Eps 7

4.9K 576 46
                                    

.
.
.
🔫❤🔫❤🔫
" Rich Man "
🔫❤🔫❤🔫
.
.
.


Kini Chanyeol sudah berbaring diranjangnya, wajahnya pucat, tubuhnya yang dingin sudah dibalutin pakaian hangat. Aku menyelimuti tubuh besarnya itu.

Tadi aku sungguh terkejut melihat dia yang sudah pingsan dibath up yang sudah dipenuhi air, beruntung Luhan langsung menekan dadanya berkali-kali dan membuatnya langsung sadar serta memuntahkan air yang sudah masuk kedalam tubuhnya.

Sehun dan Kai membantunya untuk dipindahkan keranjang, aku memakaikan baju kepada Chanyeol. Chanyeol hanya diam tak bergerak sedikitpun.

"kalian keluarlah" perintahku yang masih duduk ditepi ranjang tak berniat menatap Sehun, Kai dan Luhan.

Mereka keluar atas perintahku, aku menatap Chanyeol yang kini matanya sayu menatap langit-langit ruangan ini.

"hei" Aku memanggilnya tetapi dia tak memberikan respon apa-apa. Aku meraih tangannya, dingin dan kaku.

"Chanyeol-ah" sapaku lagi. Chanyeol kini melirikku dan dia membelakangiku. "hei, ada apa?" tanyaku

"kau habis membunuh seseorang kan?" Tanyanya. Aku mengerutkan keningku, aku tidak membunuh siapapun hari ini.

Dia menoleh "kau iya! Aku dengar teriakan itu!" bentaknya. Aku terdiam dan menatapnya, "aku benci teriakan kesakitan!!!" Bentaknya lagi.

Akupun terdiam, "bahkan aku mau mati saja biar tidak mendengar suara teriakan yang begitu menyakitkan" katanya lagi tapi kini nadanya terdengar lirih.

Aku menghela nafas dan mengusap kepalanya "mian sudah membangkitkan traumamu lagi" entah mengapa aku malah mengasihaninya dan mengusap kepalanya.

Dia terdiam dan memejamkan matanya kembali. Aku tersenyum tipis, hatiku menghangat melihat dirinya yang tidur dengan tenang.

Aku keluar dari ruangan ini. Luhan, sehun dan kai ternyata menungguku didepan kamar ini, "aku mendengar Chanyeol marah" Kata Luhan dan diangguki kaihun.

"ya dia marah padaku karena aku telah membangkitkan traumanya kembali" Kataku sambil berjalan untuk duduk disofa.

"memangnya dia siapa?" Gumam sehun kesal yang dapat didengar kita ber3. Aku menghela nafas "entahlah, kau tahu? Aku tak bisa membentaknya kembali" Kataku dengan nada datarku.

"seorang Byun Baexian tidak melukai seseorang yang sudah membentaknya? Wahh daebak!" Kata Kai langsung bertepuk tangan dan bodohnya Sehun dan luhan ikut bertepuk tangan.

"jika kalian masih sayang dengan tangan kalian berhentilah bertepuk tangan" Kata Baekhyun menatap tajam sehun, Luhan dan kai.

Mereka langsung terdiam dan tak berani untuk melakukan hal konyol lagi. Baekhyun menatap Sehun, "urus namja itu, tetap tanyakan alasan dia mengganggu Chanyeol serta dari kelompok mafia apa" Setelah mengucapan kata itu aku memilih untuk kekamarnya.

Entah kenapa pikirannya terus melayang memikirkan seorang Park Chanyeol, namja yang ia temui dan ia kasihani. Hatinya menghangat melihat chanyeol tersenyum, wajahnya ketika polos, tenang. Tetapi hatinya akan sakit melihat ia yang ketakutan, trauma, dan menangis.

Aku meloncat-loncat kecil ditempat, "tidak baekhyun! Kau tidak boleh begini! Dia orang asing!" Gumamnya kepada dirinya sendiri.
.

.
.
.

.
Keesokan harinya
07.00KST

Aku keluar dari kamarku, sudah rapih dengan setelan kantorku. Aku menenteng tas laptop yang isinya ada data penting perusahaan lain dan laptop epel ku. Dilenganku, aku sampirkan jas kantor yang belum aku pakai

Mafia (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang