●Sesak●

9K 286 6
                                    

Amara terkejut saat melihat Nasya bersama Gilang memasuki ruangannya.

Amara merasa senang juga merasa curiga pada Nasya.

"Nasya kok bisa bareng kak Gilang yah?" itulah pertanyaan yang muncul di benak nya.

Nasya melihat Amara seperti aneh saat menatap nya juga Gilang.

"Ehh Ra gimana keadaan lo?lo mendingan?" tanya Nasya memecahkan keheningan di ruangan rawat Amara.

"Iya gue mendingan," kata Amara seraya tersenyum.

"Gina mana?bukannya dia udah sampe?" Nasya melihat ruang rawat.

"Iya tadi dia ke toilet," kata Amara.

"Ehhh lo sakit apa?" tanya Gilang yang mulai membuka suara.

"Ehh kata dokter cuma kecapean aja." Jelas Amara dengan tatapan yang tak biasa pada Gilang.

"Owh," kata Gilang.

Tiba tiba terdengar suara deringan telpon dari handphone Gilang.

"Bentar ya gue keluar dulu mau angkat telpon," kata Gilang kemudian melangkah keluar ruangan.

Saat Gilang berada di depan Gina datang ke ruang rawat Amara.

"Sya lo dari kapan?" tanya Gina yang melihat Nasya duduk di samping kasur Amara.

"Belum lama si," kata Nasya.

"Owh iya tadi gue liat Kak Gilang di depan?dia kesini?kok bisa?" tanya Gina bertubi tubi.

"Iya lo kok bisa bawa Kak Gilang kesini?" tanya Amara juga.

"Kalian nanya tuh satu satu dong," kata Nasya "Jadi tuh gin—" Belum sempat Nasya bercerita mereka melihat pintu terbuka dan masuklah Gilang.

"Gue pamit ya,gue mau jemput mama gue di bandara," kata Gilang.

"Iya," Kata Nasya singkat "Makasi udah anter gue kesini." Lanjut Nasya.

"Iya sama sama,Amara cepet sembuh ya," kata Gilang sambil menatap Amara.

"Makasi ka," kata Amara yang sedikit salah tingkah.

Kemudian Gilang pergi,mereka menatap punggung Gilang sampai tak terlihat lagi.

"Ehhh gimana cerita dong." Pinta Gina lagi.

"Jadi tadi tuh gue lari pagi sama Gina eh Gina nya gak jadi ya udah gue sendiri terus pas gue lagi lari gue tabrakan sama orang ternyata orang yang tabrakan sama gue itu Kak Gilang terus kaki gue sakit eh trus gue ditawarin buat ke rumah sakit," Jelas Nasya. "Gitu ceritanya." Lanjut Nasya.

"Owh," kata Gina manggut manggut tapi Gina seperti nya tau kalau Nasya berbohong.

"Trus lo ajak kesini?" tanya Amara.

"Iya,soalnya gue pikir kan kalo Kak Gilang kesini siapa tau lo bisa cepet sembuh," kata Nasya meskipun ia merasakan sesak di hatinya.

"Aaahhh lo baik banget sii," kata Amara sambil merentangkan tangannya seperti yang mau dipeluk.

Nasya pun memeluk Amara dan diikuti Gina yang memeluk juga.

Tak terasa hari sudah mulai gelap dan sekarang Nasya juga Gina berada di dalam mobil jemputan Nasya.

"Sya lo tadi boong ya," kata Gina yang tiba tiba menghancurkan lamunan Nasya.

"Boong?boong apa?" tanya Nasya tak mengerti yang sekarang sibuk memainkan handphone nya.

"Itu yang tadi lo cerita ke gue sama Amara tentang Kak Gilang." Jelas Gina.

"Iya,gue gak mau sahabat gue kecewa sama gue," kata Nasya yang sekarang saling tatap dengan Gina.

"Gue gak ngerti sama lo deh Sya," Kata Gina, "ya udah sekarang lo cerita yang sebener nya ya sama gue." Gina meminta penjelasan.

Gina berbicara namun Nasya melamun kemudian Gina melambai lambaikan tangannya di depan mata Nasya dan Nasya sama sekali tak sadar dan tetap melamun sambil senyam senyum.

"Nasyaaaa," kata Gina sambil mengguncanggkan badan Nasya.

"Apa?" Nasya memasang wajah polos nya, "masa tadi gue dibilang cantik sama lucu," kata Nasya sambil senyam senyum.

"Sama siapa?" tanya Gina penasaran.

"Kak Gilang," jawab Nasya enteng.

"Yang bener lo?" Gina memajukan mukanya ke depan muka Nasya.

Nasya mendorong muka Gina.

Flashback on

"Lo laper gak?" tanya Nasya yang dari tadi tak tahan dengan suara cacing yang terus berteriak di perut nya.

"Dikit si,ya udah kita cari warung makan deket sini," kata Gilang yang terus berjalan bersisian dengan Nasya.

Mereka berjalan sambil mencari kedai makanan yang pas untuk mereka.

Akhirnya mereka melihat kedai nasi makanan sunda yang seperti nya cocok.

"Ka disitu aja ya makanan nya,cacing di perut gue teriak terus," kata Nasya sambil memegangi perut nya yang terus berbunyi.

"Pantesan daritadi gue kaya denger suara perut kelaperan tapi gue gak tau itu siapa dan ternyata perut lo," kata Gilang sambil tertawa.

"Iii udah ah cepet kita nyebrang gue laper banget," kata Nasya.

Mereka pun menyebrang jalan dan memasuki kedai tersebut dan memesan makanan sambil menunggu makan yang mereka pesan mereka sibuk dengan handphone mereka.

Tak berlama lama akhirnya pesanan mereka sampai dan Nasya langsung melahap nya berbeda dengan Gilang, ia malah menatap Nasya yang sedang lahap makan.

"Ka Gilang loh kok liatin gue bukannya di makan tuh makanan nya," kata Nasya yang mulut nya masih penuh dengan makanan.

"Lo lucu Sya," kata Gilang tiba tiba saat melihat mulut Nasya di penuhi makanan seperti anak kecil.

Kemudian Gilang mengambil selembar tisu dan mengelap sisa makanan yang ada di sudut bibir Nasya.

Nasya hanya diam mematung melihat tingkah Gilang yang begitu romantis.

Setelah sisa makanan itu hilang Gilang membuang tisu itu dan melihat perubahan di wajah Nasya yang sekarang pipinya menjadi merah merona.

"Lo cantik,apalagi pas lagi blusshing kaya gitu," kata Gilang yang melahap makanan nya.

Nasya menjadi salah tingkah dan melampiaskannya pada minuman yang dipesannya dan meminumnya dengan cepat juga berharap agar pipinya yang merah merona segera hilang.

Flashback off

Mendengar cerita Nasya,Gina menjadi antusias untuk menggoda Nasya.

"Cieeee,gue kok curiga ya,jangan jangan Kak Gilang suka juga sama lo," kata Gina sambil menyenggol sikut Nasya.

"Tau deh,tap—"

"Pak di depan situ aja." Potong Gina saat melihat jalan yang ternyata sebentar lagi ia sampai gang perumahan rumah nya.

"Iiii Gina lo ngeselin," kata Nasya saat sadar perkataan nya di potong.

"Lo lanjut cerita nya besok aja ya,gue udah sampe soalnya," kata Gina yang kemudian membuka pintu mobil.

"Thanks Sya," kata Gina saat sudah ada di luar mobil.

"Makasi ya pak," kata Gina pada supir Nasya.

"Iya sama sama non," kata supir nya yang kemudian melajukan mobil nya lagi.

***

Happy reading😆
Jan lupa bintangin yh🌟
Maafkan kalo ada yg typo😅

Backstreet [ E N D ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang