1

20K 2.1K 382
                                    

"Hyuck!"

Donghyuck menoleh, mendapati Felix tengah berlari kecil ke arahnya, "Lo mau langsung balik?" tanya pemuda yang lahir di Australia itu ketika sudah berdiri disamping Donghyuck.

"Balik?" ulang Donghyuck, "Ya enggalah! Sejak kapan gue balik cepet kalo ekskul basket ada latihan?"

Felix menepuk dahinya, "Oh iya ya, mau ngeliatin Kak Mark kan?"

Donghyuck tersenyum sumringah seraya menganggukkan kepalanya antusias, "Iya!" pekiknya, "Gue mau ngasih minuman nih." ujarnya sambil menunjukkan botol dalam genggamannya pada Felix dengan bangga.

"Lo sendiri? Udah mau pulang, Lix?" tanya Donghyuck yang segera diangguki oleh Felix.

"Kak Changbin udah nungguin soalnya." ujar Felix.

Donghyuck mengangguk-anggukkan kepalanya, "Yaudah, hati-hati Felix!" pekiknya pada Felix sambil melambaikan tangan, yang juga dibalas lambaian tangan oleh Felix.

Setelah Felix pergi, Donghyuck kembali melanjutkan langkah menuju lapangan basket, di salah satu tribun, dia melihat Renjun tengah duduk sendirian.

Renjun sepertinya juga melihatnya, karena pemuda China itu langsung melambaikan tangan dan mengisyaratkan Donghyuck untuk menghampirinya.

"Hyuck! Duduk sini!" titah Renjun sambil menepuk-nepuk tempat kosong disampingnya. Donghyuck pun menurut dan menduduki tempat disamping Renjun.

"Udah lama, Njun?" tanya Donghyuck.

Renjun menggeleng, "Gue juga baru dateng kok."

Menonton anak ekskul basket latihan memang sudah menjadi kebiasaan Donghyuck dan Renjun.

Donghyuck karena mau melihat orang yang disukainya-Mark-dan Renjun yang menunggu dua pacarnya.

Iya. Jeno dan Jaemin. Dua pacarnya Renjun.

Donghyuck sampai heran bagaimana bisa Renjun mendapat dua cowok populer yang memiliki banyak fans perempuan maupun laki-laki dengan begitu mudahnya. Sementara Donghyuck sendiri, untuk membuat Mark—yang sama populernya dengan Jeno dan Jaemin—menyadari kehadirannya saja sepertinya cukup sulit.

"Udah nyoba minta id line?" tanya Renjun tiba-tiba, membuat Donghyuck menoleh seraya mengernyit bingung.

"Siapa?"

Renjun berdecak, "Ya Kak Mark lah! Siapa lagi?"

Mulut Donghyuck membentuk huruf O tanpa suara sebelum kemudian dia menjawab, "Udah dari kapan tau gue mintain id line dia."

"Terus?"

"Gak dikasih."

"Anjir." ujar Renjun disusul suara kekehan, "Ya minta lagi dong!"

"Tiap hari juga gue mintain, Njunnn." ujar Donghyuck, "Tapi dianya aja begitu! Gak pernah mau ngasih!"

Renjun tertawa seraya menepuk bahu Donghyuck, "Sabar ya, Hyuck." ujarnya yang membuat Donghyuck mendengus.

Tak terasa satu jam telah berlalu dan latihan basket baru saja selesai. Renjun pamit pada Donghyuck sebelum kemudian segera pergi untuk menemui kedua pacarnya. Sedangkan Donghyuck masih terduduk di tribun sambil memperhatikan Mark yang sedang mengelap wajahnya dengan handuk.

Donghyuck bisa melihat ada beberapa anak gadis yang menghampiri Mark dan Donghyuck sengaja menunggu lebih lama agar dia bisa memberikan botol minum yang dia bawa pada Mark.

Beberapa menit kemudian, ketika para gadis itu pergi, barulah Donghyuck berlari turun dari tribun dan langsung mengejar langkah Mark.

Ketika tepat berada dibelakang Mark, Donghyuck segera menepuk pundak Mark lumayan keras, membuat Mark sontak langsung berbalik badan.

"Hai! Kak Mark!" pekik Donghyuck riang.

"Hai, Donghyuck."

Donghyuck tersenyum, meskipun wajah Mark tidak menunjukkan ekspresi sesenang dirinya. "Ini buat kakak!" ujar Donghyuck sambil menyerahkan botol minuman dingin di tangannya.

Mark tersenyum tipis, "Makasih," ujarnya, "Tapi gue punya minum kok." lanjutnya sambil mengangkat botol yang dia genggam ke depan wajah Donghyuck.

Donghyuck mencebik, "Yah.. padahal aku beliin ini buat kakak." ujarnya.

"Kalo gitu jangan kasih ke gue dong, lo minum sendiri aja, itu kan belinya pake uang lo."

"Tapi aku beliinnya buat kakak." ujar Donghyuck masih dengan bibir mencebik, "Terima dong kak! Aku maksa nih!"

Mark terdiam sejenak sebelum kemudian menghela napas dan mengambil botol di tangan Donghyuck, membuat Donghyuck tersenyum puas.

"Yaudah.. makasih ya." ucap Mark yang langsung diangguki oleh Donghyuck.

"Sekarang... imbalannya." ujar Donghyuck

Mark mengernyit, "Hah? Imbalan?" tanyanya bingung.

Donghyuck tersenyum sambil mengangguk, "Mana hape kakak?" tanyanya.

"Hape? Lo mau ngapain?" tanyanya.

"Minuman itu," Donghyuck menunjuk minuman yang tadi dia berikan pada Mark, "Aku beli pake uang aku." ujarnya, "Berarti aku harus dapet imbalan karena udah beliin kakak minuman." jelasnya.

Mata Mark membelalak, "Dih? Apaan-"

"Sini! Hape kakak!"

Mark tidak tau kenapa, tapi dia dengan bodohnya langsung mengeluarkan ponselnya dari dalam saku dan memberikan benda itu pada Donghyuck.

Dia bisa melihat Donghyuck mengetikkan sesuatu di ponselnya sebelum kemudian mengambil ponselnya sendiri dan melakukan miss call.

"Nah, udah." Donghyuck menyerahkan kembali ponsel Mark dengan senyum yang tercetak jelas di wajahnya, "Jadi sekarang kakak punya nomer aku, dan aku juga punya nomer kakak!"
















.

.

Haechan super agresif mengejar gebetan :""))

Kiss Note✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang