8

9.7K 1.7K 236
                                    

"Kak, makan dong makanannya." ujar Donghyuck.

Mark berdeham pelan, tetapi matanya tidak kunjung lepas dari layar ponselnya.

Donghyuck mendengus. Menyodorkan segelas iced americano yang Mark pesan tadi ke hadapan si pemilik. "Minum kak." ujar Donghyuck.

"Hmm.. makasih." ujar Mark seraya mengangkat gelas yang tadi Donghyuck sodorkan padanya dan mendekatkan sedotan di gelas itu pada mulutnya. Sekali lagi, tanpa melepas pandangan dari layar ponsel. Bahkan jemari Mark malah semakin lincah mengetik disana.

"Kak, tau nggak kenapa aku ngajak kakak jalan?"

"Hm? Kenapa?" Mark balik bertanya.

Donghyuck mencebik, dan detik berikutnya dia merebut ponsel Mark dari tangan si pemilik, membuat mata Mark membulat kaget.

"Kenapa lo ngambil hape gue?" tanya Mark sambil menatap Donghycuk masih dengan ekspresi terkejut.

Donghyuck tersenyum tipis, "Biar kakak ngeliat aku." ujarnya.

Mark meneguk ludah. Tak bisa dia pungkiri kalau dirinya memang selalu melihat Donghyuck sebagai sosok yang sangat unik.

Mark mendengus pelan, "Lo mau apa sih dari gue, Hyuck?" tanyanya.

Donghyuck masih tersenyum, mengeluarkan sebuah buku dari dalam tas yang dibawanya.

Kiss note.

"Aku mau kakak denger aku cerita."

Mark mengernyit bingung, "Cerita?"

Donghyuck mengangguk mantap, "Dengerin, oke? Jangan nyela sebelum aku selesai cerita."

Meskipun masih bingung, pada akhirnya Mark pun tetap menganggukkan kepalanya. "Yaudah, gue dengerin."

Donghyuck tersenyum, "Aku nemu buku ini di jalanan pas pulang dari tempat les." Donghyuck membuka halaman paling belakang buku tersebut yang bertuliskan nama dan cara kerja kiss note sebelum memperlihatkannya pada Mark.

Mark mengernyit dan membaca kata yang tertulis disana, "Kiss note?" tanyanya pada Donghyuck.

Donghyuck mengangguk, "Kata Felix, ini buku penyihir," ujarnya, "Awalnya aku gak percaya," Donghyuck embuka halaman dimana nama Felix pernah dia catat di awal buku, "Tapi waktu aku nulis nama Felix di buku ini, tiba-tiba aja si Felix langsung nyium aku. Kayak orang linglung gitu, dia sendiri gak tau kenapa dia nyium aku."

Mark terdiam.

"Abis itu aku nyoba nulis nama kakak." jelas Donghyuck, "Tapi bahkan sampe seratus kali aku nulis nama kakak di buku ini, kakak kayak gak kena pengaruh sama sekali." lanjutnya, "Padahal pas aku coba sama Kak Lucas, Kak Jaehyun sama Hyunjin, semuanya bisa."

Mark masih terdiam.

"Cuma kakak doang yang gak bisa." lanjut Donghyuck.

Melihat Mark terdiam, Donghyuck pun jadi ikut terdiam. Sebenarnya dia mengharapkan reaksi dari Mark, reaksi apa Donghyuck juga tidak tahu, tapi yang Donghyuck tahu, dia cuma ingin mendapat reaksi.

Namun sayangnya, saat ini wajah orang yang disukainya itu malah tidak berekspresi sama sekali.

"Kak?" panggil Donghyuck.

Mark menghela napas pelan, "Lo bilang, tadi lo nyoba ke Lucas, Hyunjin sama Kak Jaehyun?"

Donghyuck mengangguk, "Iya."

"Tapi ke gue gak bisa?" tanya Mark memastikan.

Lagi-lagi Donghyuck mengangguk, "Aku gak tau kakak pake penangkal atau apa, tapi—"

Donghyuck tidak dapat melanjutkan kalimatnya ketika tiba-tiba dia merasakan eksistensi sebuah benda kenyal nan hangat yang menempel di atas bibirnya. Ditambah dengan tangan Mark yang menahan tengkuknya, membuat Donghyuck bergeming.

Pikirannya berkecamuk, tapi di saat yang bersamaan juga tidak bekerja sama sekali.

Otaknya benar-benar kosong.













.

.

sekilas info.

bentar lagi kelar yeyy. udah bisa ditebak lah ya akhirnya. wkwkwk

Kiss Note✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang