Geheimnis

1.3K 157 21
                                    

Andai saja kejadian itu tidak pernah ada,

bukan,

andai saja mereka tidak pernah saling mengetahui perasaannya masing - masing,

Bukan,

Andai saja jihoon maupun woojin tidak memiliki perasaan yang lebih dari sahabat,

Atau

Mereka tidak pernah saling bertemu.

Mungkin keduanya tidak akan pernah merasakan sesakit ini.

Jihoon yang terus menerus menangis dan ingin membenci woojin namun tidak bisa, sedangkan woojin yang berusaha untuk tidak peduli dan melupakan semua perasaanya, namun yang terjadi adalah nihil.

Mereka berdua benar - benar egois.

"Aku pun, tolong jangan menangis jihoon" alih - alih tidak kuat melihat jihoon mengeluarkan air mata nya, woojin dengan segera meninggalkan jihoon yang masih mematung.

Ia melihat woojin pergi begitu saja, menatap punggu laki - laki itu yang semakin lama semakin menghilang,

Benar, semua kejadian itu seharusnya tidak terjadi.

"Woojin....

woojin yang mempercepat langkahnya terhenti begitu saja ketika seseorang memanggil namanya, ia kaget melihat hyungseob yang kini berdiri dihadapannya, "hyungseob?"

"Apa kau akhirnya bertemu dengan jihoon?"

Manik matanya tertuju langsung pada hyungseob, bagaimana bisa kekasihnya itu tahu bahwa dirinya belum pernah sama sekali bertemu dengan jihoon sejak lima hari yang lalu.......

"Ingin meminum kopi dengan ku dikantin ini?"

Ya, woojin menurutinya dan mereka kini berada di salah satu kantin rumah sakit. Keduanya hening tidak berbicara satu katapun, woojin terdiam dengan tangan yang mengaduk kopi tanpa ia sadari sedangkan hyungseob menatap kekasihnya itu dengan iba,

"Woojin......bagaimana keadaan jihoon?"

Woojin tidak merespon apapun dari pertanyaannya, hyungseob mencoba untuk membuang nafasnya dengan pelan dan menggenggam tangan woojin,

"woojin"

Woojin sadar, ia segera menoleh ke hyungseob,

"Eh? Ada apa hyungseob?"

"Bagaimana keadaan jihoon?"

Woojin menatap hyungseob sedikit lama sebelum perkataannya keluar, "dia membaik ini semua berkat daniel, kekasihnya"

Woojin menambahkan perkataannya, "syukurlah"

"Apa kau baik - baik saja?"

"Tentu" ia tersenyum, "aku baik - baik saja"

Hyungseob mengeratkan genggamannya ditangan woojin, ia tersenyum kepada kekasihnya itu, "aku tahu semuanya woojin"

Ia mememjamkan matanya untuk beberapa detik dan kembali menatap woojin,

"Kau mencintai jihoon bukan?"

Ya, hyungseob tahu. Bahkan ia merasakannya.

Elígeme, Por Favor! • 2PARK • Woojin x JihoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang