membuat hati terus menutup pintu pada seseorang yang sebenarnya ingin menjadi penghuni hati.
Jika luka itu masih terasa begitu sakit, mungkin karena kita pernah jatuh terlalu kuat.
Ya, semakin dalam jatuhnya, semakin dalam lukanya, semakin lama utk menyembuhkannya.
Sembunyikan luka dengan senyuman. Tutupilah luka agar tidak tersentuh oleh kenangan lama dengan keikhlasan. Pergilah sejauh yang mampu dari mengingat luka itu.
Setidaknya, jangan biarkan masa lalu singgah kembali dan membuat luka baru lagi.
Jangan takut dengan bekas luka yg ditinggalkan.
Jadikan itu sebagai peringatan pada diri.
Maaf dan Ikhlas adalah obat penyembuh luka yang paling hebat.
Meskipun kita disakiti berulang kali, maafkanlah untuk kesembuhan luka pada hati kita.
Mungkin kita tidak pernah meminta, tapi beginilah cara Allah mengajarkan kita caranya untuk mendewasakan diri dengan belajar merawat luka sendiri
KAMU SEDANG MEMBACA
(Not) About Us
Randomsebuah pemikiran yang mengalir begitu saja yang didasari atas pengalaman dan hinaan. Tentang harapan yang tak sesuai kenyataan Tentang perasaan yang tak sesuai ucapan Tentang rasa dalam sepenggal kata (Bukan) tentang kita yang sulit bersama NB : Jik...