2. Manusia Biasa

11 1 0
                                    

Aku manusia biasa yang baru saja menyadari betapa indahnya dirimu dengan sesederhana itu.

Indahnya Dirimu
-HIVI!

---


Keramaian. Entah mengapa Bhumi bukan salah satu orang yang menyukai hal itu. Ia bukan orang pemalu atau kuper. Hanya saja, ia merasa nyaman jika di tempat yang tenang dan jauh dari kebisingan. Apalagi ditambah hujan. Itu adalah suasana yang paling disukai oleh Bhumi.

Pertandingan selesai dua jam yang lalu dan sekarang waktu  menunjukkan pukul dua siang. Setelah sesi foto antara Alde dan para penggemar tuntas, mereka bergegas menuju ke suatu tempat setelah Bhumi memberi tahu, bahwa seseorang meminta mereka untuk mampir ke tempat itu. Sebenarnya tanpa diminta pun, mereka berniat untuk pergi ke sana.

Lentera Cake dan Bakery

Sebuah toko kue yang sudah berdiri selama dua tahun dan tidak pernah sepi pembeli. Terdiri atas tiga lantai. Lantai satu adalah dapur dan beberapa bangku serta meja untuk para pengunjung yang ingin makan di sana. Lantai dua dan tiga adalah tempat beraneka macam kue dan roti yang diletakkan dalam lemari kaca. Bukan hanya rasanya yang lezat, tetapi nuansa toko yang indah serta keramahan para pekerja membuat pelanggan betah berlama-lama meski hanya untuk membeli sebuah kue atau sekadar duduk bersama kawan-kawan sembari melepas penat dari aktivitas sehari-hari. Red velvet oreo, brownies, dan pancake apple adalah menu andalan toko itu.

Leonid menepikan mobil VW Combi Dakota Jerman 1973 merah yang dikendarainya di parkiran, kemudian mengajak Bhumi dan Alde untuk bergegas menuju toko tersebut. Kesan pertama saat melihat toko itu dari luar adalah catnya yang berwarna merah muda soft cukup menumbuhkan nuansa nyaman dan tenang bagi yang melihatnya. Banyak bunga matahari serta beberapa lentera kecil terletak di luar sebagai dekorasi. Beberapa bangku yang ada di teras akan memanjakan mata pengunjung yang duduk santai sambil melihat ramainya jalan Yogyakarta hari ini.

Seperti biasa, beberapa pelanggan mengalihkan perhatian kepada Leonid ketika mereka bertiga baru saja melangkahkan kaki masuk ke lantai satu. Memang diantara mereka bertiga, Leonid yang katanya paling tampan. Mirip Vino G Bastian, itu opini Leonid sepihak dan paten.

Alde yang bosan dengan tingkah Leonid yang mulai menggoda para pelanggan segera berlalu dan bertanya pada salah satu pegawai.

"Rianti! Sepupu saya mana?" tanya Alde pada seorang gadis yang dua tahun lebih muda darinya.

Gadis berambut keriting sebahu  itu menghentikan kegiatannya yang sedang membersihkan salah satu meja. "Kak Lentera sedang di ruangannya, Kak Alde," ujarnya kemudian melanjutkan pekerjaannya lagi.

Bhumi, Alde, dan Leonid sering berkunjung ke toko bahkan mereka yang ikut mendekorasi toko ini, sehingga para pegawai sudah hafal dengan mereka, terutama pada Leonid.

Alde menuju ruangan sepupunya  di lantai satu bagian belakang yang hanya dipisahkan lahan taman kecil.

Alde sampai di depan suatu ruangan yang bagian pintunya terdapat gantungan kayu bertuliskan "LA". Dengan hati-hati, ia mengetuk pintu itu. Setelah ketukan yang kedua, sebuah suara mengizinkannya untuk masuk.

"Al! Masuk saja! Sudah aku bilang berapa kali? Tidak usah formal begitu. Kita kan sepupuan. Aku tau itu kamu karena hanya kamu yang mengetuk pintu ruanganku dengan nada seperti itu," tuturnya dengan nada yang begitu lembut. Sebenarnya ia sedikit jengkel pada Alde yang selalu mengetuk pintu ruangannya dengan keras, sehingga lebih mirip suara gedoran daripada ketukan.

Yang diomeli malah memberikan cengiran, tidak merasa bersalah sama sekali. Menurut Alde,  sepupunya ini wanita berhati lembut yang jarang marah, mirip dengan ibu dan pamannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 22, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DETAKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang