03. Universe

120 15 0
                                    

Sebuah bintang jatuh adalah hal yang sangat klise jika diartikan tempat untung menggantungkan harapan. Bintang yang bertebaran di langit Istana ini menjadi menjadi begitu indah jika membayangkan senyuman seseorang. Harry merasa semestanya menjadi begitu puitis sejak menemukan belahan jiwanya. Tak seperti biasanya ia melamun dibalik jendela. Ia tersebut dengan seorang pangeran yang begitu dingin dan tidak memiliki hati nurani. Dia mahfum kalau ia dan Rosè adalah dua poros yang begitu berbeda. Harry adalah seorang pangeran dari dunia mimpi dan Rosè hanyalah manusia biasa dengan takdir istimewa.

Tuhan memberi takdir istimewa kepada keduanya walau harusnya itu tidak terjadi. Rosè sewajarnya hidup dengan manusia, dan Harry harusnya tidak pergi ke dunia nyata dan memulai segalanya. Namun ia tak pernah menyesali perjuangannya bertahun-tahun. Ia hanya menikmati skenario takdir yang menuntunnya kepada sosok yang istimewa. Ia akan berusaha yang terbaik sampai akhir.

"Jika sudah memulai, kau tahu kan bahwa kau tidak bisa mengakhirinya?"

Seorang wanita terbalut gaun putih menghampiri Harry diantara hatinya yang tengah berada di musim semi.

"Aku tahu ibu"

"Kalau sudah mantap, kau bisa pergi tanpa mengkhawatirkan apapun. Tapi jika tidak, tinggallah. Jalani takdir yang seharusnya"

"Aku sudah sejauh ini, mana mungkin berhenti? Jangan khawatirkan aku"

"Ibu hanya tidak ingin kau menyesal nantinya, sayang"

"Takdir mempertemukanku dengan orang luar biasa ibu, justru aku akan sangat menyesal jika tak bisa memilikinya" ucapnya tersenyum.

Untuk sesosok Ratu Clarion, melihat pangeran Harry seperti ini adalah hal yang begitu langka. Sebagai seorang ibu, ia tak mau menghilangkan senyum yang terukir di bibir sang putra.

"Lalu dengan puteri Diurus?"

"Ibu tahu? Terkadang kita harus terjatuh agar bisa bangkit, kita harus terpuruk agar bisa menjadi seseorang yang lebih kuat, dan kita harus pernah sakit agar bisa sembuh. Mungkin puteri Diurus bukan untukku, dia sudah menjadi milik temanku"

"Anakku masih menyimpan dendam pada pangeran Sony"

Harry terkekeh pelan, "Tentu saja tidak, sudahlah bu"

"Ingat anakku, dunia kita dan dunia wanita yang kau cintai sangat berbeda. Kita tidak pernah mati, sedangkan dia akan mati. Kau tahu itu kan? Apa kau siap jika tuhan mengambilnya dari pelukanmu?"

"Bu, aku percaya bahwa tuhan sangat mencintai setiap ciptaannya di dunia manapun. Jika ia mengambilnya dariku, maharencana indahnya akan menuntunku untuk kembali mengeja bahagia"

Ratu Clarion tersenyum, ia mengamini.

•••

"Sepertinya kau sibuk sekali"

Rosè terlonjak kaget seketika saat ia mendengar suara berat khas milik seseorang. Ia memutar kursi kerja dan mendapati Harry yang tengah berdiri diantara senyum manisnya.

"Sepertinya kau tidak tahu tentang penemuan masa kini yang dinamakan ponsel ya? Hubungi aku dahulu, aku begitu terkejut kau selalu datang tiba-tiba"

"Kau tahu? Aku hanya ingin mengajarkanmu pada keajaiban. Manusia tergantung pada alat, sedangkan aku bisa membuat seluruh dunia tunduk padaku hanya dalam sekali berkedip"

"Tentu saja, hidup dunia manusia tidak mudah. Aku harus mencari uang agar bisa terus hidup, jika tidak aku mungkin akan mati dengan cepat"

Harry tertawa, ia hampir lupa bahwa Rosè adalah seorang manusia. Ia menepuk dahinya sendiri merasa bodoh, baru kali ini ia merasa bahagia karena berdebat. Debat yang begitu manis.

Dream catcher ❌ LTYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang