Yogyakarta, 3 Juni 2014.
"Aku mencintaimu, ku mohon jangan tinggalkan aku," ucap Afrizal dengan nada memohon.
"Tapi tak bisa, aku sudah kecewa. Apa aku bisa percaya kata-katamu lagi?" jawab Almeera lewat sambungan telepon miliknya.
"Please Al, kasih aku kesempatan sekali lagi. Asal kamu tahu, namamu selalu ada dalam doaku," sambung Afrizal meyakinkan.
"Bagaimana jika aku tidak mempercayai nya?" balas Almeera dengan lemah. Kepercayaannya kini sudah berbeda.
"Percayalah, aku akan selalu mencintaimu sampai mati." jawab Afrizal sekali lagi untuk menyakinkan Almeera.
"Benarkah?" jawab Almeera ragu.
"Demi Allah. Bahkan aku selalu berdoa untuk kita kepada Allah," terdengar suara isakan di seberang sana.
"Doa apa?" tanya Almeera penasaran.
"Biar jadi rahasia antara aku dan Allah, intinya doa untuk kita berdua. Maafkan aku, beri aku kesempatan sekali lagi. Lebih baik aku mengakhiri hidupku jika kau tidak mempercayai kata-kata ku," kini tangisnya semakin menjadi.
"Baiklah, aku memaafkanmu. Kita buktikan siapa yang bisa menepati kata-katanya," tantang Almeera.
"Aku janji. Aku akan selalu menunggu mu sampai kapanpun. Aku janji akan mencintai mu sampai aku mati."
...
Terputus. Panggilan itu segera berakhir diikuti pesan dari provider XL bahwa pulsa Almeera habis.
Ia masih tak mempercayainya.
Apa mungkin, kata-kata itu bisa ia percaya?
Bahkan kini umurnya baru 15 tahun. Ia menjalin kisah dengan teman sebayanya yang usianya hanya terpaut 7 bulan darinya. Bisakah ia percaya Afrizal akan mencintai nya sampai mati seperti yang dikatakan nya? Bahkan untuk masa depan saja mereka masih belum tahu mau jadi apa. Apakah ini tidak terlalu jauh? Tapi kenapa ia bisa sampai membawa Allah?Mungkinkah?
•••
KAMU SEDANG MEMBACA
Until The End
Teen Fiction"Setelah itu, aku hanya mengamati mu dari kejauhan. Memastikan bahwa dirimu baik-baik saja. Dan selamanya menjaga sesuatu yang mungkin engkau ragukan." - Afrizal "Setelah itu, aku melupakannya. Jarak dan waktu berhasil mengubahnya. Kini aku menjadi...