7. Little Piece of Heaven (1)

21 0 0
                                    

Author's POV

Saat itu sedang pelajaran biologi, di kelas 11 Ipa 2.
Pak Rey, guru Biologi hanya diam di tempat tanpa melakukan apapun. Ya bisa dikatakan mereka sedang free les.
Sabrina yang duduk di depan Vino itu memutar badannya sedikit menghadap ke belakang.
Vino sedang memainkan game di hpnya.
Sebenarnya sudah seminggu Sabrina dipindahkan ke depan Vino. Tapi mereka tidak pernah berbicara sepatah kata pun.
"Vin", Sabrina pura-pura memainkan hpnya.
"Hm?", Vino hanya bergumam lalu menatap Sabrina sebentar.
"Vin"
"Hm?"
Ini kenapa sih kok dipanggil cuma hm hm gak penasaran apa ya gue mau bilang apa----batin Sabrina.
Ketiga kalinya Sabrina memanggil Vino.
"Vin"
"Hm?", tapi Vino menengadah dan menatap wajah Sabrina. Mereka saling memandang sebentar, memalingkan wajah, lalu tidak mengatakan apapun.
Ya sebenarnya Sabrina tidak mau mengatakan apa-apa.
Dia hanya ingin melihat wajahnya.
Memeriksa.
Apakah tatapan itu masih sama atau berbeda.
Apakah tatapan itu masih bisa diberikan kepadanya.
Sabrina hanya memutar badannya kembali menghadap papan tulis dan mengerjakan tugas Matematikanya yang belum selesai. Pak Rey benar-benar diam di depan kelas dan tidak peduli dengan apapun yang dikerjakan muridnya.

Terkadang hal-hal kecil yang bodoh seperti itu sering dilakukan Sabrina.
Hanya untuk melihat Vino menatapnya.
Entah esensi apa yang dirasakannya.
Setidaknya dia hanya ingin membuat Vino sadar, bahwa Sabrina adalah nyata. Dia bukan hanya sekedar teman chatting atau voice call.
Sabrina nyata, dan Sabrina memang ada untuknya.

*********

Vino's POV

Gue datang ke kelas dengan sejuta pikiran dan khayalan.
Ini hari Sabtu dan gue sebenarnya ingin sekali tidur di rumah.
Hanya seseorang yang buat gue lumayan semangat untuk datang ke sekolah ini.
Teman.
Baik teman laki-laki gue ataupun teman yang--lo semua pasti ngerti apa maksud gue.
Gadis ini sebenarnya menarik, periang, pintar, tapi ya ada spasi di antara kami:
Spasi itu adalah "teman".
Ya mau sampai kapan gue meyakinkan perasaan bahwa kami hanya berteman, tidak lebih.
Mau sampai kapan dia tahu, bahwa spasi ini sangat ingin gue hapus dan gue ingin selalu bersamanya.
Dan mau sampai kapan gue ragu....

********

Sabrina's POV

Gue merasakan kehadirannya.
Yang mengusir sepi dan membangunkan semangat lagi.
Yang membuat gue lupa sejenak sama apa yang sudah gue hadapi.
Rendy.
Kira-kira sudah 2 bulan gue dekat dengan dia. Gue mulai menyukai hal-hal kecil tentang dia.
Rendy berbeda kelas dengan gue, walaupun beda kelas, kita sering komunikasi dan bertukar pikiran.
Rendy cukup membuat gue nyaman.
Walaupun sebenarnya masih ada sejuta pertanyaan yang mau gue tanyakan.
Bukan untuk Rendy.
Gue mau mempertanyakan sejuta pertanyaan untuk...
Vino
Gue ragu.
Apakah gue akan terus tetap menjadi pengagum rahasia Vino atau gue mencoba dekat dengan Rendy?
Ya walaupun gue takut bakalan mendapat kegagalan di keduanya.
Karena, ya gue apalah coba?
Hanya gadis sederhana yang gak pernah dandan ke sekolah dan hanya bisa menatap dan tersenyum dari jauh.......

=============

Akhirnya kembali lagi.
Happy reading!

StayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang